Saya mikirnya begini: kalau seseorang mampu bayar cicilan rumahnya, niscaya dia 
bisa menunggu beberapa tahun kemudian untuk beli rumah itu. Artinya dia harus 
sabar untuk menabung uang untuk DP/down payment itu.

 

Anies fokusnya ke DP nya tetapi mengabaikan cicilan nya.

Kalau DP nya sudah terbayar dan rumah telah dimiliki, tetapi cicilan tidak bisa 
dibayar. Apa akibatnya? Pusing kan pemilik rumahnya?

 

Seseorang beli rumah itu fokusnya kepada kemampuan dalam membayar rumah dan ini 
adalah cicilan! Bukan DP!

 

Ibarat seseorang dikasih pacul tetapi tidak diajarin memacul, ya mana bisa 
menghasilkan.

Begitu juga seperti seseorang dikasih pendidikan gratis tetapi tidak ada 
pekerjaan setelah lulus sekolah, ya menimbulkan pengangguran.

Seseorang dikasih kesehatan gratis tetapi kalau tidak diajarin artinya 
kesehatan, ya banyak sakitnya dan biaya berobat meningkat.

 

Apa saja bisa gratis. Tetapi dampaknya juga ada. Ini yang harus dipikirkan.

 

Mau kasih DP gratis ya bisa saja. Ambil duit dari APBN atau swasta/kreditur 
dipaksa kasih cicilan tersendiri atas DP itu. Dampaknya apa? anggaran negara 
berkurang. Kalau pemilik rumah gak bisa bayar cicilan, rumahnya akan di 
foreclosure/disita. Ujung2nya bisa bikin perekonomian negara runtuh. Ini sudah 
terjadi di USA 2007 yang dikenal sebagai housing bubble lalu ekonominya rontok. 
Pembeli rumah dengan mudahnya memperoleh subprime mortgage dengan 0% DP. Yang 
illegal immigrant/undocumented juga bisa dapat 0% DP ini. Ketika harga rumah 
jatuh (harga rumah itu berfluktuasi), pemilik rumah malahan minus karena harga 
rumah lebih rendah daripada hutang ke kreditur. Ketika mau dijual yap using 
karena rugi (harga jual rumahnya lebih rendah drpd hutang kebank/kreditur).

 

Pikir2 kalau bikin kampanye. Jangan mau bagus diluar saja tetapi konsekwensinya 
tidak dibicarakan.

 

Sekali lagi bukan masalah bisa atau tidak bisa DP nya gratis alias 0% tetapi 
bagaimana proses secara keseluruhan beli rumah itu dalam konteks ekonomi 
nasional yang harus diperhatikan.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2017 9:29 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: [GELORA45] Anies Serius dengan Program Rumah Tanpa DP, Ini Jawabannya 
Ditanya Soal Detail

 

  

 

 


Anies Serius dengan Program Rumah Tanpa DP, Ini Jawabannya Ditanya Soal Detail 
<http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/02/20/anies-serius-dengan-program-rumah-tanpa-dp-ini-jawabannya-ditanya-soal-detail>
 


Senin, 20 Februari 2017 15:40 WIB

 

 

00:00

00:00

Berbagi

 
<http://www.tribunnews.com/video/view/18211/soal-program-rumah-tanpa-dp-anies-baswedan-ini-bukan-strategi-pemena-tribunnewscom>
 Soal Program Rumah Tanpa DP, Anies Baswedan: Ini Bukan Strategi Pemena 
(Tribunnews.com)

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -  <http://www.tribunnews.com/tag/anies-baswedan> Anies 
Baswedan mengungkapkan keseriusannya terkait program rumah tanpa uang muka atau 
down payment (DP) yang sempat dilontarkan dalam Debat Publik Calon Gubernur dan 
Wakil Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, program tersebut bukanlah dilontarkan semata-mata untuk melancarkan 
strategi pemenangan dalam  
<http://www.tribunnews.com/tag/pilkada-dki-jakarta-2017> Pilkada DKI Jakarta 
2017.

"Strategi yang kami lakukan ini adalah strategi menyejahterakan, bukan strategi 
pemenangan. Ini strategi menyejahterakan warga Jakarta. Kami ingin warga 
Jakarta bahagia. Kenapa? Punya rumah sendiri. Dan itu kami tawarkan di Pilkada 
ini. Itu berbeda dengan sekadar memberikan gimmick. No, no, ini serius," 
tuturnya ketika ditemui di kediaman Raffi Ahmad di Green Andara Residence, 
Cinere, Depok, Sabtu (18/2/2017).

Hanya,  <http://www.tribunnews.com/tag/anies-baswedan> Anies Baswedan tak 
menjawab secara gamblang ketika ditanya perihal lokasi rumah yang dimaksud 
dalam program tersebut.

"Banyak skenarionya, untuk yang rumah sederhana, rumah sangat sederhana, 
termasuk rumah yang menengah. Skenarionya banyak. Mungkin nanti kami 
presentasikan khusus saja, tim kami menunjukkan detailnya," ucap Anies.

Di samping itu, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno 
mengatakan sudah ada beberapa warga yang tertarik terhadap program tersebut.

"Malah ada sekarang beberapa warga yang bilang, 'Kami boleh daftar duluan, 
enggak, sekarang?' Mereka sangat tertarik. Menurut saya, ini sebuah program 
yang sangat inovatif dan alhamdulillah warga sangat tertarik. Malah bilang, 
'Bisa daftar seperti Oke Oce dulu, enggak?' Saya bilang, 'Harus izin Pak 
Gubernurnya,'" tutur  <http://www.tribunnews.com/tag/sandiaga-uno> Sandiaga Uno.

Dikatakan  <http://www.tribunnews.com/tag/sandiaga-uno> Sandiaga Uno, jumlah 
bulan yang menjadi waktu bagi warga untuk menabung sebelum membayar cicilan 
rumah tengah dihitung kembali.

"Mungkin enam atau 12 bulan, kami sedang menghitung lagi supaya kami lihat 
pattern-nya, dia menabungnya berapa dan kuatnya berapa cicilan, termasuk skema 
DP seperti apa yang mereka bisa," ucap  
<http://www.tribunnews.com/tag/sandiaga-uno> Sandiaga Uno.

Program sejenis, menurut  <http://www.tribunnews.com/tag/sandiaga-uno> Sandiaga 
Uno, juga telah berjalan di beberapa negara lain.

"Justru ini sudah ada, kok, di negara-negara lain, ada skemanya. Pas Mas Anies 
bilang ke saya, 'Tolong dihitung,' saya menghitung. Memang yang kami hadirkan 
itu bukan sesuatu yang sangat-sangat berubah secara fundamental. KPR-nya tetap 
jalan, tapi kami cari solusinya untuk DP-nya," tutur  
<http://www.tribunnews.com/tag/sandiaga-uno> Sandiaga Uno.

Anies Baswedan menambahkan, terkait aturan yang dikeluarkan BI, program 
tersebut juga masih memungkinkan untuk direalisasikan.

"Itu sebetulnya kalau dilihat aturan BI juga memungkinkan. Anda lihat aturan BI 
tahun 2016 pasal 17, itu memungkinkan kalau Pemda atau pemerintah memiliki 
program, maka yang aturan itu dipakai untuk komersial, program komersial. Tapi 
kalau program khusus, boleh. Ada ruangnya," tutur Anies Rasyid Baswedan.

"Menurut saya, begini, kalau memang Anda punya solusi lebih baik, tunjukkan 
solusinya. Ini adalah solusi kami. Malah jutaan orang di Jakarta kepengin punya 
rumah dan kami memberikan solusi. Jangan terlalu panik kalau ada solusi yang 
baik. Buatlah solusi yang lebih baik lagi," lanjutnya.(*)

 

 

 



Kirim email ke