Sikap Keras Tito Kepada Rizieq-FPI, Wiranto Terjebak
BY ASAARO LAHAGU ON FEBRUARY 10, 2017POLITIK
https://seword.com/politik/sikap-keras-tito-kepada-rizieq-fpi-wiranto-terjebak/



Tito Karnavian



Rizieq-FPI sedang menjerit. Ia dihantam kanan-kiri oleh berbagai pihak. 
Berbagai kasus yang menjeratnya membuat polisi semakin garang mematikannya. 
Tidak ada lagi Rizieq yang dulu. Tidak ada lagi Rizieq yang keras kepala, 
menakutkan, bebas mengucapkan kata apa saja, mau mencopot Kapolda atau 
memenjarakan Presiden dan Kapolri jika melarangnya berdemo.

Di tangan Tito, Rizieq yang sempat melambung tinggi hingga ke langit ketujuh, 
kini kembali membumi dan akan tenggelam ke dasar jurang. Keberanian Tito 
menekuk Rizieq dengan menetapkannya sebagai tersangka, membuat para pendukung 
gelapnya mundur teratur. Rizieq panik plus pusing tujuh keliling. Kasus Firza 
Hots, telak menusuk tulangnya.

Rizieq sudah berdarah-darah mengibarkan bendera SOS kepada berbagai pihak, 
meminta dukungan, bantuan dan pembelaan. Tetapi semuanya cuci tangan. Habis 
manis sepah dibuang. Pembelaan dari GNPF-MUI sudah kandas. Bantuan koak-koak 
dari trio kewek-kewek Fadli, Fahri dan Benny Karman di DPR tinggal sayup-sayup. 
Pun bantuan dari Cikeas tersumbat dan mengalami kemacetan. Peserta demo yang 
mengikutinya pun menyusut drastis.

Kekuatan Tito yang meluncur menekuk Rizieq baru 20%. Itupun sudah membuat 
Rizieq  mengaum-ngaum dan menjerit-jerit. Mengapa? Selain dirinya yang menjadi 
sasaran jepitan, teman-teman persekutuan Rizieq juga kena getahnya. 
Berderet-deret teman-teman Rizieq seperti Munarman, Kevlin Zein, Sri Bintang, 
Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani sudah juga dijadikan sebagai tersangka. Hotel 
Prodeo pun menanti mereka. Sekutu Rizieq yang lain Bachtiar Natsir, sedang 
dalam bidikan Tito.

Rizieq baru merasakan tangan keras Pakde Jokowi lewat Tito.  Tito adalah ahli 
di bidang radikalisme dan terorisme baik di bidang akademik maupun di lapangan. 
Lewat instingnya tajamnya Tito amat yakin rencana dan skenario pihak-pihak yang 
ingin menjadikan Indonesia seperti Suriah. Oleh karena itu rencana busuk kaum 
ekstrim berbaju agama yang ingin meng-Suriah-kan dan Meng-Irak-kan Indonesia, 
menjadi perhatian paling besar Tito.

Penciuman Tito tentang skenario dan taktik para kaum radikalisme, sudah 
terbukti pada demo 411 dan 212. Dalam demo besar itu, Tito mengendus dengan 
tajam pihak-pihak yang menunggangi demo untuk melengserkan pemerintah yang sah. 
Itulah sebabnya Tito sangat berani mengambil resiko apapun menangkap langsung 
ke-11 orang terduga pelaku makar. Tito berani bertarung keras demi menegakkan 
NKRI.

Tidak berhenti sampai di situ, Tito terus begerak menghantam episentrum pemicu, 
penggerak dan penyembur demo. Publikpun paham bahwa Rizieq adalah otak di balik 
gerakan-gerakan radikal, sweeping, main hakim sendiri dan musuh dalam selimut 
pemerintahan Jokowi. Rizieq adalah bagai batu kerikil tajam dalam sepatu. Dan 
karenanya, Tito amat keras kepada Rizieq dan kepada orang-orang yang bersekutu 
dengannya.

Rizieq dengan mulut harimaunya, berani menista Pancasila, menghina agama, 
menghina hansip dan seterusnya harus dihentikan. Dengan sistematis, terstruktur 
dan masif, Tito mulai mematikan daya juang Rizieq lewat pintu penistaan 
Pancasila dan penghinaan kepada Proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno. 
Tito paham bahwa kaum nasionalis yang peduli pada NKRI, setuju dengan tindakan 
Tito.

Nah, setelah bertubi-tubi mendapat serangan balik dengan dipanggil sana-sini,  
kini Rizieq melambat-melaun tenaganya habis. Rizieq mulai angkat bendera putih. 
Tanda-tanda kehebatan Rizieq -FPI tinggal sejarah. Rencana demo habis-habisan 
Rizieq di Monas, terus disemprit Tito. Tak ada lagi celah bagi Rizieq untuk 
bergerak. Bahkan ketika Rizieq mengubahnya rencana aksi demonya menjadi ‘Zikir 
dan Tausyiah Nasional’ di Masjid Istiglal,  Tito terus memelototinya dengan 
teriakan kencang agar tidak dicampur dengan bau kentut politik.

Ketika Rizieq tak bisa lagi bernafas dan sebelum ia jatuh tertelungkup, ia 
mencoba meraih tangan kawan lamanya Wiranto. Rizieq terpaksa berteriak kepada 
Wiranto meminta pertolongan. Wiranto adalah kawan seperjuangan Rizieq sejak 
lama. FPI yang lahir sebagai ‘attack dog-nya’ aparat, mengingatkan Wiranto akan 
kemesraannya dengan Rizieq yang sudah berlindangan air mata.

Rintihan Rizieqpun ditanggapi oleh Wiranto dengan pertemuan mereka kemarin. 
Rizieq sambil menyembah, memohon, meminta, mengadu sambil merengek kepada 
Wiranto agar Rizieq dan FPI-nya diselamatkan. Permintaan bantuan Rizieq itu pun 
menggugah hati Wiranto. Berbeda dengan Tito yang sangat keras melarang adanya 
aksi demo, Wiranto dalam pertemuan itu mempersilahkan aksi 112, namun harus 
mematuhi peraturan yang berlaku.

Jelas SOS Rizieq itu membuat Wiranto terjebak. Akankah Wiranto dengan posisinya 
sebagai Menkopolhukam akan mencoba menyelamatkan keberadaan FPI-nya Rizieq di 
percaturan politik Indonesia? Ataukah Wiranto tetap konsisten berada di pihak 
pemerintahan Jokowi? Apakah Wiranto dengan ikhlas mendukung sikap keras Tito 
kepada Rizieq atau sebaliknya ia mencoba mengeremnya? Atau apakah sikap Wiranto 
kemarin yang kembali bermesraan dengan Rizieq hanya sebagai kamuflase Wiranto 
untuk mencapai tujuan politiknya?

Jawaban pertanyaan itu akan terlihat pada reaksi Wiranto pada sikap keras Tito 
kepada Rizieq selanjutnya. Hari ini, Jumat, 10 Febuari, Rizieq tidak memenuhi 
panggilan kedua Polda Jawa Barat. Maka malam ini pukul 00:01, Polda Jawa Barat 
akan menerbitkan surat perintah penjemputan paksa atau surat penangkapan kepada 
Rizieq. Jika Rizieq benar-benar ditangkap dan ditahan, akankah Wiranto bereaksi 
keras, pedas, lembut, atau gemulai? Mari kita tunggu bersama kura-kura.

Salam Seword,

Asaaro Lahagu


Kirim email ke