Bung Marco,
Tzu Chi punya rumah sakit di Taiwan. Dokter-dokternya kebanyakan justru
orang-orang kristen.
Tzu Chi di Jakarta punya pengobatan tusuk jarum dan pendidikan tusuk jarum.
Tzu Chi di Jakarta bantu satu Yayasan Yatim Piatu islam dan sekolahan anak2
yatim piatu ini
Guru-guru dari Sekolah integrated Pa Hoa ( dari Taman Kanak2 hingga SMA)
belajar Buddhisme
pada Buddhis Tzu Chi, tetapi agama Buddha tidak diajarkan di sekolah Pa
Hoa. Yang diajarkan
adalah pelajaran etika Di Zi Gui, yang di Pa Hoa dikembangkan dengan
penjelasan cerita kanak2
Indonesia.
Sekolah Pa Hoa baru di Serpong sekarang muridnya dari Taman Kanak2 sd. SMA
mencapai lebih
dari 4000 orang. Sekolah ini dibangun oleh ex alumni sekolah Pa Hoa.
Sekolah lamanya disita di
jaman Suharto.
Sekolah Pa Hoa adalah Sekolah pertama yang didirikan pada tahun 1901 oleh
perkumpulan Tiong
Hoa Hwee Koan setahun setelah berdirinya perkumpulan tersebut. Waktu itu
anak2 etnis Tiong
Hoa tidak boleh belajar di sekolah Ongko loro dan Ongko Siji untuk
"Inlanders", juga tidak boleh
masuk ke Europesche School untuk anak2 Belanda. Yang bisa masuk ke
Europesche School
hanya anak2 bangsawan ( Bupati, pejabat2 "Inlanders"bergaji tinggi) dan
anak2 Mayor/kapitein/
Luitenant der Chinezen yang sebelum masuk sekolah di rumah sudah diajari
bahasa Belanda
dengan memanggil guru privat. Ada juga beberapa yang bisa masuk sekolah
Zending seperti
di Bogor. Juga tidak boleh masuk Inlandse School, yang hanya untuk golongan
priyayi.
Karena sekolah yang didirikan Kong Koan dari Dewan yang dikepalai
Mayor/Kapitein der Chinezen
 mutunya jelek sekali, hanya menghafal tekst kuno, muridnya banyak yang
mbolos tidak termotivasi.
Sekolah THHK didirikan dengan konsep modern,. meniru pendidikan di Jepang,
dan sistem terbaru
di Tiongkok.
Sekolah THHK ini didirikan di jalan Patekoan, jadi terkenalnya sebagai
Patekoan THHK, disingkat
jadi Pa Hoa. Kemudian di kota2 lain juga didirikan sekolah THHK. Belanda
jadi takut kalau etnis
Tionghoa berkiblat ke Tiongkok. jadi HCS ( Hollands Chinese School)
didirikan di mana mana.
Banyak murid2 THHK pindah ke HCS supaya mudah bisa kerja di perusahaan
Belanda.
Sekarang Summarecon Agung sedang membangun setapak demi setapak daerah
Gedebage di
Bandung. ITB minta sumbangan. Diberi 2 ha tanah untuk dibangun sendiri.
Salah satu pendiri
Summarecon memang alumni ITB, dan walikotanya Kamil, juga lulusan ITB.
Salam,
KH

2016-12-05 23:54 GMT+01:00 Marco 45665 <comoprim...@gmail.com>:

> *Manusia sederhana Berhati Emas*   *- dan  Bukan Kata2  Yang Maha Besar
> dngan Isi dan Makna yang kosong * *yang didengunkan dengan Emosi yang
> berapi2  i seperti yang biasa disemburkan oleh HABIB RIZIEK .*..*sampai
> Mikrophone dihadapanya  ikut TERBAKAR  kepanasan...*. )*,...... melainkan
> KATA2 KECIL sederhana , tapi dengan ARTI LUHUR DAN PERBUATAN YANG MAHA
> BESAR yang dilakukan oleh sosok manusia sederhana >  Suginato
> Kusuma  alias Aguan <http://www.tribunnews.com/tag/aguan> ini.*
>
>
>
>
> 2016-12-05 23:17 GMT+01:00 kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com>:
>
>>
>>
>> Pengusaha real estate yang sudah puluhan tahun mendukung Tsu Zhi adalah
>> Summarecon Agung. Di kamar hotel kelapa Gading dari Summarecon Agung
>> disediakan buku agama Buddha Tsu Zhi.
>> A Guan sebagai pengusaha real estate besar baru agak belakangan membantu
>> Tsu Zhi
>>
>> 2016-12-05 22:34 GMT+01:00 jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <
>> GELORA45@yahoogroups.com>:
>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> Tzu Chi Mampu Jalankan Bakti Sosialnya Selama 38 Tahun lebih Jelas
>>> Sugianto Kusuma
>>> <http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/12/03/tzu-chi-mampu-jalankan-bakti-sosialnya-selama-38-tahun-lebih-jelas-sugianto-kusuma>
>>>
>>> Sabtu, 3 Desember 2016 20:27 WIB
>>>
>>> [image: Tzu Chi Mampu Jalankan Bakti Sosialnya Selama 38 Tahun lebih
>>> Jelas Sugianto Kusuma]
>>>
>>> Sugianto Kusuma
>>>
>>>
>>> *TRIBUNNEWS.COM <http://TRIBUNNEWS.COM>, JAKARTA* - Sebagai salah satu
>>> relawan sekaligus menjabat Wakil Ketua Yayasan Budha Tzu Chi, Sugianto
>>> Kusuma <http://www.tribunnews.com/tag/sugianto-kusuma> alias Aguan
>>> <http://www.tribunnews.com/tag/aguan> mengaku tidak pernah mau berhenti
>>> untuk menjalankan misi kemanusian.
>>>
>>> Menurutnya, Tzu Chi memang sengaja hadir di tengah-tengah hiruk pikuk
>>> sulitnya perekonomian masyarakat miskin baik di dunia maupun Indonesia.
>>>
>>> “Dengan berpegang teguh pada semangat kebersamaan dalam sepenanggungan
>>> dan sependeritaan dari Sang Buddha, Tzu Chi mampu menjalankan bakti
>>> sosialnya selama 38 tahun lebih,” ungkap Sugianto Kusuma
>>> <http://www.tribunnews.com/tag/sugianto-kusuma> saat dihubungi Sabtu
>>> (3/12) malam.
>>>
>>> Menurut pengusaha Agung Sedayu Group ini, Tzu Chi bagaikan samudera luas
>>> yang mampu menampung seluruh aliran anak sungai, semua orang dengan usia,
>>> pengetahuan, profesi dan latar-belakang yang berbeda.
>>>
>>> “Kami ingin membuktikan kekuatan dari sirkulasi Kebajikan, dengan cara
>>> ikut bergabung ke dalam barisan sebagai penyumbang dan merasakan kepuasan
>>> dari implementasi sikap. Sesuai misi, melakukan dengan ikhlas dan menerima
>>> dengan suka cita,” urainya.
>>>
>>> Aguan menambahkan, semua insan Tzu Chi selalu dengan senang hati dan
>>> tanpa menyesal, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pemberian bantuan
>>> kemiskinan dan darurat, perlindungan kesehatan, memperkokoh dasar
>>> pendidikan dan kegiatan sosial budaya.
>>>
>>> Atas usaha dan kerja kerasnya, lanjut Aguan
>>> <http://www.tribunnews.com/tag/aguan>, kini Budha Tzu Chi berhasil
>>> menjadi corong bagi yayasan-yayasan kemanusiaan lainnya.
>>>
>>> “Saat ini Tzu Chi memiliki lebih dari 4000 orang relawan dan memiliki
>>> kantor 10 cabang seluruh Indonesia. Sementara di dunia, khusus di Amerika
>>> Serikat saja hampir disetiap kotanya ada kantor cabang Tzu Chi,” tutup 
>>> Sugianto
>>> Kusuma <http://www.tribunnews.com/tag/sugianto-kusuma>.
>>>
>>> Editor: Toni Bramantoro
>>>
>>>
>>>
>> 
>>
>
>

Kirim email ke