Semakin ke sini orang semakin melihat bahwa Jokowi hanya dijadikan 
tunggangan, atau malah troya, berbagai pihak untuk kepentingan 
pribadi & komplot. Ini sudah terlihat sejak PDIP mengobrak-abrik 
trias politika dengan memaksakan DPR menjadi komplotnya eksekutif.Maka 
terjalinlah simbiosis yang tidak bermutu.
Sebetulnya kasihan Jokowi itu. Sudah kerempeng dijadikan tameng 
para sontoloyo. Seluruh komplot itulah yang akan selalu bersama Jokowi 
hingga 2019, demi perpanjangan 1 periode lagi.

--- yskp45@... wrote:
 Kekayaan TanahAir Republik Indonesia diperjualbelikan oleh kekuasaan Asing 
dibawah Pemerintahaan Presiden Warganegara R.I.; apakah Pemerintah Republik 
Indonesia Presiden Mr. Joko Widodo tidak mempunyai sedikitpun Rasa Kebangsaan 
Patriotisme Nasional, terkecuali "Patriotisme Hadiah sedikit USDollar dari 
Freeport McMoran?". Ambilalih/Nasionalisasi Freeport McMoran, jadikan Milik 
R.I. sepenuhnya, untuk kepentingan Industri Nasional, untuk kepentingan 
Kemerdekaan R.I.
Di Papua/Irian Barat tidak ada Tempe seperti di Jawa, tapi masih kepunyaan 
R.I.,dan Balkannisasi R.I. dengan proposal menstimulasi
Pemberontakan para Jendral TNI di KODAM-KODAM, seperti yang dilakukan para 
Perwira TNI semenjak R.I.berdiri(semua pemberontakan
untuk menjatuhkan Pemerintahan Presiden Soekarno, dilakukan dari Kementerian 
Angkatan Perang/Kementerian Pertahanan) , masih dalam bayangan,,also, sebelum 
terlambat Nasionalisasi seluruh Perusahaan-Perusahaan Asing yang menguasai 
Perekonomian R.I.dengan demikian,
Selurh Bangsa Indonesia akan bersama Anda Mr.PresidenJOKOWI.
--------------------------------------------
Pada Sen, 18/9/17, ajeg menulis:
Uranium Pertaruhan Freeport McMoran
 di Papua
 Juni 29, 2017
 22:58
  
 Benarkah
 Uranium Jadi Pertaruhan Freeport McMoran di Papua Sehingga
 Mengutus Obama 
 Sebagai Broker Tingkat Tinggi?
  
 Kunjungan
 mantan Presiden AS Barrack
 Obama ke Indonesia kali ini mengundang aneka
 spekulasi.
 
Resminya
 sih Obama jadi pembicara
 kunci di Kongres Diaspora Internasional yang diselenggarakan
 Dino Pati Djalal,
 Tidak resminya, jadi broker tingkat tinggi Freeport ke
 Indonesia, Persis
 seperti Bill Clinton jadi broker Chevron ke Senegal.
 Benarkah sebuah perusahaan
 tambang Cina Zijin Mining Group Company Limited siap ambil
 alih Freeport dari
 Amerika Serikat?
 
Jika
 informasi ini benar, sangat
 masuk akal jika Obama diterjunkan sebagai broker tingkat
 tinggi, untuk
 mematahkan manuver Cina. Melalui the
 Operation Pulang Kampung.
 
 Beredarnya
 kabar mengenai
 kemungkinan perusahaan Cina mengambil-alih kepemilikan PT
 Freeport Indonesia
 dari tangan Freeport McMoran Amerika Serikat nampaknya
 semakin beralasan
 setelah Freport McMoran menjual saham mayoritasnya di
 tambang perunggu Tenke
 Fungurume di Republik Demokratik Kongo kepada Molybdenum
 Tiongkok senilai 2,65
 miliar dolar Amerika (sekitar Rp35,35
 triliun).
  
 Selain
 itu, Barrick Gold milik Aaron
 Regent yang juga tangan kanan Li Khai Shing dan Tambang di
 Tenke Fungurume di Republik
 Demokratik Kongo oleh Molybdenum Tiongkok, juga telah
 membeli saham kepemilikan
 Freeport beroperasi di Chili.
  
 Alhasil,
 merebaknya kabar bahwa
 sebuah konsorsium Cina akan membeli kepemilikan saham PT
 Freeport Indonesia
 menjadi semakin dipercaya kebenarannya, dan tidak boleh
 dianggap
 enteng. Pada Februari 2017 lalu, Jaringan Pro Demokrasi
 sempat menaruh
 kekhawatiran terhadap kemungkinan Freeport Indonesia
 diambil-alih oleh
 perusahaan Cina.
  
 Kekhwatiran
 Jaringan Pro Demokrasi
 jika Cina berhasil merebut kepemilikan saham Freeport, Cina
 kemungkinan akan
 membawa para pekerjanya dari negeri Cina untuk mengisi
 seluruh struktur
 manajemen Freeport di semua tingkatan, mulai dari manajemen
 tingkat atas hingga
 menengah serta bawah.
  
 Yang
 jelas, Freeport mengeruk keuntungan
 besar-besaran dari pertambangan di Indonesia, khususnya
 Papua. Para aparat
 intelijen ekonomi Cina pasti mengetahui bahwa Pertambangan
 Indonesia
 benar-benar tambang emas bagi Freeport. Betapa Indonesia
 telah menyumbang
 sebesar 93,6 % penjualan emas Freeport selama ini. Dengan
 kata lain, Indonesia
 merupakan pertambangan emas terbesar bagi Freeport
 McMoran.
  
 Pertambangan
 di Indonesia telah
 memberi sumbangan terhadap cadangan tembega sebesar 29
 miliar lbs atau sebesar
 28% dari total cadangan tembaga Freeport sebesar 103.5
 miliar lbs di seluruh
 dunia. Namun Indonesia menyumbangkan sebesar Au 28.2 juta
 ozs atau mencapai
 98,9% dari cadangan emas Freeport di seluruh dunia sebesar
 Au 28,5 juta ozs.
  
 Dengan
 makna lain, pertambangan
 Indonesia memang benar-benar merupakan tambang emas bagi
 Freeport. Nampaknya,
 fakta-fakta tersebut sudah berada dalam radar pengawasan dan
 pengkajian dari
 Zijin Mining Group Company Limited. Jika perusahaan Cina,
 yang tentunya juga
 atas persetujuan dan dukungan dari Konsorsium Cina, memang
 benar-benar serius
 merebut kepemilikan Freeport Indonesia dari tangan Freeport
 McMoran Amerika
 Serikat.
  
 Namun,
 benarkah Freeport hanya
 sekadar menambang emas? Berdasarkan informasi yang berhasil
 dihimpun tim riset
 Aktual, berdasarkan riset dan penelitian yang dilakukan
 perusahaan bernama
 Gladian mengenai Gunung Es Jaya Wijaya
 ternyata
   
 GUNUNG
 ES MURNI MENGANDUNG MAS MURNI
 YANG TIDAK TERNILAI.
  
 Jadi
 rupanya, disamping hasil
 tambang yang sesuai dengan kontrak, mereka menggali URANIUM.
 AMERIKA TERTARIK
 AKAN URANIUM NYA. AS tahu persis  bahwa dengan adanya
 Uranium di area
 Freeport, hal itu bisa digunakan untuk membuat Nuklir.
 Berdasarkan riset dan
 penelitian perusahaan Gladian tersebut, maka yang disasar
 Freeport McMoran
 justru Uraniumnya, dan bukan emasnya.
  
 Celakanya,
 PT Freeport Indonesia
 tidak punya akses untuk mengetahui data hasil penambangan
 yang sesungguhnya,
 Dan berapa dana yang yang didapat dari hasil penjualannya.
 Freeport McMoran lah
 yang mengetahui persis data hasil penambangan yang
 sesungguhnya. Berapa kadar
 tembaga dan berapa perak serta berapa uranium dan lain
 sebagainya.
  
 Padahal
 berdasarkan kontrak, Padahal
 kontrak sesungguhnya adalah Tembaga , bukan Uranium atau
 lain-nya.
  Uranium inilah yang dicecar Amerika untuk buat Nuklir.
 Karena Indonesia
 mempunyai kualitas Uranium yang terbaik. Selain fakta bahwa
 hasil tambang di
 Grasberg juga ada kandungan emas-nya.
  
 Mengapa
 pemerintah Indonesia tidak
 tahu adanya kandungan Uranium di area Freeport? Berdasarkan
 penelitian dan
 riset perusahaan Gladian dari Udara untuk foto Gunung Es
 Jaya Wijaya, kemudian
 dilakukan  pemotretan udara dengan sistim 3 dimensi. Alasan
 nya hanya
 gunung es.
  
 Namun
 sesungguhnya adalah untuk
 meneliti kandungan di Tembagapura tentang Uranium-nya. Foto
 tersebut menyatakan
 gunung es murni EMAS YANG TIDAK AKAN HABIS. KADAR EMASNYA
 LUAR BIASA. KARENA 3
 DIMENSI MAKA DISEKITAR GUNUNG ES MERUPAKAN URANIUM. Hal ini
 ternyata
 disembunyikan.
  
 Pertanyaannya
 mengapa pemerintah
 Indonesia sampai tidak tahu-menahu ihwal adanya kandungan
 uranium di area
 Freeport?
  
 Nampaknya
 hal itu bermula ketika
 Freeport dibagi dua, menyusul adanya keinginan pemerintah
 Indonesia untuk masuk
 bursa saham.
  
 Maka,
 untuk bursa saham tetap
 bernama PT Freeport Indonesia, dan untuk hasil penelitian
 tambang adalah
 Freeport Mc Moran. Sialnya, dalam pembagian dua pintu itu,
 Tenaga kerja
 Indonesia tidak dilibatkan dalam ruang Geologi dan
 penelitian hasil Tambang.
  
 Sehingga
 hanya Freeport McMoran lah
 yang tahu persis ihwal prosentase hasil tambang. Berapa
 persen Tembaga, berapa
 persen perak dan berapa persen uranium dan lain
 sebagainya.
  
 Disinilah
 yang kita tidak punya
 akses informasi untuk tahu.  Setelah penelitian, hasil
 tambang dijual ke
 22 negara yang ditawarkan Freeport.
  
 Kapal
 kapal 22 negara menunggu di
 pelabuhan Portsaid. Dan Kemudian hasil tambang disalurkan
 melalui pipa raksasa.
 Disinilah masalah jadi runyam sebab  Indonesia sebagai
 pemilik tidak
 mengetahui sesungguhnya hasil tambang.
  
 Jika
 konstruksi cerita tadi memang
 faktual adanya, maka bisa dipastikan Uranium lah yang sedang
 dipertaruhkan
 Freeport McMoran sehingga menerjunkan Obama sebagai Broker
 Tingkat Tinggi untuk
 mencegah negara lain ambil alih kepemilikan saham mayoritas
 PT Freeport
 Indonesia. Sehingga perpanjangan kontrak bisa dilanjutkan
 pada 2021 mendatang.
  
 Hendrajit
 
 From: ajeg 
 Sent: Saturday,
 September 16, 2017 3:25 PM
 
 Kalau betul untuk elit semata pasti
 termasuk untuk elit dari sono,
 antara lain ya Obama.
 Banyak yang menduga kunjungan
 Obama
 ke Istana Bogor pada 30 Juni lalu
 bukan sekedar kunjungan
 pribadi.
 Agak aneh memang, istri dan anak
 Obama terlihat jelas selama
 mereka berlibur di Jawa-Bali, tetapi
 dalam "kunjungan pribadi" di
 Bogor, Obama datang sendirian.
 Apalagi 4 hari kemudian sejumlah
 menteri kabinet Jokowi tiba-tiba
 berkumpul di kantor Sri Mulyani
 lantas menyetujui perpanjangan operasional
 Freeport tepat pada HUT
 kemerdekaan, 4 Juli
 2017.
 Terlalu kebetulan, ada kunjungan
 pribadi, ada menteri rapat mendadak,
 dan tiba-tiba semua masalah alot
 dengan Freeport, alot bertahun-tahun,
 selesai begitu saja dalam satu hari,
 tanggal 4 Juli 2017.
 
 (...)
 

  • Bls: [GELORA45] Ura... 'DR. Alexander Tjaniago' ysk...@yahoo.co.id [GELORA45]
    • Bls: [GELORA45... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke