Demi satu suara yang begitu berharga... di Pilkada DKI Jakarta


  
|  
|   
|   
|   |    |

   |

  |
|  
|    |  
Demi satu suara yang begitu berharga... di Pilkada DKI Jakarta - BBC Indonesia
 Gegap-gempita pilkada ibu kota ternyata cukup ampuh untuk membawa beberapa 
pemilik KTP Jakarta yang bermukim di ...  |   |

  |

  |

 

Isyana ArthariniBBC Indonesia   
   - 6 jam lalu
KirimHak atas fotoGETTY IMAGESImage captionPilkada DKI Jakarta akan berlangsung 
pada 15 Februari nanti.Gegap-gempita pilkada ibu kota ternyata cukup ampuh 
untuk membawa beberapa pemilik KTP DKI Jakarta yang bermukim di luar negeri 
untuk 'pulang kampung' demi memberikan suara bagi kandidat pilihan mereka.Saat 
pemilihan presiden dan wakil presiden atau anggota DPR berlangsung, para WNI 
yang tinggal di luar negeri bisa memberikan suara di tempat tinggalnya 
masing-masing sesuai prosedur standar yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan 
Umum bekerjasama dengan KBRI.Namun lain halnya dengan pemilihan kepala daerah.  
 
   - Membangun Jakarta? Debat kedua cagub Jakarta dinilai lebih baik
   - Debat kedua cagub DKI Jakarta: Masih 'dangkal' dan 'normatif'
Seperti dikatakan oleh Ketua KPUD DKI Sumarno, para pemilih yang akan 
menggunakan hak suaranya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 agar kembali ke Jakarta 
jika ingin menggunakan hak suaranya.Dan inilah yang dilakukan oleh beberapa 
orang yang diwawancara oleh BBC Indonesia. Salah satunya adalah Latifa Alatas 
yang sudah 22 tahun tinggal di Perth, Australia.Sudah sejak tiga minggu lalu, 
Latifa berada di Jakarta untuk mengikuti berbagai rangkaian kampanye kandidat 
pilihannya dan, terutama, untuk mencoblos pada pilkada, 15 Februari 2017 
nanti.Hak atas fotoEPA/HOTLI SIMANJUNTAKImage captionPilkada 15 Februari 
berlangsung di 33 provinsi secara serentak, termasuk di Provinsi Nanggroe Aceh 
Darussalam."Baru tanggal 16 saya pulang (ke Perth)," katanya.Kunjungan kali ini 
bukan yang pertama yang dia lakukan terkait pilkada DKI Jakarta.Dua bulan 
sebelumnya pun dia sempat pulang agar bisa mengurus pendaftaran sebagai pemilih 
serta verifikasi data pemilih."Karena saya pikir satu suara lumayan juga kan, 
kalau 1.000, kurang satu, kan nggak jadi 1.000. Apalagi sekarang lagi 
seru-serunya. Ada teman saya juga. Dua orang kita di sini. Memang saya sering 
pulang, tapi kali ini, seru melihat pemilihannya," kata Latifa.Ini baru pertama 
kalinya Latifa pulang untuk mencoblos pada pilkada karena momentum yang 
dianggapnya penting.
Mengantispasi 'beda tipis'
Sementara teman Latifa, Siswati McLernon, yang sudah 14 tahun tinggal di Perth, 
Australia, sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk pulang ke Jakarta demi 
mencoblos.Tapi bagaimana Siswati melihat nilai satu suara bagi kandidat yang 
akan dipilihnya?Image captionWarga RI di luar negeri, seperti di London, hanya 
bisa mencoblos di tempat tinggalnya hanya saat pemiluhan umum dan 
presiden."Kalau beda (suara) tipis-tipis, nanti ada tambahan satu poin (suara), 
kan lumayan juga," katanya.Bukan hanya keluar uang untuk tiket pesawat, Siswati 
bahkan sempat kehilangan gelang emas saat berdesak-desakan saat mendatangi 
kampanye kandidat pilihan yang didatanginya.   
   - Debat cagub Jakarta: "miskin inovasi, kurang inovasi, inovatif tapi utopis"
   - Pilkada DKI: Antara menyukai dan memilih calon
Namun berbagai pengeluaran dan kerugian tak membuatnya berhenti karena Siswati 
menyatakan sudah siap untuk kembali datang jika pilkada DKI Jakarta berlangsung 
dua putaran, dan kandidat pilihannya lolos ke putaran kedua."Sampai sepuluh 
kali putaran, saya akan datang lagi,"tegasnya.
Siap untuk putaran kedua
Baik Latifa dan Siswati mengakui sama-sama punya waktu luang karena usia 
anak-anak mereka yang sudah dewasa dan memungkinkan untuk ditinggal.Namun Andi 
Trinanto, yang bekerja sebagai insinyur di Singapura, juga meluangkan waktu dan 
mengambil cuti dari kantornya untuk mengikuti pilkada DKI.Bahkan, sejak awal 
pilkada DKI diumumkan tahapannya, Andi sudah langsung merencanakan untuk 
mencoblos dan membeli tiket sejak jauh-jauh hari agar lebih 
murah.Alasannya?"Karena gaungnya seru banget ya. Kayaknya kalau nggak terlibat, 
nggak asyik juga, seperti pilpres kemarin (2014) itu, kan seru, jadi harus 
nyoblos lah. Terus terang, satu pasangan calon yang saya pilih itu, saya 
harapkan harus menang," kata Andi.Baru pada pemilihan kepala daerah kali 
inilah, Andi memutuskan untuk pulang. "Waktu Pak Jokowi (menjadi kandidat 
gubernur DKI Jakarta), saya nggak milih, nggak pulang," kata Andi.Dan sama 
halnya seperti Siswati, jika nantinya kandidat pilihan Andi lolos ke putaran 
dua, dia akan datang lagi untuk memastikan kemenangan kandidatnya itu.
  • [GELORA45] Demi satu sua... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke