17 Jul 2017 09:03
Politik Sudah Mulai Makan Korban Konglomerat

ORANG terkaya satu ini terpaksa menjual 76 hotelnya. Juga 13 theme park-nya. 
Dan entah apalagi. Padahal, dia ingin terus mengembangkan bisnis theme park 
tersebut. Sampai bisa mengalahkan Disney-nya Amerika. Sampai-sampai dia sudah 
menjadi pemegang saham di Disneyland Shanghai.Ekspansi bisnisnya juga lagi 
dihadang blokade. Bahkan dari dua arah. Sekaligus. Di waktu yang hampir 
bersamaan. Kini dia lagi pusing luar biasa. Tapi, Anda tidak perlu ikut 
memikirkannya. Itu pusingnya orang kaya.Semula Wang Jianlin adalah orang 
terkaya nomor 1 di Tiongkok. Selama bertahun-tahun. Melejit terus. Baru tahun 
lalu posisinya merosot dikit. Ke No 2. Dikalahkan pengusaha IT, Jack Ma. Dengan 
grup Ali Baba-nya.Bisnis awal Wang Jianlin adalah real estate. Dari situlah dia 
jadi kaya. Grup bisnis real estate-nya adalah ini: Wanda Group. Kantor pusatnya 
di Kota Dalian. Salah satu kota besar di Provinsi Liaoning. Berbatasan dengan 
Korea. Itulah kota pertama di Tiongkok yang dibuat cantik. Untuk percontohan 
kota lain yang masih kumuh. Wali kota Dalian saat itu dikenal hebat. Lalu, 
ditunjuk jadi gubernur dua periode. Dia pula yang memelopori bangun jalan tol 
pertama di Tiongkok. Dari Dalian ke ibu kota provinsi, Shenyang.Yang kemudian 
dikembangkan sebagai jaringan jalan tol ke seluruh negeri. Itulah awal mengapa 
kini Tiongkok memiliki jalan tol terpanjang di dunia. Setelah jadi gubernur 
yang hebat selama 10 tahun, dia naik lagi jadi wakil perdana menteri. Dan 
sekarang, dialah perdana menteri Tiongkok saat ini: Li Keqiang.Wang Jianlin 
mulai terjun ke bisnis real estate di Dalian tersebut. Saat kota itu lagi 
getol-getolnya diremajakan. Lalu berkembanglah real estate-nya ke berbagai kota 
lain. Saat kota-kota lain itu meremajakan diri. Mengikuti jejak Dalian. Grup 
Wanda tidak terkalahkan. Dialah si raja tanah Tiongkok. Raja perumahan. Raja 
apartemen. Raja gedung. Raja mal. Raja hotel.Kalau di Surabaya orang seperti 
itu disebut pengusaha lemah: lemahe uakeh (lemah dalam bahasa Jawa adalah 
tanah).Sepuluh tahun belakangan Wang Jianlin ekspansi ke luar negeri: Amerika, 
Inggris, Spanyol, India, dan ke mana saja. Indonesia juga. Lewat Grup Lippo.Di 
AS Wang Jianlin tidak tanggung-tanggung: masuk ke jantung pusat perfilman 
dunia. Membeli Hollywood. Dia beli perusahaan perfilman. Dia beli perusahaan 
rumah produksi film. Dia beli perusahaan jaringan bioskop. Akhirnya Wang 
Jianlin menjadi pemilik jaringan gedung bioskop terbesar di dunia.Dia akhirnya 
tahu lika-liku bisnis perfilman. Ambisi berikutnya adalah membangun Hollywood 
sendiri. Versi Tiongkok. Lokasinya di Kota Qingdao. Kota pantai yang terkenal 
dengan industri bir dan elektronik. Yang posisi kotanya persis berhadapan 
dengan Korea. Di kota ini pula dibangun jembatan di atas laut sepanjang hampir 
50 km.Begitu high profile Wang Jianlin ini. Saat peletakan batu pertama 
pembangunan Hollywood versi Tiongkok ini geger. Yang hadir bintang-bintang film 
top Hollywood. Seperti John Travolta, Leonardo DiCaprio, dan Kate 
Beckinsale.Lalu...terjadilah pemilu di Amerika. Donald Trump menang. Antiasing. 
Termasuk anti-China.Ekspansi Wang Jianlin ke Hollywood dianggap berbahaya. Bagi 
Amerika, Tiongkok dianggap sudah mulai menyerang jantungnya Amerika. Industri 
pop culture. Amerika merasa dapat serangan yang membahayakan. Dengan senjata 
yang disebut soft power. Inilah bentuk perang modern. Tidak menggunakan 
kekuatan bom dan kekerasan.Sejumlah anggota DPR Amerika menulis petisi. 
Mengingatkan berbahayanya senjata soft power Tiongkok itu. Petisi tersebut 
sinkron dengan ideologi Donald Trump. Yang sering menyerang Tiongkok. Sebagai 
negara manipulator ekonomi, keuangan, dan perdagangan.Investasi Tiongkok di AS 
memang mencapai rekor tahun lalu: 51 miliar dolar. Hampir Rp 600 triliun. Dalam 
satu tahun. Bandingkan dengan tahun sebelumnya yang ”hanya” 11 miliar dolar. 
Naik lima kali lipat.”Ketakutan DPR Amerika itu berlebihan,” ujar Wang Jianlin 
kepada media dunia. ”Kami ini menghidupi 20.000 karyawan di AS. Investasi kami 
saja 10 miliar dolar,” tambahnya.Rupanya AS sudah harus ambil tindakan. Senjata 
soft power yang dulu digunakan AS untuk menyerang dunia (McDonald, internet, 
dll) tidak boleh ditiru Tiongkok. Maka, transaksi terbaru Wang Jianlin untuk 
membeli Dick&Clark Production diblokade. Padahal, harga sudah disepakati. Wang 
akan membelanjakan 1 miliar dolar untuk membeli perusahaan yang berada di 
belakang Golden Globe dan American Music Award itu.Dan.... Datang juga pukulan 
lain.Di tengah pertempurannya dengan penguasa Amerika itu, tiba-tiba datang 
bencana dari dalam negeri. Dari negerinya sendiri. Tiongkok tidak suka 
pengusahanya terlalu ekspansif di luar negeri. Belum jelas. Apakah untuk 
menjaga hubungan dengan AS atau karena di dalam negeri sendiri lagi butuh 
investasi.Memang bukan hanya Wang Jianlin yang jadi sasaran tembak. Tapi juga 
lima pemain agresif lainnya. Termasuk pemilik baru klub sepak bola AC Milan. 
Wang sendiri sudah membeli klub Atletico Madrid. Dua tahun lalu.Intinya: kini 
Wanda Group tidak mudah lagi untuk mencari sumber dana di dalam negeri. 
Terutama dari perbankan. Padahal, penjualan rumah di real estate-nya tidak 
selaris dulu.Akhir tahun lalu Wang sendiri mengatakan ekonomi Tiongkok masih 
sulit. Belum mendapatkan jalan keluar. Penurunan ekonomi ini, katanya, masih 
belum mencapai titik terendahnya. Berarti masih akan berlanjut. Kelebihan pasok 
rumah luar biasa besar. Untuk menjual rumah yang sudah dibangun tapi belum laku 
saat ini saja, kata Wang,  diperlukan waktu lima tahun.Tidak ada jalan lain. 
Kini Wang Jianlin harus menjual aset-asetnya. Yang sudah saya sebutkan di 
atas.Tiga tahun lalu tidak ada yang membayangkan kesulitan ini bisa menimpanya. 
Tapi, Anda tidak perlu ikut memikirkannya. Itu kesulitannya orang kaya. Orang 
hanya heran mengapa itu terjadi. Hubungannya dengan pemerintah luar biasa baik. 
Ayahnya adalah pengikut long march-nya mendiang Mao Zedong. Wang sendiri umur 
15 tahun sudah masuk tentara. Sampai umur 32 tahun. Selama 17 tahun di 
kemiliteran dia belajar disiplin. Yang kemudian, katanya, jadi modal sukses 
bisnisnya.Dia sendiri, di umurnya yang 62 tahun sekarang ini, termasuk jajaran 
pimpinan pusat Partai Komunis Tiongkok. Sebagai Deputi Politbiro.Wang Jianlin 
tidak seharusnya sulit. Prinsip bisnisnya dia pegang teguh. Katanya: kita harus 
dekat dengan pemerintah, tapi kalau bisa tidak usah dekat-dekat politik.Apakah 
politik itu yang kini menjadi sandungan pesaing Disney dari Tiongkok ini? (*)
  • [GELORA45] Politik Sudah... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Politik ... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke