Nah, itu dia video yang saya maksud pada posting tempohari("bagi yang bisa menghubungi Romo Sandy boleh minta ditunjukkan notulen dan video perundingan di balai kota tsb.")
Dalam video itu jelas terlihat perundingan mencapai sejumlahkesepakatan antara Ahok (gubernur) dan perwakilan warga. Diantaranya - yang sangat mendasar - adalah konsep bahwa yang akan dilakukan bukan penggusuran, melainkan perbaikan / penataan lingkungan hidup, antara lain dengan membangun perkampungan baru di lokasi yang sama dengan hunian rusunami. Di akhir video juga bisa disaksikan Ahok berjanji tidak akan melakukan apa pun sebelum draft kesepakatan ini (yang akan diketik stafnya) disetujui warga untuk dirampungkan sebagai nota kesepakatan. Tapi dasar Ahok tukang tipu, bukan draft yang dia kirim melainkan ratusan pasukan penggusur. Lengkap dengan buldozer serta bekingan aparat. Akibatnya, pecah perlawanan warga yang dikenal sebagai Kerusuhan Kampung Pulo. Pada titik inilah Ahok koar-koar mau membunuh 2000 warga yang melawan, seolah perlawanan itu karena warga sengaja membangkang dan bukan karena ditipu mentah-mentah oleh Ahok. Soal janji pemindahan warga selama pembangunan kampung baru (ditampung di rusunawa untuk sementara waktu) sekali lagi bisa kita saksikan gaya ngibulnya si Ahok pada video berikut ini: | | | Berita 25 Agustus 2015 - VIDEO Perdebatan Sengit Ahok dan Warga Kampung Pulo Sebelum Digusur - YouTube | | | "oke, tapi anda pindah dulu, nanti kalau tengah kampung pulo sudah saya jadi bangun, kalau negosiasi kita berhasil, anda mau kembali ya udah, tuker." (mulai detik 0:35) Faktanya, yang terjadi tetap penggusuran paksa. Rumah warga dibuldozer tanpa ada pengganti kerugian dan malah dibikin tambah bangkrut karena "direlokasi" ke rusunawa dengan kewajiban bayar sewa. Terlambat bayar,diusir. --- jonathangoeij@... wrote: Ciliwung Merdeka Perlihatkan Video Ahok Janji Tak Gusur Bukit Duri ALSADAD RUDIKompas.com - 03/04/2017, 18:30 WIB Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka, Sandyawan Sumardi (paling kanan), saat ditemui di sekretariatnya di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/4/2017). (Kompas.com/Alsadad Rudi) JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka, Sandyawan Sumardi, memperlihatkan video ketika mereka mengadakan rapat dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama pada 18 September 2015. Saat itu, Sandyawan menyebutkan Ahok sudah menyetujui penataan permukiman bantaran Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta Selatan, tanpa penggusuran. Sandyawan memperlihatkan video itu saat ditemui di sekretariatnya di Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (3/4/2017). "(Pada) 18 september 2015 ketika itu masih ada videonya Pak Ahoksangat kagum dengan desain kampung susun berbasis komunitas dengan situs budaya keanekaragaman warga Jakarta di Kampung Pulo," kata Sandyawan. Dalam rapat yang digelar di Balai Kota itu, Sandyawan menyebut ada sekitar 4.900 unit rumah warga yang dijanjikan akan ditata. Sandyawan mengatakan, Ahok bahkan meminta pihaknya untuk membuat desain serupa yang dijanjikan akan dibuat di tiga lokasi lain. "Dijanjikan akan di-groundbreaking tanggal 1 Januari. Tapi kemudian tidak terjadi apa-apa. Kami bahkan difitnah, saya dituduh provokator. Dibilang diusir oleh warga Kampung Pulo, pindah ke Bukit Duri. Kemudian diusir lagi oleh warga Bukit Duri," ujar Sandyawan. Sandyawan menolak anggapan yang menuding ada motif politis di balik alasannya memperlihatkan video tersebut. Sandyawan mengaku alasannya membeberkan video tersebut lebih disebabkan ada banyak warga asli bantaran Kali Ciliwung di Bukit Duri yang tidak mendapatkan unit hunian di rusun. "Kami gerakan independen yang justru ingin membantu memajukan pembangunan dengan alternatif solusi. Tidak ada hubungannya dengan pilkada," ujar Sandyawan. Video yang diperlihatkan Sandyawan diketahui adalah video dokumentasi situs berita milik Pemerintah Provinsi DKI, beritajakarta.com. Dalam video tersebut terlihat Ahok yang sedang mengadakan rapat dengan Ciliwung Merdeka. Saat itu, Ahok didampingi sejumlah pejabat, diantaranya Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan saat itu, Ika Lestari Aji. Narasi yang ada dalam video menyebutkan bahwa pembangunan kampung susun dilakukan dalam upaya menormalisasi Kali Ciliwung. Pada akhir video, tampak ada sesi wawancara dengan Ika. Dalam wawancara itu, Ika menyebutkan akan ada ganti rugi untuk warga yang memiliki surat-surat yang lengkap. "Ada di Youtube dia sendiri kok. Tapi katanya enggak pernah ada. Gimana sih," ujar Sandyawan.