Saya yang kapitalis juga tidak setuju dengan model pembangunan yang merusak 
lingkungan, adat dll.

Saya hubungkan masalah ini dengan pembangunan Keystone pipe dari kanada sampai 
Texas/gulf of mexico yang ditolak Obama dan disetujui oleh Trump. Proyek ini 
melintasi tanah adatnya native American/Indian.

 

https://www.washingtonpost.com/national/native-americans-vow-a-last-stand-to-block-keystone-xl-oil-pipeline/2014/02/27/7928ff84-98ac-11e3-9616-d367fa6ea99b_story.html?utm_term=.4f719c8d6211

“There is no way for Native people to say no — there never has been,” said 
Spotted Eagle, 65, a Yankton Sioux tribal elder from Lake Andes, S.D. “Our 
history has caused us not to be optimistic. . . . When you have capitalism, you 
have to have an underclass — and we’re the underclass.”

 

Union Support For Keystone XL Pipeline Project

http://pipeline-news.com/union-support-keystone-xl-pipeline-project/

Hite was one of four union presidents, representing 2.6 million workers, who 
sent a letter in October to Secretary of State Hillary Clinton urging approval 
for the project. The Keystone XL is a $7 billion privately funded project that 
is expected to stimulate $20 billion in new spending for the U.S. economy, spur 
the creation of 118,000 jobs and generate more than $585 million in state and 
local taxes for the states along the pipeline route.

 

Ini yang paling keras marahnya terry o’sullivan:

http://freebeacon.com/issues/union-hammers-obama-for-gutless-keystone-xl-delay/

Terry O’Sullivan, general president of the Laborers International Union of 
America (LIUNA), called 
<http://www.liuna.org/news/story/liuna-on-further-delay-of-keystone-recommendation>
  the move “gutless” and a “low blow to the working men and women of our 
country.”

 

Kenapa bisa terjadi kontradiksi antara labor union dan indian? Inilah realitas. 
Bukan angan2. Ada kepentingan. Ada duit. 

 

Siapa yang kiri dan siapa yang kanan? Siapa yang benar dan siapa yang salah? 
Bung fokusnya pada pertanyaan pertama. Beda dengan saya. Saya melihatnya dari 
pertanyaan kalimat kedua.

 

Inilah yang saya tulis sebelumnya ujung2nya ketika seseorang menghadapi 
realitas akan harus berhadapan dengan situasi maupun kondisi seperti ini. 
Hasilnya apa? akan harus ada keputusan yang diambil. Decision making ini 
berdasarkan realitas bukan idealisme/ideologi lagi.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, January 31, 2017 7:11 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] Buntut Menolak PLTA, Warga Adat Seko Mendekam di Balik 
Jeruji Besi

 

  

Saya yang kapitalis juga tidak setuju dengan model pembangunan yang merusak 
lingkungan, adat dll.

Saya hubungkan masalah ini dengan pembangunan Keystone pipe dari kanada sampai 
Texas/gulf of mexico yang ditolak Obama dan disetujui oleh Trump. Proyek ini 
melintasi tanah adatnya native American/Indian.

 

https://www.washingtonpost.com/national/native-americans-vow-a-last-stand-to-block-keystone-xl-oil-pipeline/2014/02/27/7928ff84-98ac-11e3-9616-d367fa6ea99b_story.html?utm_term=.4f719c8d6211

“There is no way for Native people to say no — there never has been,” said 
Spotted Eagle, 65, a Yankton Sioux tribal elder from Lake Andes, S.D. “Our 
history has caused us not to be optimistic. . . . When you have capitalism, you 
have to have an underclass — and we’re the underclass.”

 

Union Support For Keystone XL Pipeline Project

http://pipeline-news.com/union-support-keystone-xl-pipeline-project/

Hite was one of four union presidents, representing 2.6 million workers, who 
sent a letter in October to Secretary of State Hillary Clinton urging approval 
for the project. The Keystone XL is a $7 billion privately funded project that 
is expected to stimulate $20 billion in new spending for the U.S. economy, spur 
the creation of 118,000 jobs and generate more than $585 million in state and 
local taxes for the states along the pipeline route.

 

Ini yang paling keras marahnya terry o’sullivan:

http://freebeacon.com/issues/union-hammers-obama-for-gutless-keystone-xl-delay/

Terry O’Sullivan, general president of the Laborers International Union of 
America (LIUNA), called 
<http://www.liuna.org/news/story/liuna-on-further-delay-of-keystone-recommendation>
  the move “gutless” and a “low blow to the working men and women of our 
country.”

 

Kenapa bisa terjadi kontradiksi antara labor union dan indian? Inilah realitas. 
Bukan angan2. Ada kepentingan. Ada duit. 

 

Siapa yang kiri dan siapa yang kanan? Siapa yang benar dan siapa yang salah? 
Bung fokusnya pada pertanyaan pertama. Beda dengan saya. Saya melihatnya dari 
pertanyaan kalimat kedua.

 

Inilah yang saya tulis sebelumnya ujung2nya ketika seseorang menghadapi 
realitas akan harus berhadapan dengan situasi maupun kondisi seperti ini. 
Hasilnya apa? akan harus ada keputusan yang diambil. Decision making ini 
berdasarkan realitas bukan idealisme/ideologi lagi.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, January 31, 2017 4:30 AM
To: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com <mailto:temu_er...@yahoogroups.com> 
>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com 
<mailto:diskusifo...@googlegroups.com> >; GELORA_In <gelora45@yahoogroups.com 
<mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Cc: Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> >; 
Lusi.D <lusi_d@rantarde>; Roeslan <roesla...@googlemail.com 
<mailto:roesla...@googlemail.com> >; Daeng <menakjin...@t-online.de 
<mailto:menakjin...@t-online.de> >; Rachmat Hadi-Soetjipto 
<nc-hadis...@netcologne.de <mailto:nc-hadis...@netcologne.de> >; Gol 
<gogo...@gmail.com <mailto:gogo...@gmail.com> >; Mitri <scorpio200...@yahoo.de 
<mailto:scorpio200...@yahoo.de> >; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com 
<mailto:harrysing...@gmail.com> >; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com 
<mailto:lingkarsitom...@gmail.com> >; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com 
<mailto:ronggo...@gmail.com> >; Ajeg <ajegil...@yahoo.com 
<mailto:ajegil...@yahoo.com> >; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com 
<mailto:farida.ish...@gmail.com> >; Marsiswo Dirgantoro <mdirgant...@yahoo.com 
<mailto:mdirgant...@yahoo.com> >; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com 
<mailto:billyguna...@rogers.com> >; writejo...@gmail.com 
<mailto:writejo...@gmail.com> ; in...@ozemail.com.au 
<mailto:in...@ozemail.com.au> ; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service 
Indonesia] <ineng...@chevron.com <mailto:ineng...@chevron.com> >; C. Manuputty 
<c.manuput...@upcmail.nl <mailto:c.manuput...@upcmail.nl> >; 
octaviasyafarw...@gmail.com <mailto:octaviasyafarw...@gmail.com> ; Oman Romana 
<oromana0...@gmail.com <mailto:oromana0...@gmail.com> >; 
denise_zai...@hotmail.com <mailto:denise_zai...@hotmail.com> 
Subject: [GELORA45] Buntut Menolak PLTA, Warga Adat Seko Mendekam di Balik 
Jeruji Besi

 

  


Nah, inikah pembangunan yang akan memajukan dan memakmurkan rakyat? Mengapa 
rakyat rela dipenjara kalau mereka yakin semua proyek pembangunan yang didorong 
Jokowi memang akan memajukan dan memakmurkan mereka? Rakyatkah yang gila dan 
goblok?


 


Buntut Menolak PLTA, Warga Adat Seko Mendekam di Balik Jeruji Besi


 <http://www.mongabay.co.id/2017/01/> January 29, 2017  
<http://www.mongabay.co.id/author/sapariah-saturi/> 
http://www.mongabay.co.id/author/sapariah-saturi/

 

 

  
<http://www.mongabay.coid/wp-content/uploads/2017/01/seko-ni3-Alat-Berat-perusahaan-dari-PT-Seko-Power-Prima..jpg>
 

Alat berat PT Seko Power Prima, sedang bekerja. Foto: Eko Rusdianto

Ruangan kecil memanjang itu, berada di bagian belakang Kantor Pengadilan Negeri 
Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Sebanyak 13 warga Seko duduk berjejer. Ada kipas 
angis, tetapi kepulan asap membuat udara gerah. Pintu ruangan terbuat dari 
terali besi. Tergembok. Seorang polisi berjaga dengan senjata.

Warga ini tahanan yang menunggu sidang karena berkonflik dengan PT Seko Power 
Prima. Warga didakwa merusak fasilitas perusahaan yang akan membangun 
pembangkit listrik tenaga air di Sungai Betue, Kecamatan Seko.

Rabu (18/1/17), adalah sidang kedua mendengar saksi Jaksa Penuntut Umum. Jadwal 
pukul 09.00 molor ke pukul 10.00 dan tertunda, karena delapan saksi tak hadir.

 Baca juga:  
<http://www.mongabay.co.id/2016/10/29/kala-protes-plta-belasan-warga-seko-ditangkap/>
 Kala Protes PLTA, Belasan Warga Seko Ditangkap

 Saya menyapa Andri Karyo, dari balik terali besi. Kami bersalaman. “Apa 
kabar,” kata saya.

“Sehat. Seperti yang terlihat. Terkurung, tapi semangat masih tetap meluap,” 
jawabnya.

Kami bercerita banyak hal. “Bagaimana di tahanan? Semua baik-baik saja kah,” 
kata saya.

“Iya baik-baik. Awalnya susah. Apalagi harus terpisah keluarga. Yang anak muda 
mungkin baik, tapi yang berkeluarga…tak ketemu anak dan istri itu susah juga,” 
ucap Andri.

Meskipun begitu, katanya, penangkapan ini tak akan melemahkan perjuangan 
mereka. “Sampai sekarang, keluarga di Seko, semangatnya malah tambah meningkat”

Dalam pandangan warga Seko ini pembangunan PLTA dan rumah turbin berjarak 18 km 
dalam garis lurus menggunakan pipa ini akan membelah kampung dan bersisihan 
dengan pemukiman.

“Kami tak dapat skenario bagaimana kelangsungan hidup kami kelak. Apakah pipa 
itu tidak masalah. Apakah kami akan dipindahkan. Kalau kami dipindahkan, saat 
ini tak ingin itu,” katanya.

 Baca juga:  
<http://www.mongabay.co.id/2016/09/08/ketika-plta-datang-ketenteraman-warga-seko-hilang/>
 Ketika PLTA Datang, Ketenteraman Warga Seko Hilang

 Sepekan kemudian, Rabu (25/1/17), sidang lanjutan mendengarkan saksi. Ada 
empat orang dari perusahaan hadir. Sidang berlangsung sekitar tiga jam.

“Saya tahu, dua orang pekerja lapangan. Waktu unjuk rasa di Ratte – rencana 
tempat membangun rumah turbin–mereka ada. Satu orang lagi di basecamp 
perusahaan, jauh dari tempat kejadian. Seorang lagi, tak di Seko waktu itu,” 
kata Andri

Keempat saksi memberatkan ke-13 warga Seko ini. “Iya, kami mengerti. Waktu itu, 
unjuk rasa berjalan panas. Ada ratusan orang, ada yang merusak. Itu terjadi.”

Unjuk rasa itu pada Agustus 2016. Warga penolak PLTA di Seko,  membongkar paksa 
peralatan dan memberhentikan pekerja. Suasana memanas tetapi tak terjadi 
bentrokan.

Akhir Oktober 2016, warga yang diduga dalang demonstrasi ditangkap. Sebanyak 12 
orang ditangkap pada 20 Oktober 2016 hingga masa perpanjangan 7 Januari 2017.

Andri Karyo ditangkap belakangan dan menghuni sel tahanan 29 Oktober 2016 
hingga 7 Januari 2017.

Pelimpahan penyidik Kepolisian ke Kejaksaan untuk 13 warga Seko ini bersamaan 
pada 7 Januari 2017. Sidang pertama dalam pembacaan dakwaan Rabu 11 Januari 
2017.

Sidang kedua 18 Januari 2017, seyogyanya pembacaan eksepsi tak ada, langsung 
agenda mendengarkan saksi dari JPU.

Pada sidang ketiga, 25 Januari 2017, mendengarkan empat saksi. Agenda sidang 
keempat Rabu 1 Februari 2017, mendengarkan saksi.

Saya menemui Syafriadi pengacara warga, ketika usai sidang kedua di ruang 
belakang pengadilan. Dia pakai kemeja lengan panjang berdasi. Rekannya Yusri 
Yunus, mendampaingi “Mengapa tak eksepsi?” tanya saya.

“Kami tak eksepsi karena kami menganggap semua sudah baik. Kita ingin 
mempercepat proses persidangan, dan mengajukan tuntutan perdata,” kata 
Syafriadi.

“Tanpa eksepsi, apakah itu berarti kita sudah menerima semua unsur dakwaan?” 
kata saya.

“Tidak. Itulah yang akan kita buktikan di proses persidangan ini.”

Dia bilang, penangkapan warga Seko ini bentuk kriminalisasi. Mereka ini warga 
adat, sudah ada surat keputusan dan perda labupaten soal pengakuan komunitas 
adat.

“Jadi apa yang dilakukan warga Seko, kepada perusahaan karena mereka masuk 
tanpa izin. Alas hukumnya SK dan perda itu. Kami membawa ke ranah perdata,” 
ucap Syafriadi.

 

   
<http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2017/01/seko1-Suasana-pertemuan-keluarga-Seko-bersama-13-warga-yang-ditahan-dalam-konflik-dengan-PT-Seko-Power-Prima.-Karena-mempertahankan-wilayah-adat-mereka..jpg>
 

 

Suasana pertemuan keluarga dengan warga Seko yang ditahan buntut berkonflik 
dengan PT Seko Power Prima. Mereka hanya berusaha mempertahankan tempat hidup, 
wilayah adat mereka. Foto: Eko Rusdianto

 Pada 2004, pemerintah kabupaten menerbitkan SK Bupati Luwu Utara No.300 tahun 
2004 tentang Pengakuan Masyarakat Adat Seko dan Perda No.12 Tahun 2004 tentang 
Pelestarian Lembaga Adat di Luwu Utara.

“Seharusnya semua pihak menjalankan amanat ini. Pemerintah, perusahaan dan 
warga harusnya duduk bersama. Selama ini, unsur ini tak berjalan baik,” katanya.

 Ganti pengacara

Pada 23 Oktober 2016, sebelum Andri Karyo ditangkap, bersama pengacara menuju 
Mapolda Sulawesi Selatan di Makassar. Mereka hendak mengadukan kelakukan aparat 
kepolisian yang dinilai menangkap warga dengan kekerasan.

Hasilnya, nihil. “Jadi waktu itu, laporan kami tak diterima. Menurut Polda, 
berkas administrasi kami tak lengkap dan pengacara tak tahu soal itu,” katanya.

Sebelumnya, konflik masyarakat adat Seko dengan PT Seko Power Prima mendapatkan 
pendampingan dari Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Tana Luwu, Perkumpulan 
Wallacea dan konsorsium bersama Aliansi Seko Menggugat.

Malah, pengacara warga tak memberikan akses pada lembaga pendamping. “Kami tak 
bisa lagi masuk. Untuk menemui warga Seko di tahanan, kami harus dapat mandat 
pengacara. Singkat kata, akses kami tertutup,” kata Sartika, dari AMAN Tana 
Luwu.

Syafriadi adalah pengacara kedua yang ditunjuk warga untuk menggantikan 
pengacara sebelumnya. Dia lebih terbuka.

Saya menyaksikan ketika seorang mahasiswa Seko yang kuliah di Tana Toraja ingin 
menyuarakan kasus ini. “Iya. Seko harus kita kawal bersama,” katanya.

   
<http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/PLTA11-Sungai-Betue-di-wilayah-Sae-dijadikan-base-camp-perusahaan.-Di-wilayah-ini-kelak-akan-dibangun-DAM-untuk-PLTA-dengan-tinggi-bendung-30-meter.-600x398.jpg>
 

Sungai Betue. Foto: Eko Rusdianto

 Semangat juang warga Seko tak kendor. Pada 28 Desember 2016, ketika belasan 
mendekam di penjara, warga membuat konsolidasi dan menggelar unjuk rasa. 
Tuntutan mereka sama, menghentikan pembangunan PLTA. Hasilnya, seorang warga 
Seko ditangkap lagi. Total tahanan 14 orang.

“Saya tak tahu, kenapa kami yang menginginkan kedamaian dan memperjuangkan hak 
ulayat, dan kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi selalu ditangkap,” 
kata Dominggus C. Paonganan, warga Seko yang kini mendekam di penjara.

“Sepertinya, apapun yang kami lakukan di Seko, selalu membuat kami bermasalah 
dengan hukum.”

Malam hari, Rabu (25/1/17), seorang warga Seko menelpon saya. Dia memberi kabar 
tiga siswa SMAN I Seko, dipukul di sekolahnya. Tiga siswa itu, ditempeleng. 
“Siswa ini ikut demontrasi 28 Desember. Mereka masih anak sekolah. Buat apa 
dipukul. Toh mereka ikut, karena peduli tanah leluhur,” ucap Dominggus.

Kabar lain berhembus bilang aparat mulai menuju Seko “Keluarga bilang akan ada 
lagi penangkapan. Kami selalu diteror seperti ini. Keluarga khawatir. Kami akan 
terus melawan. Ini tak akan melemahkan perjuangan.”

 

  
<http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/PLTA1-Anak-sungai-di-wilayah-Palondoang-hulunya-masuk-ke-sungai-Betue-600x398.jpg>
 

Sungai di wilayah Palondoang dengan hulu masuk ke Sungai Betue. Foto: Eko 
Rusdianto



Kirim email ke