Yaa, ... saya juga baca tulisan ahli-ekonom Jepang yang menyatakankeluarnya AS 
dari TPP membuktikan kegagalan usaha AS menyudutkan RRT, tapi Jepang yang jadi 
kelimpungan. Bahkan dengan kebijakan proteksionisme yang dijalanjkan Trump 
justru akan membuka peluang lebih besar bagi RRT berkembang, ... sebaliknya AS 
akan mengalami lebih banyak kesulitan dengan tutup-pintuisme begitu. 

Dengar berita TV barusan malah 12 negara yang sudah gabung TPP mengajak RRT dan 
Indonesia gabung, Hehehee, ...

Apapun politik kebijakan yang diambil Trump dalam percaturan dunia, hendaknya 
tidak sampai buat kegoncangan dan kegaduhan yang lebih parah saja, deh! 
Sebentar lagi memasuki Tahun Ayam, Ayam-Api yang biasa diibaratkan 
kehangatan-persahabatan, jadi dunia bisa mamasuki kedamaian dan hidup lebih 
harmonis, ... bukan seperti ayam adu maunya berkelahi saja!

Salam-damai,
ChanCT


From: jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Wednesday, January 25, 2017 12:18 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com 
Subject: Re: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global 
Times

  
 

Keluarnya AS dari TPP sebenarnya justru menguntungkan Tiongkok. Waktu Obama 
mendirikan TPP sebenarnya tujuannya utk menghadapi dominasi perdagangan 
Tiongkok didaerah itu, bisa dilihat disana Tiongkok bukan anggota TPP. Apa yg 
dilakukan Trump pada dasarnya tindakan ngaco yg mengubah tatanan dunia saat 
ini, terbukti dengan segera Australia dan Selandia Baru mengajak Tiongkok 
bergabung ke TPP.

Coba baca ini:
Amerika Serikat Keluar dari TPP, Tiongkok Dominasi Perdagangan Global
Trump Mundur, Australia dan Selandia Baru Dorong Tiongkok dan Indonesia


---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote :


Satu pencerahan yang sangat baik, GLOBALISASI tidak berarti IMPERIALISME! Dan 
globalisasi inilah yang justru hendak digencarkan Xi didepan Forum Ekonomi 
Dunia Davos minggu yl ini. Bagaimana negara-negara didunia ini lebih mempererat 
kerjasama, bukan seperti Trump justru akan menjalankan kibijaksanaan 
konservatif nya yang menjurus ke proteksionisme, untuk mendahulukan dan 
melindungi AS!

Yang juga cukup menarik diperhatikan, Trump menuduh RRT selama ini tidak 
menjalankan liberalisme dalam dunia perdagangannya, masih saja dikendalikan 
oleh pemerintah dengan ketat. Jadi untuk mengurangi kerugian yang diderita AS, 
Trump untuk melindungi produksi AS sendiri akan menaikkan pajak utk barang dari 
Tiongkok. Padahal sudah lama sementara orang menyatakan, sehubungan dengan 
perdagangan RRT-AS ini, yang sangat dirugikan sebetulnya RRT. Bagaimana 
produksi Tiongkok bisa dijual MURAH di AS, bahkan untuk sementara barang, 
seperti Levi’s di AS sekitar 35$ (tidak sampai 300 Yuan) tapi di Tiongkok 
sendiri harus bayar 700 Yuan. Jadi, bisa lebih murah beli di AS dan jelas 
SANGAT menguntungkan rakyat AS dan dengan begitu berarti sangat merugikan tentu 
rakyat Tiongkok yang harus bayar mahal untuk hasil kerja produksinyanya 
sendiri? Saya tidak mengerti mengapa bisa terjadi begitu, dan tentunya yang 
pasti majikan yang sangat diuntungkan?

Jadi, saya perhatikan apa yang dijalankan pemerintah RRT dibidang ekonomi, 
dalam usaha perdagangan didunia juga tidak jalankan liberalisme, membiarkan 
berlangsung sesuai hukum pasar, termasuk harga barang, ... bahkan Xi dengan 
politik “Jalan Sutera” nya yang berprinsip “Maju Bersama dan Untung Bersama” 
terhadap negara-negara didunia, sebagai usaha mendorong maju ekonomi didunia. 
Hanya saja saya juga meloihat politik RRT dengan “Jalan Sutera” nya didunia ini 
juga masih menghadapi TANTANGAN berat, menghadapi ganjelan dan dihadang oleh 
banyak negara yang masih hendak pertahankan hegemoni AS. Masih saja meragukan 
ketulusan hati RRT yang komunis itu tidak bedanya dengan imperialisme juga. 

Salam,
ChanCT


From: nesare1@... [GELORA45]
Sent: Tuesday, January 24, 2017 11:11 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global 
Times

  
Gak bisa semua barang dibikin dalam suatu negara. Tidak mungkin!

Makanya ada teori comparative advantage dalam ilmu ekonomi.


Negara akan memproduksi barang2 yang mempunyai comparative advantage lebih 
tinggi.

Ngapain bikin produk yang lebih jelek dan lebih mahal drpd import?

Mau produksipun, belum tentu sum ber daya mencukupi/memadai baik dari segi 
sumber daya alam maupun manusianya.


Disinilah konsep globalisasi terjadi.

Bagi mereka yang tidak mau adanya globalisasi, itu namanya mau hidup tertutup. 
Mereka salah kaprah telah mencap arti globalisasi sebagai imperialism. Bukan 
ini dasar pemikirannya. Secara alamiah orang dagang sudah dari dulu mulai dari 
barter. Barter barang itu adalah prinsip dagang yang paling kuno. Masalah 
selanjutnya apakah globalisasi menguntungkan pemilik modal dan negara yg lebih 
maju, itu masalah kelanjutannya. Ini yg harus dikritik. Tetapi bukan 
mencacimaki globalisasi itu sendiri.


Ya boleh2 saja seperti trump teriak2 proteksionis. Tapi lihat saja negara lain 
memangnya tidak bisa proteksionisme juga. Ini kan masalah reciprocal/give and 
take. Kalau USA gak mau import barang RRT, tentunya RRT juga bisa tidak mau 
import barang USA. Ini namanya perang dagang. Ini yg ditakuti oleh dunia global 
sbg ancaman stabilitas dunia.


Setelah trump teriak2 pakai produk dalam negeri dan mau produksi didalam 
negeri, memangnya akan menaikkan economic growth? Kan belum tentu. Saya malahan 
lihatnya: gak akan. Kenapa? Karena barang2 yang diproduksi didalam negeri itu 
akan banyak dikerjakan secara otomatis oleh robot dan mesin. Ini sebetulnya 
persoalan yg dihadapi oleh usa. Trump pikir kalau produksi dalam negeri 
digalakkan akan menciptakan employment di usa. Ini tidak benar. Riset2nya sudah 
banyak. Orang2 sudah sangat takut akan otomatisasi terutama oleh robot. Robotic 
technology yang begitu pesat berkembang sangat menakutkan disamping tentunya 
akan kegunaannya yang tidak bisa diragukan. Sampai2 stephen hawking prihatin 
dan ngomong dimana2 ttg keprihatinannya ttg robotic ini.


Trump sudah teken keluar dari TPP kemarin.  Ini jelas tujuannya adalah 
menyerang RRT.

Ini jelas proteksionisme. Foreign policynya sudah terbuka b ahwa trump akan 
baikan dengan rusia utk menyerang RRT.

Ini yg perlu disoroti hasilnya gimana nantinya.

Brexit juga adalah proteksionisme.

Semua proteksionisme ini lawan dari globalisasi.


Bagi kelompok kiri yg melawan globalisasi mestinya ketawa kan globalisasi 
dikebiri.

Lucunya yang mengebiri adalah usa dedongkotnya kapita lisme.


Kalau memang kita mau mikir ya akhirnya akan kembali ke realitas. Orang kalau 
kepentingannya diusik akan beradaptasi.

Ini persis yg dilakukan oleh lenin yg menerapkan NEP itu. Memang ideologi 
bermain. Jelas sekali. Tetapi ideologi itu bukan ajek/stationary tetapi 
dinamis. Manusia tidak bisa hanya ber idealisme saja. ujung2nya realisme akan 
berbicara. Ketika realisme bicara, mau tidak mau manusia harus membuat suatu 
keputusan.


Proteksionisme ini lebih berbahaya karena memikirkan diri sendiri. ini adalah 
produk seorang nasional tetapi bukan jalan pikiran dan pandangan orang kiri.


Nesare



From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: T uesday, January 24, 2017 9:54 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global 
Times




Gak bisa semua barang dibikin dalam suatu negara. Tidak mungkin!

Makanya ada teori comparative advantage dalam ilmu ekonomi.


Negara akan memproduksi barang2 yang mempunyai comparative advantage lebih 
tinggi.

Ngapain bikin produk yang lebih jelek dan lebih mahal drpd import?

Mau produksipun, belum tentu sumber daya mencukupi/memadai baik dari segi 
sumber daya alam maupun manusianya.


Disinilah konsep globalisasi terjadi.

Bagi mereka yang tidak mau adanya globalisasi, itu namanya mau hidup tertutup. 
Mereka salah kaprah telah mencap arti globalisasi sebagai imperialism. Bukan 
ini dasar pemikirannya. Secara alamiah orang dagang sudah dari dulu mulai dari 
b arter. Barter barang itu adalah prinsip dagang yang paling kuno. Masalah 
selanjutnya apakah globalisasi menguntungkan pemilik modal dan negara yg lebih 
maju, itu masalah kelanjutannya. Ini yg harus dikritik. Tetapi bukan 
mencacimaki globalisasi itu sendiri.


Ya boleh2 saja seperti trump teriak2 proteksionis. Tapi lihat saja negara lain 
memangnya tidak bisa proteksionisme juga. Ini kan masalah reciprocal/give and 
take. Kalau USA gak mau import barang RRT, tentunya RRT juga bisa tidak mau 
import barang USA. Ini namanya perang dagang. Ini yg ditakuti oleh dunia global 
sbg ancaman stabilitas dunia.


Setelah trump teriak2 pakai produk dalam negeri dan mau produksi didalam 
negeri, memangnya akan menaikkan economic growth? Kan belum tentu. Saya malahan 
lihatnya: gak akan. Kenapa? Karena barang2 yang diproduksi didalam negeri itu 
akan banyak dikerjakan secara otomatis oleh robot dan mesin. Ini sebetulnya 
persoalan yg dihadapi oleh usa. Trump pikir kalau produksi dalam negeri 
digalakkan akan menciptakan employment di usa. Ini tidak benar. Riset2nya sudah 
banyak. Orang2 sudah sangat takut akan otomatisasi terutama oleh robot. Robotic 
technology yang begitu pesat berkembang sangat menakutkan disamping tentunya 
akan kegunaannya yang tidak bisa diragukan. Sampai2 stephen hawking prihatin 
dan ngomong dimana2 ttg keprihatinannya ttg robotic ini.


Trump sudah teken keluar dari TPP kemarin.  Ini jelas tujuannya adalah 
menyerang RRT.

Ini jelas proteksionisme. Foreign policynya sudah terbuka bahwa trump akan 
baikan dengan rusia utk menyerang RRT.

Ini yg perlu disoroti hasilnya gimana nantinya.

Brexit juga adalah proteksionisme.

Semua proteksionisme ini lawan dari globalisasi.


Bagi kelompok kiri yg melawan globalisasi mestinya ketawa kan globalisasi 
dikebiri.

Lucunya yang mengebiri adalah usa dedongkotnya kapitalisme.


Kalau memang kita mau mikir ya akhirnya akan kembali ke realitas. Orang kalau 
kepentingannya diusik akan beradaptasi.

Ini persis yg dilakukan oleh lenin yg menerapkan NEP itu. Memang ideologi 
bermain. Jelas sekali. Tetapi ideologi itu bukan ajek/stationary tetapi 
dinamis. Manusia tidak bisa hanya ber idealisme saja. ujung2nya realisme akan 
be rbicara. Ketika realisme bicara, mau tidak mau manusia harus membuat suatu 
keputusan.


Proteksionisme ini lebih berbahaya karena memikirkan diri sendiri. ini adalah 
produk seorang nasional tetapi bukan jalan pikiran dan pandangan orang kiri.


Nesare



From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, January 24, 2017 8:48 AM
To: Kiong Hoo Djie <djiekh@...>; GELORA45@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global 
Times




Bg.Djie,
RRT hanya mengingatkan zaman "gunboat policy" sudah liwat,


On Jan 24, 2017 7:03 PM, "kh djie djiekh@... [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:



    Bung Lin,

    Kalau dulu Amerika maunya buat barang2 yang nilai jualnya per unit tidak 
tinggi, dan makan banyak energi dan menimbulkan banyak polusi di luar negeri, 
sedangkan yang high tech, yang memberikan keunungan luar biasa dispesialisadi 
di Amerika, ternyata menimbulkan cukup anyak pengangguran.

    Jadi Trump maunya apa semua mau dibikin sendiri di Amerika ? Atau boleh 
juga di negeri lain, asal tidak di Tiongkok untuk mempersulit Tiongkok ?

    Ini akan memaksa Tiongkok perlahan lahan juga harus berubah untuk lebih 
bergeser ke arah memproduksi barang2 high tech. Mungkin akhirnya jusru bagus ?? 
         


    On 24 January 2017 at 14:13, Hsin Hui Lin ehhlin@... [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:



      DONGFENG _41..... Untuk mengingkatkan Trump ....?!

      ---------- Forwarded message ----------
      From: "Hsin Hui Lin" <ehhlin@...>
      Date: Jan 24, 2017 1:22 PM
      Subject: Fwd: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times
      To: "hk. Chan Chung Tak" <SADAR@...>
      Cc: 





        ---------- Forwarded message ----------
        From: Hsin Hui Lin <ehhlin@...>
        Date: 24 January 2017 at 11:51
        Subject: Dongfeng-41 will bring China more respect - Global Times
        To: HH Lin <ehhlin@...>




        http://www.globaltimes.cn/content/1030353.shtml#.WIbyMJH-cHc.gmail





Kirim email ke