res : Apakah kalau semua aparatur rezim berhemat berarti ikat pinggang rakyat 
kecil harus dikencangkan? Lantas bagaimana dengan pernyataan menteri keuangan 
Sri Muljani : “menjadi momok dan solusinya melalui APBN” 
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161025175234-78-167903/kemiskinan-jadi-momok-sri-mulyani-janjikan-solusi-lewat-apbn/
  

http://www.antaranews.com/berita/592646/wapres-minta-2017-semua-aparatur-pemerintah-berhemat

Wapres minta 2017 semua aparatur pemerintah berhemat
Kamis, 27 Oktober 2016 13:09 WIB | 2.115 Views
Pewarta: Desi Purnamawati 
 
Wapres Jusuf Kalla (ANTARA /Yudhi Mahatma)
  Biaya birokrasi tinggi, dan 20 persen dari anggaran untuk bayar utang dan 
cicilan. APBN yang disetujui tidak mampu mendorong ekonomi jadi sektor 
pembangunan yang lebih akseleratif, itu keadaan yang kita hadapi artinya maka 
solusinya adalah semua haru 
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta semua aparatur 
pemerintah untuk berhemat pada 2017 karena semakin tingginya beban pengeluaran 
sementara APBN berkurang.

"Biaya birokrasi tinggi, dan 20 persen dari anggaran untuk bayar utang dan 
cicilan. APBN yang disetujui tidak mampu mendorong ekonomi jadi sektor 
pembangunan yang lebih akseleratif, itu keadaan yang kita hadapi artinya maka 
solusinya adalah semua harus berhemat," kata Wapres di Jakarta, Kamis. 

Wapres saat memberikan ceramah kunci pada Tempo Economic Breifing juga 
memerintahkan agar para kepala daerah harus mengurangi biaya yang selama ini 
lebih banyak untuk pelayanan internal dan birokrasi.

Wapres merincikan, karena biaya birokrasi yang tinggi berefek pada banyaknya 
utang, bayar cicilan, bayar pokok, yang diperkirakan tahun depan hampir Rp500 
triliun. Akibatnya postur RAPBN 2017, yang disepakati belanja negara sebesar 
Rp2.080 triliun tidak mampu mendorong ekonomi.

Namun pemerintah tetap berkomitmen pada pelayanan masyarakat dengan menaikkan 
subsidi masyarakat seperti melalui biaya kesehatan dan pendidikan.

"Ini menjadi bagian untuk menutup ketimpangan keadilan, tetapi di lain pihak 
tentu mengurangi anggaran untuk pembangunan," katanya.

Badan Anggaran (Banggar) DPR dan pemerintah menyepakati naskah Rancangan 
Undang-Undang APBN 2017 dibawa ke sidang paripurna parlemen pada Rabu (26/10).

Dalam postur RAPBN 2017, pemerintah dan Banggar DPR menyepakati belanja negara 
sebesar Rp2.080 triliun terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp1.315,5 triliun 
dan belanja transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp764,9 triliun.

Komponen belanja pemerintah pusat antara lain belanja kementerian/lembaga (K/L) 
disepakati sebesar Rp763,6 triliun dan non-K/L Rp552 triliun. Sedangkan, 
pendapatan negara disepakati Rp1.750,3 triliun.

Dari pendapatan itu, penerimaan pajak ditargetkan Rp1.498,9 triliun dan 
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp250 triliun, serta hibah Rp1,4 triliun.

Adapun defisit anggaran yang ingin dikendalikan pemerintah adalah maksimal 2,41 
persen dari produk domestik bruto atau sebesar Rp330,2 triliun. 
Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2016

Kirim email ke