"Apa yang akan terjadi jikalau Jokowi tidak menyeret ahok kepengadilan?"
Itu jelas pertanyaan khayalan. Faktanya Ahok bukan cuma diseret ke pengadilan, tapi sudah dijeblos ke penjara. Karena situ pengkhayalulung, maka pertanyaan sefiktif itu pun kau jawab sendiri dengan jawaban pilihan : "Ahokketawa2, masih jadi gubernur atau demo, terror, rongrongan terhadap NKRI akanbertambah banyak?" https://groups.yahoo.com/neo/groups/gelora45/conversations/messages/207221 Faktanya, rongrongan terhadap NKRI tidak berkurang sekalipun Ahok diseret ke penjara. Orang-orang yang mengaku pendukung Ahok tetap memaksakan berdemo "toleransi" tanpa mempedulikan warga lainnya yang sedang merayakan Waisak. Nah, selain pengkhayal, situ adalah tukang fitnah juga. Faktanya, saya tidak pernah mengatakan penyelesaian kasus Ahok ini cuma dengan "ngobrol2" seperti fitnahmu itu. Yang saya katakan, menyeret Ahok ke pengadilan, mengorbankan Ahok, adalah salah karena menginjak-injak hak Ahok untuk melakukan islah dengan para seterunya. https://groups.yahoo.com/neo/groups/gelora45/conversations/messages/198682 Karena situ pengkhayal merangkap tukang fitnah, maka kerjanya ya lagi-lagi cuma ngenyek diri sendiri di muka umum. Lebih mementingkankhayalan & fitnah daripada bicara realita. Jauh lebih logis jika, ulang: jika Jokowi (presiden) memerintahkan islah dalam kasus Ahok ini ketimbang langsung memerintahkan proses hukum tanpa melalui prosedur yang benar yaitu, terlebih dulu memberi peringatan kepada Ahok. --- nesare1@... wrote: Kalau: “Ahokketawa2, masih jadi gubernur atau demo, terror, rongrongan terhadap NKRI akanbertambah banyak?"Gimanadengan: ngobrol2 antara ahok, ustad dll itu, apakah khayalan juga?Hukum yangterjadi itu juga khayalan?Aneh ya?Bagi ane itusemua itu konsekwensi/akibat yang bisa terjadi dalam masalah ahok/almaidah.Opini ane sederhana sekali: hukum adalah terbaik karena mereka2 yangmempolitisasi agama itu mau menurunkan ahok dengan SARA! Kalau tidakdibawa keranah hukum itu kan pertanyaan selanjutnya apa yang akan dilakukanoleh radikalisme agama itu? Gampang kan ini alternatifnya: demo berkelanjutanmenggalang massa Islam yang jelas2 akan menimbulkan anarkhis! Ini rongronganterhadap negara. Militer diam saja membuka mulutnya utk mencaplok republic inikalau sipil/Jokowi dianggap tidak mampu….dst…dst…Koq bisa yasemua konsekwensi itu khayalan?Oh ente inipembela Islam radikal ya? Oh enteberasumsi para radikalisme agama itu adalah orang2 baik yg bisa duduk dimejamusyawarah mufakat lalu setelah ahok minta maaf, masalah selesai. Begitu?Hehehehe ahok sudah minta maaf didepan public dan didukung oleh ormas, orpoldan agamais loh! Hasilnya apa? Tambah ganas tuh demo2 orang2 berbaju putih! Pertanyaanjonathan “ahok menista agama atau tidak” itu seharusnya disematkan ke ente,bukan ane. Itu lebih tepat. Kenapa lebih tepat? Karena ente menganggap mereka2radikalisme agama itu adalah orang2 baik yg bisa diajak duduk2, ngobrol2 utk musyawarahmufakat. Ane ketawain orang2 FPI, HTI dan kelompok agamais palsu beginian akanmau duduk ngobrol2 memecahkan masalah. Oh ngomong2ente sedih ya HTI dibubarkan?Lebih tidakmasuk akal lagi adalah solusi yang ente tawarkan: ngobrol2! Kelompokradikalisme agama palsu itu adalah preman politik. Sidiq sudah kabur bawakeluarganya. Alasan yang dibuat2: dia dan keluarga diteror! Hehehehehe lucu kanorang yg suka terror takut diteror. Orang2 radikalisme agama beneran gak adatakutnya dengan terror dan ancaman. Sidiq itu bukan radikalisme agama melainkanradikalisme agama palsu! Koq orang yang mengerti agamanya bisa maen cewek,makan duit dan menyebarkan kebencia. Sampai2 anak putrinya juga menyebarkankebencian anti CINA dan anti KRISTEN! Tahu ndak ente??!!Masalah2seperti SARA ini tidak bisa tidak harus dibawa keranah hukum!Biarrakyatnya tahu semua apa yang terjadi. Proses persidangan memerlukan waktu,sehingga rakyat dengan media dapat menayangkan dan rakyat tahu.Hasilnyakalaupun tidak adil seperti kasus ahok ini, inilah realitasnya. Realitas inilahyang terjadi didalam republic ini. Biar bangsa Indonesia tahu realitas yang adadalam dirinya.Bagi ane“ahok bersalah” itu bukan kekalahan sama sekali!Dia adalahsymbol. Symbol yang dibutuhkan dalam membuka realitas itu.Yesus itujuga kalah bagi sebagian orang yang tidak mengerti. Bisa sulap bangkitkan orangmati koq tidak bisa menolong dirinya sendiri dalam salib. Sampai2 murid2nyabingung dan goyah imannya. Akhirnya apa yang terjadi? Siapa Yesus itu?Ente tahundak?Nelsonmendela saja masuk bui dulu sebelum jadi presiden dan menjadi panutan humanisseluruh dunia!Jadi entegak usah bingung2 dengan kekalahan ahok. Apalagi alasan yg dibuat2: dikorbankanJokowi masuk keranah hukum.Sayang tulisan2ente yg berbunga2 itu kurang mendalam dalam menyikapi kasus ahok ini. entehanya berkutak katik dalam 1 masalah tanpa melihat masalahnya dalam gambaranyang lebih luas. Republic ini bukan hanya ahok saja!Nesare From: ajeg Lha situ memang mengkhayal kok. Bikin pertanyaan lalu mengkhayalkan pilihan jawabannya: "Apa yang akan terjadi jikalau Jokowi tidak menyeret ahok kepengadilan?Ahok ketawa2, masih jadi gubernur atau demo, terror, rongrongan terhadap NKRI akan bertambah banyak?" https://groups.yahoo.com/neo/groups/gelora45/conversations/messages/207221 Jadi, Jonathan sebetulnya cukup suruh ente pilih saja sendiri jawaban yang kau khayalkan itu. Sekarang, setelah Ahok diseret ke penjara pun rongrongan terhadap NKRI tidak berkurang. Orang-orang yang mengaku pendukung Ahok tetap memaksakan berdemo di sana-sini tanpa mempedulikan warga lainnya yang sedang merayakan Waisak. --- nesare1@... wrote: Koq khayalan?Kalau semua ini khayalan, kenapa ente mau kasih solusi: ngobrol?Solusi “ngobrol”nya ente itu menunjukkan masalah almaidah/ahok itu adalah suatu concern republic ini?Seharusnya kalau bukan concern, barulah khayalan itu lebih masuk diakal. Siapa yang tidak setuju masalah ahok/almaidah itu merupakan masalah yang luar biasa besarnya buat republic ini.Masalah ini melibatkan semua pihak yang berkepentingan dari kiri, kanan, tengah, yg punya duit, yg punya kekuasaan, koruptor dll. Kekuatan NASAKOM semua terlibat plus yang oportunis. Gak berbahaya? Pertahankan opini ente yang sudah benar, jangan lari ke khayalan! Jadi ngaco! Nesare From: ajeg Maksudnya, tinggal memilih sesuai khayalannya ini, kan? "Ahok ketawa2, masih jadi gubernur atau demo, terror, rongrongan terhadap NKRI akan bertambah banyak?" --- jonathangoeij@... wrote: Sebaiknya anda uraikan versi anda "Apa yang akan terjadi jikalau Jokowi tidak menyeret ahok kepengadilan?" --- nesare1@... wrote : Hehehehehehehe gampang bener melihat politik Indonesia dari kacamata kuda!Jawab dulu pertanyaan ane itu: Apa yang akan terjadi jikalau Jokowi tidak menyeret ahok kepengadilan? Nanti baru disambung kalau sudah ada jawaban atas pertanyaan itu!Kalau ndak, ya memang hanya bisa mengkritik, bashing tapi gak bisa lihat gambar luasnya. Nesare From: Jonathan Goeij Apa yang anda utarakan justru menunjukkan kebenaran anggapan betapa Jokowi seorang presiden lemah dan pengecut yang tunduk pada tekanan masa, yang dengan sengaja dan sadar menyeret Ahok kepengadilan hanya untuk menenangkan suasana. Apa yang dikatakan Bonar Tigor dari Setara Institut sangat tepat sekali. kutipan:Jokowi menyerahkan kasus Ahok sesuai proses hukum yang berlaku. Bonar menilai langkah Jokowi tersebut secara tidak langsung menjustifikasi dan membiarkan pelanggaran HAM terjadi.https://m.tempo.co/read/news/2016/12/12/063827328/jokowi-dianggap-langgar-ham-dalam-kasus-ahok-ini-alasannya Dengan menyeret Ahok kepengadilan Jokowi terlihat memberi hati pada kelompok2 intoleran garis keras HTI, FPI. MUI. GNPF MUI, FUI dlsb itu, Jokowi sebagai orang jawa lupa pada pepatah "dikasih hati ngerogoh rempelo" dan itulah yang terjadi, karena kelemahan dan sifat pengecut Jokowi yang "memberi hati" itu kelompok2 intoleran tsb jadi ngelunjak "ngerogoh rempelo". Jokowi telah membuka kontak pandora. --- nesare1@... wrote : Apa yang akan terjadi jikalau Jokowi tidak menyeret ahok kepengadilan?Ahok ketawa2, masih jadi gubernur atau demo, terror, rongrongan terhadap NKRI akan bertambah banyak? Ente sukanya bashing Jokowi saja! Nesare From: ajeg Tidak akan terjadi seandainya Jokowi tidak menyeret Ahok kepengadilan. --- jonathangoeij@... wrote: Selasa 09 May 2017, 10:51 WIB Sidang Ahok Ahok Divonis 2 Tahun Penjara Rina Atriana - detikNewsFoto: Pool/Kurniawan Mas'udJakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihukum 2 tahun penjara. Ahok dinyatakan terbukti bersalah melakukan penodaan agama karena pernyataan soal Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. "Menyatakan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan penodaan agama," kata hakim ketua Dwiarso Budi Santiarto membacakan amar putusan dalam sidang Ahok di auditorium Kementan, Jl RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017). Majelis hakim menyebut penodaan agama dengan penyebutan Surat Al-Maidah dalam sambutan Ahok saat bertemu dengan warga di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Kalimat Ahok yang dinyatakan menodai agama adalah "Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu nggak bisa pilih saya ya kan? dibohongi pakai Surat Al-Maidah 51, macam-macam itu. Itu hak Bapak-Ibu ya. Jadi kalau Bapak-Ibu perasaan enggak bisa kepilih nih, karena saya takut masuk neraka karena dibodohin gitu ya, nggak apa-apa." "Dari ucapan tersebut, terdakwa telah menganggap Surat Al-Maidah adalah alat untuk membohongi umat atau masyarakat atau Surat Al-Maidah 51 sebagai sumber kebohongan dan dengan adanya anggapan demikian, maka menurut pengadilan, terdakwa telah merendahkan dan menghina Surat Al-Maidah ayat 51," papar hakim dalam pertimbangan hukum. Ahok dalam kunjungan pada 27 September 2016 didampingi sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta, Bupati Kepulauan Seribu, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan, serta para nelayan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Majelis hakim menyebut Ahok sengaja memasukkan kalimat terkait dengan pemilihan gubernur. Ahok dalam pernyataannya di hadapan warga menyinggung program budidaya ikan kerapu yang tetap berjalan meskipun ia tidak terpilih dalam pilkada. "Dari ucapannya tersebut terdakwa jelas menyebut Surat Al-Maidah yang dikaitkan dengan kata 'dibohongi'. Hal ini mengandung makna yang negatif. Bahwa terdakwa telah menilai dan mempunyai anggapan bahwa orang yang menyampaikan Surat Al-Maidah ayat 51 kepada umat atau masyarakat terkait pemilihan adalah bohong dan membohongi umat atau masyarakat, sehingga terdakwa sampai berpesan kepada masyarakat di Kepulauan Seribu dengan mengatakan jangan percaya sama orang, dan yang dimaksud yang adalah jelas orang yang menyampaikan Al-Maidah ayat 51," sambung hakim dalam putusannya. Ahok dinyatakan majelis hakim terbukti melakukan tindak pidana dalam Pasal 156a KUHP, yakni secara sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama. (fdn/fjp) #yiv2303153753 -- #yiv2303153753ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mkp #yiv2303153753hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mkp #yiv2303153753ads {margin-bottom:10px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mkp .yiv2303153753ad {padding:0 0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mkp .yiv2303153753ad p {margin:0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mkp .yiv2303153753ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-sponsor #yiv2303153753ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-sponsor #yiv2303153753ygrp-lc #yiv2303153753hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-sponsor #yiv2303153753ygrp-lc .yiv2303153753ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753activity span {font-weight:700;}#yiv2303153753 #yiv2303153753activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv2303153753 #yiv2303153753activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv2303153753 #yiv2303153753activity span span {color:#ff7900;}#yiv2303153753 #yiv2303153753activity span .yiv2303153753underline {text-decoration:underline;}#yiv2303153753 .yiv2303153753attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv2303153753 .yiv2303153753attach div a {text-decoration:none;}#yiv2303153753 .yiv2303153753attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv2303153753 .yiv2303153753attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv2303153753 .yiv2303153753attach label a {text-decoration:none;}#yiv2303153753 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv2303153753 .yiv2303153753bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv2303153753 .yiv2303153753bold a {text-decoration:none;}#yiv2303153753 dd.yiv2303153753last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv2303153753 dd.yiv2303153753last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv2303153753 dd.yiv2303153753last p span.yiv2303153753yshortcuts {margin-right:0;}#yiv2303153753 div.yiv2303153753attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv2303153753 div.yiv2303153753attach-table {width:400px;}#yiv2303153753 div.yiv2303153753file-title a, #yiv2303153753 div.yiv2303153753file-title a:active, #yiv2303153753 div.yiv2303153753file-title a:hover, #yiv2303153753 div.yiv2303153753file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv2303153753 div.yiv2303153753photo-title a, #yiv2303153753 div.yiv2303153753photo-title a:active, #yiv2303153753 div.yiv2303153753photo-title a:hover, #yiv2303153753 div.yiv2303153753photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv2303153753 div#yiv2303153753ygrp-mlmsg #yiv2303153753ygrp-msg p a span.yiv2303153753yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv2303153753 .yiv2303153753green {color:#628c2a;}#yiv2303153753 .yiv2303153753MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv2303153753 o {font-size:0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753photos div {float:left;width:72px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753photos div div {border:1px solid #666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753reco-category {font-size:77%;}#yiv2303153753 #yiv2303153753reco-desc {font-size:77%;}#yiv2303153753 .yiv2303153753replbq {margin:4px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mlmsg select, #yiv2303153753 input, #yiv2303153753 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mlmsg pre, #yiv2303153753 code {font:115% monospace;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-mlmsg #yiv2303153753logo {padding-bottom:10px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-msg p#yiv2303153753attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-reco #yiv2303153753reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-sponsor #yiv2303153753ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-sponsor #yiv2303153753ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-sponsor #yiv2303153753ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv2303153753 #yiv2303153753ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv2303153753