Mengatakan bahwa kemunculan Jokowi itu adalah kehendak Tuhan, sama saja dengan 
mengatakan bahwa hakekat Tuhan tak lain daripada projeksi dari pikiran manusia, 
yang diobjektifkan, dan di asolutkan. Jika Jokowi dikait-kaitkan dengan Tuhan, 
maka petanyaannya adalah : Apakah utang luar negeri NKRI yang bertumpuk-tumpuk 
itu adalah juga kehendak Tuhan?,  Pelanggaran  lingkungan (AMDAL) yang terjadi 
dalam projek-projek infrastruktur Jokowi adalah juga kehendak Tuhan? 
Penggusuran tanah-tanah pertanian demi kepentinghan investasi Jokowi adalah 
juga kehebdak Tuhan?????. 

Dalam konteks ini saya berpendapat bahwa orang-orang yang mengatakan bahwa 
kemunculan Jokowi adalah kehendak Tuhan adalah pencerminan dari otak-otak 
manusia yang kacau balau, yang dampaknya telah melecehkan Tuhan dalam arti yang 
sebebarnya.

Roeslan.

 

Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Gesendet: Dienstag, 22. August 2017 01:20
An: Yahoogroups
Betreff: [GELORA45] Re: Trs: [perhimpunanpersaudaraan] Kiriman teman

 

  

 

Tulisan dibawah ini kelihatannya menginginkan PERPPU Ormas diloloskan DPR, 
tetapi sayangnya pembicaraan lebih pada puja puji thd Jokowi sampai dikatakan 
kehendak Tuhan segala daripada pembahasan tentang PERPPU Ormas itu sendiri.

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <ilmesengero@...> wrote :



"Dia muncul ke panggung politik karena kehendak Tuhan". Hebta luar biasa! Cuma 
saja Tuhan lupa batalkan Surat Tiga Menteri.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com, <chalik.hamid@...> wrote :



Sebuah uraian sangat menarik dan layak untuk dipelajari.





Pada Senin, 21 Agustus 2017 14:35, "Sie Tik Tan sietik.tan@... 
[perhimpunanpersaudaraan]" <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com> menulis:





 

Sikap JK , yg pernah jadi wakilnya SBY, bahkan dulu dianggap dominan peranannya 
dibanding SBY sendiri dan juga King Maker-nya Anies ......
PERJUANGAN MORAL JOKOWI.... 
 Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sambutan acara Simposium Ekonomi di 
gedung MPR, Senayan, mengatakan ada 2 kebijakan keliru yang dilakukan 
pemerintah sehingga menghabiskan anggaran Rp 6000 triliun. Kebijakan itu 
menjadi salah satu penyebab ketertinggalan Indonesia dari negara-negara 
tetangga. Satu kebijakan era Soeharto dan satu lagi era SBY. 32 tahun Soeharto 
berkuasa, tidak ada riak yang berarti untuk menghentikannya dan barulah 
Soeharto jatuh ketika fundamental ekonomi yang di simpan rapat bertahun tahun 
terbuka lebar oleh aksi George Sorros. Nyatanya berpuluh tahun kita menyimpan 
data busuk dan kebohongan. Tidak ada sesungguhnya kekuatan ekonomi. Tidak ada. 
Soeharto tidak punya rencana hebat kecuali menggali lubang sedalam dalamnya 
lewat hutang tanpa rencana real untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik. 
Jumlah hutang yang digalinya hanya 30% yang digunakan untuk membangun. 
Selebihnya habis dikorup oleh mereka yang menopangnya menjadi penguasa selama 
32 tahun. Akibat kebijakan yang diambilnya sebelum jatuh adalah menanda tangani 
LOI dengan IMF sebagai blank Cheque yang harus diselesaikan oleh rezim 
setelahnya. Beban masalah yang di tinggalkan Soeharto kalau di kurs sekarang 
dan ditambah dengan bunga obligasi rekap mencapai mencapai Rp, 3000 triliun. 
Era Habibie, Gus Dur, Megawati adalah era tersulit bagi kita untuk berdamai 
dengan kenyataan. Indonesia dinyatakan negara insolvent dan semua financial 
resource tertutup. Pemasukan lebih kecil daripada pengeluaran. Kehidupan 
politik tidak jelas. Enam tahun proses transisi dari legislasi Era Soeharto ke 
era Reformasi seakan waktu terpanjang dalam sejarah. Selama itu tidak ada 
pembangunan real. Negara stuck. Namun akhirnya Indonesia bisa keluar dari 
proses transisi itu dengan terpilihnya SBY sebagai Presiden secara demokrasi 
langsung. Harapan di pagut dan masa depan disongsong dengan ceria. Tapi apa 
yang terjadi ? Selama 10 tahun SBY berkuasa, untuk mempertahankan kekuasaanya 
dia membakar uang sebesar Rp. 3000 triliun untuk subsidi. Pada periode 
2004-2014, subsidi energi rata-rata memiliki porsi sebesar 21% dari APBN dan 
mengalami porsi terbesar pada tahun 2008 yang mencapai 28%. Di dalam subsidi 
energi, alokasi subsidi BBM adalah yang terbesar dengan mencaplok 80% dari 
seluruh subsidi energi. Dan menciptakan mega skandal dengan korupsi tak 
terbilang. Andaikan uang sebanyak itu dia gunakan untuk membangun jalan toll 
maka kita sudah punya jalan toll trans Sumatera dan trans Jawa, juga kereta 
cepat Jakarta Surabaya dan puluhan kawasan industri berskala international, 
puluhan bendungan dan irigasi untuk ketahanan pangan, bahkan setiap kota besar 
sudah punya MRT. SBY hanya bekerja membuat rencana dan membuang uang begitu 
saja untuk ongkos politik agar kekuasaanya stabil selama dua periode. Era 
Soeharto kita abai karena salah memilih pemimpin dan takdir kita berhasil 
mengubah tatanan politik yang diktator menjadi demokrasi tapi setelah demokrasi 
kita justru melahirkan gerombolan maling yang menjarah lebih dahysat dari 32 
tahun Soeharto berkuasa. Selama itu tidak ada gerakan agama yang hebat hendak 
menggulingkan Soeharto atau SBY. Tidak ada demo berjilid jilid hendak 
menjatuhkannya. Mengapa? Karena baik partron agama maupun politik mendapat 
berkah uang dan konsesi bisnis dari politik lendir tebar uang oleh penguasa. Di 
era Jokowi, seorang yang bukan elite politik di tubuh partai, bukan jenderal 
yang berkaliber nasional, bukan konglomerat yang kaya dari bisnis rente, bukan 
pula tokoh budayawan atau agama yang selebritis. Dia muncul ke panggung politik 
karena kehendak Tuhan. Tak ada satupun kekuatan yang menghentikannya ketika si 
tukang kayu yang krempeng itu masuk ke istana. Ini takdir Indonesia dan Tuhan 
berbuat sesukaNya. Ketika dia berkuasa, subsidi yang memanjakan rakyat di 
hentikan. Anggaran di reformasi secara fundamental dari berorientasi konsumsi 
ke produksi. Efisiensi anggaran dilakukan dengan keras. Walau diawali dengan 
fundamental ekonomi yang retak karena Current Account yang defisit, Jokowi 
tetap melaju dengan agenda besarnya. Menciptakan kemandirian , bukannya hanya 
lewat restruktur APBN dan hutang tapi juga revolusi mental dengan menghapus 
semua bisnis rente yang melahirkan mafia di semua lini. Negeri para gangster 
diubahnya menjadi negeri para pekerja keras. Status quo didobraknya, 
menghentakan tatanan politik yang terbiasa hidup manja menipu rakyat. Dan apa 
hasilnya? Hanya dua tahun berkuasa semua rating international berkaitan dengan 
index korupsi, pembangunan, ekonomi membaik. Indonesia termasuk negara 
peringkat tiga terbaik ekonominya diantara anggota G20. Saya membayangkan 
setiap langkah Jokowi tidaklah mudah dan penuh resiko. Karena semua elite 
politik yang kini ada adalah bagian dari kekuasaan Orde baru yang pernah 
merampok indonesia meninggalkan beban kerugian sebesar Rp. 3000 triliun dan 
juga bagian dari kekuasaan era SBY yang membakar uang negara sebesar Rp. 3000 
triliun demi melanggengkan kekuasaannya. Semua ingin agar si tukang kayu ini 
dihentikan. Karena Jokowi bukan hanya menghancurkan kekuasaan sebagai ladang 
bisnis mendatangkan harta, tapi juga menjadikan rakyat cerdas berpolitik dan 
mempermalukan elite politik dengan banyaknya elite politik terancam masuk bui 
karena aksi KPK. Pesta usai. Dulu Ahok dijadikan pintu gerbang menjatuhkan 
Jokowi dengan alasan menistakan agama. Dan dari keadaan ini Jokowi berhasil 
keluar dengan selamat. Dan kini PERPPU pembubaran Ormas Radikal dijadikan 
alasan untuk menjatuhkannya karena dibilang anti demokrasi dan anti Islam. 
Padahal tidak ada ada dalam PERPPU itu yang menyebut Islam atau ormas tertentu. 
Namun oleh para gangster mafia meng-create semua kegaduhan ini agar pesta 
kekuasaan kembali marak. Dan karena itu emosi agama kembali dibenturkan. 
Andaikan PERPPU itu ditolak DPR maka tahulah kita bahwa agenda menjatuhkan 
Jokowi memang datang dari segala penjuru mata angin. Apakah jokowi akan jatuh? 
Tuhanlah yang berhak menentukan siapa yang pantas berkuasa dan setiap orang 
yang berkuasa adalah cobaan bagi rakyat. Usia saya lebih dari 50 tahun. Saya 
generasi yang gagal karena tak bisa berbuat banyak menghentikan Soeharto dan 
penikmat subsidi BBM era SBY yang membakar uang ribuan triliun. Apa yang saya 
lakukan sekarang adalah berusaha setiap hari berbuat kebaikan agar negara ini 
lebih baik. lewat tulisan, lewat interaksi dengan teman- teman politisi dan 
aktifis , saya berusaha menyampaikan pesan moral bahwa bukan sistem yang jadi 
masalah tapi akhlak kita yang buruk. Mari perbaiki moral dan sudahilah niat 
mengubah sistem agar impian makmur jadi kenyataan. Perbaiki akhlak dan perbaiki 
etos kerja maka rahmat Tuhan akan datang by the time. Mari kita bersama sama 
menjadi kekuatan moral menghadang semua niat mereka yang ingin merusak negeri 
ini dengan alasan agama budaya atau apalah. Kita membela Jokowi bukan bertujuan 
politik tapi demi moral. Jadilah gerakan moral, mendukung orang baik agar 
berprestasi baik. SEMOGA BERMANFAAT DAN MENAMBAH ILMU SERTA WAWASAN KITA 
BERSAMA.....


Verstuurd vanaf mijn iPad

 

 



Kirim email ke