Difitnah dan Diganggu, Jokowi Justru Hadirkan Mahakarya Untuk Indonesia By Junaidi Sinaga on June 1, 2017 Ekonomi https://seword.com/ekonomi/difitnah-dan-diganggu-jokowi-justru-hadirkan-mahakarya-untuk-indonesia/
Perjalanan Jokowi menjadi Presiden Indonesia tidaklah mudah. Dia bahkan harus mengalami cobaan hebat semenjak dirinya memutuskan ikut bertarung pada Pilpres 2014. Saat itu, Jokowi menjadi calon terkuat secara elektablitas. Dia pun harus berduel dengan Prabowo yang semenjak jauh-jauh hari mendeklarasikan diri sebagai calon Presiden. Eektabilitas tinggi tidak menjadi jaminan Jokowi bisa langsung memenangkan pertarungan. Berbagai fitnah dan ujaran kebencian pun dihadirkan atas dirinya. Jokowi yang sebelumnya dikenal publik sebagai sosok yang jujur, seorang yang merakyat, pemimpin yang pekerja keras, anti korupsi, berprinsip teguh, dan selalu bersikap adil membuat dirinya sangat layak untuk memimpin bangsa ini. Akan tetapi semua fakta yang ada ini coba diputarbalikkan oleh lawan politik Jokowi. Dia bahkan difitnah sebagai antek komunis, keturunan Yahudi, keluarganya dituduh kafir dan banyak lagi fitnah yang diarahkan padanya. Beruntung Jokowi akhirnya terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-7 tahun 2014. Meski semua hoax yang disebar untuk menghabisi elektabilitas Jokowi, namun jalan Tuhan mengkehendaki Jokowi terpilih sebagai Presiden. Jokowi pun akhirnya dilantik menggantikan Presiden SBY. Niat tulus sang Presiden untuk bekerja keras membangun bangsa langsung dihadang oleh parlemen. Koalisi Merah Putih (KMP) sebagai oposisi yang merupakan rival di Pilpres sukses menguasai pucuk pimpinan penting di DPR RI. Tak pelak ini pun menjadi hambatan bagi Jokowi untuk mewujudkan nawacitanya. Keributan berbulan-bulan pun terjadi di DPR setelah mereka dilantik. Perebutan alat kelengkapan dewan pun menjadi permasalahan karena awalnya dimonopoli oleh kubu KMP. Praktis perebutan kekuasaan menjadi tontonan publik kala itu. Namun bukan pemimpin namanya jika tidak bisa menerobos semua ini. Jokowi pun tancap gas mengerjakan semua nawacita yang telah dia canangkan. Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program Jokowi yang paling menonjol. Memang semua aspek coba Jokowi perhatikan dan kerjakan. Akan tetapi pembangunan infrastruktur menjadi salah satu yang paling menarik dari seorang Jokowi. Target Jokowi dalam membangun infrastruktur tidak tanggung-tanggung. Dari data Bappenas, dalam jangka lima tahun pemerintahannya, Jokowi menargetkan pembangunan infrastruktur sebagai berikut: - Jalan baru sepanjang 2.650 KM - Jalan tol sepanjang 1000 KM - Pemeliharaan jalan sepanjang 46.770 KM - Pembangunan 15 bandara baru - Pengadaan 20 Pesawat Perintis - Pengembangan bandara untuk pelayanan cargo udara di 6 lokasi - Pembangunan 24 pelabuhan baru - Pengadaan 26 kapal barang perintis - Pengadaan 500 unit kapal rakyat - Pembangunan jalur KA 3.258 KM di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan - Pembangunan Pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi - Pengadaan kapal penyeberangan perintis sebanyak 50 unit - Pembangunan BRT di 29 Kota - Pembangunan angkutan massal cepat di kawasan perkotaan. Sumber https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2752274/ini-dia-detil-pembangunan-infrastruktur-jokowi-sampai-2019 Ini adalah target maha besar yang Jokowi canangkan dalam satu periode pemerintahannya. Terlihat memang ini adalah target ambisius. Hanya dengan kesungguhan dan kerja keras tanpa batas yang bisa merealisasikan target Presiden Jokowi ini. Namun mari kita lihat realisasi pembangunan infrastruktur Jokowi dalam kurun waktu 2 tahun ini. Hanya dalam dua tahun, lihat pencapaian pembangunan infrastruktur yang pemerintah telah lakukan di bawah kendali Presiden Jokowi. Dari 225 yang kemarin (daftar PSN), ada 20 yang sudah selesai. Nilainya Rp 27,6 triliun,� ujar Ketua Tim Implementasi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Wahyu Utomo, saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/2/2017). Rinncian proyek strategis nasional yang telah rampungpun dipublish. Berikut rincian 20 proyek strategis nasional yang telah rampung: - Jalan tol Gempol – Pandaan (14 km) di Jawa Timur 2. Bandara Sentani di Jayapura 3. Bandara Juwata di Tarakan 4. Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu 5. Bandara Mutiara di Palu 6. Bandara Matahora di Wakatobi 7. Bandara Labuan Bajo di Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) 8. Pengembangan Bandara Soetta Terminal 3 di Banten 9. Pembangunan Pelabuhan Kalibaru di Jakarta Tahap I 10. Pembangunan Pipa Gas Belawan-Sei Mengkei kapasitas 75 mmscfd (panjang 139,24 km) 11. PLBN Entikong di Kalimantan Barat 12. PLBN Motaain di NTT 13. PLBN Motamassin di NTT 14. PLBN Skouw di Jayapura, Papua 15. Bendungan Paya Seunara di Aceh 16. Bendungan Rajui di Aceh 17. Bendungan Jatigede di Jawa Barat 18. Bendungan Bajulmati di Jawa Timur 19. Bendungan Nipah di Jawa Timur 20. Bendungan Titab di Bali. Berita ini dirilis pada 10 Februari 2017 dari sumber https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3419182/2-tahun-jokowi-20-proyek-strategis-nasional-rp-276-t-rampung. Artinya hampir lima bulan yang lalu data yang dirilis terkait capaian pemerintah. Sementara pembangunan tetap berjalan sampai sekarang dan berharap dapat tercapai sampai 2019. Pemerintah Indonesia memang pernah berhasil menorehkan sejarah pembangunan baik infrastruktur ataupun non infrastruktur di bawah rezim Presiden Soeharto dengan program Repelitanya. Namun perlu dicatat, pembangunan itu dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, yakni hampir 32 tahun. Berbeda dengan Presiden Jokowi, dalam kurun waktu dua tahun saja pembangunan bisa tancap gas dan menorehkan hasil untuk memenuhi kebutuhan bangsa ini akan infrastruktur. Bila kita bandingkan dengan Presiden yang berkuasa selama 10 tahun sebelum Jokowi, pembangunan infrastruktur untuk bangsa Indonesia tidak seperti sekarang. Padahal ekonomi Indonesia tumbuh membaik kala itu. Hasilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik tidak berbanding lurus dengan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan bangsa ini. Namun faktanya masih banyak pihak yang coba memutarbalikkan fakta dan capaian pemerintah saat ini. Bahkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah sekarang coba diartikan tidak untuk masyarakat Indonesia. Malah terjadi penyesatan dengan mengatakan pembangunan ini untuk pengusaha. Tentu ini adalah pandangan yang keliru. Sebab setiap negara butuh infrastruktur yang berguna untuk seluruh rakyatnya. Tidak ada satupun negara yang mau maju tanpa menyediakan kebutuhan infrastruktur. Sebab ini akan berdampak langsung pada perekonomian dalam upaya negara menyejahterakan rakyatnya. Dengan tersediannya infrastruktur tentu akan menarik modal dan menciptakan investasi yang pada akhirnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Jika ada anggapan bahwa Presiden Jokowi tidak memperdulikan pembangunan selain infrastruktur, tentu ini adalah satu kesalahan. Justru terbukti bahwa program sosial Jokowi seperti kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan berbagai program lainnya terbukti dapat memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia dan menurunkan kesenjangan. Lihat saja data yang dirilis oleh media nasional harian Kompas pada Selasa, 30 Mei 2017. Indeks Gini Ratio (angka kesenjangan) Indonesia menurun Tahun 2008 Indeks Gini Ratio kita 0,35 dan naik terus hingga tahun 2011-2014 menjadi 0,4. Akan tetapi pada tahun 2016, indeks gini ratio Indonesia menjadi 0,40. Tentu ini adalah akumulasi pencapaian dari semua program Presiden Jokowi dalam membuat pemerataan ekonomi. Sementara IPM Indoensia telah mencapai 70,18, dimana angka ini belum pernah dicapai pemerintahan sebelumnya. Tentu masih banyak pekerjaan rumah dari pemerintahan Jokowi untuk mewujudkan nawacitanya. Namun dengan melihat progress dan capaian yang sudah ada, harapan untuk Indoensia Baru itu sungguh ada. Tidak salah rakyat Indonesia memilih Jokowi sebagai Presiden. #JokowiUntukIndonesia Salam Indonesia Jangan Diam Sumber - https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2752274/ini-dia-detil-pembangunan-infrastruktur-jokowi-sampai-2019 - https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3419182/2-tahun-jokowi-20-proyek-strategis-nasional-rp-276-t-rampung’ - Harian Kompas Selasa, 30 Mei 2017