*Apakah perlakuan khusus kepada warga Papua agar tidak ricuh dimaksudkan
untuk diadakan tindakan tegas dan keras yang lazim disebut represi?*


http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/10/13/oxrnjv330-agar-tak-ricuh-tangani-warga-papua-perlu-perlakuan-khusus


Jumat , 13 October 2017, 23:06 WIB

*Agar tak Ricuh, Tangani Warga Papua Perlu Perlakuan Khusus*

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan

ROL/Havid Al Vizki

Kaca jendela yang pecah di Kemendagri pascarusuh, Rabu (11/10).


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan terjadi saat massa yang berasal dari
Papua dan mengatasnamakan pendukung calon bupati Tolikara Papua, John Tabo
dan Barnabas Weya melakukan aksi di depan kantor Kementerian Dalam Negeri.
Massa tersebut melakukan perusakan di kantor Kemendagri.

Staf Khusus Presiden asal Papua, Lennis Kogoya pun menyebut sikap warga
Papua yang sering kali marah-marah sudah merupakan budaya mereka. Yang
terpenting, kata dia, pemerintah perlu langsung menerima dan menemui para
demonstran yang menuntut untuk bertemu.

"Jadi mereka ingin diterima dengan baik, setelah selesai pembahasan baru
pulang. Jadi itu budayanya. Jadi itu bukan terencana, itu keceplosan
langsung. Jadi kalau terima orang Papua penanganannya beda, harus
betul-betul melihat dengan budaya," jelas Lennis di Gedung Kementerian
Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (13/10).

Lennis membantah, ada aktor yang menggerakkan aksi perusakan di kantor
Kemendagri kemarin. Sebab, menurut dia, sikap yang ditunjukkan oleh para
demostran asal Papua kemarin juga pernah dialaminya.

Ia bercerita, saat perwakilan masyarakat Papua ingin bertemu dengannya
namun hanya ditemui oleh staf Lennis, masyarakat Papua itu pun juga
meluapkan emosinya. Lennis menilai, perusakan yang dilakukan oleh massa
aksi demonstrasi kemarin lantaran mereka merasa kesal. Sebab, keinginan
mereka untuk bertemu Menteri Dalam Negeri tak dipenuhi.

"Orang Papua datang ke sini ditemui staf saya mereka marah-marah juga sama.
Jadi ketemu orang-orang Papua itu konsepnya, karena persoalan yang saya
dapat laporan itu mereka pagi ingin ketemu menteri tapi diarahkan ketemunya
Dirjen. Terus Dirjennya *enggak* mau menemui sampai sore, jadi mereka
kesal," jelas dia.

Karena itu, ia menyarankan agar keinginan warga Papua saat melakukan aksi
dipenuhi. Ia memastikan, massa akan segera pulang setelah mendapatkan
arahan. "Jadi harus ditemui, setelah diberi arahan baru mereka pulang.
Pokoknya mereka warga Papua itu ditemui saja dan dikasih penjelasan. Kalau
mereka mengadu diterima saja. Yang namanya kita ini pemerintah harus
melayani mereka," kata Lennis.

Seperti diketahui, Kantor Kemendagri diserang sekelompok orang yang
mengatasnamakan pendukung calon bupati Tolikara, Papua, John Tabo dan
Barnabas Weya. Awalnya, massa yang berjumlah puluhan orang itu menggelar
unjuk rasa di Kantor Kemendagri sejak Rabu pagi menuntut Mendagri Tjahjo
Kumolo mengesahkan pasangan tersebut.

John Tabo dan Barnabas kalah suara dalam Pilkada Tolikara 2017 yang lantas
mengajukan gugatan ke MK atas sengketa hasil Pilkada, namun tetap tidak
menang. Kendati demikian, para pendukungnya tetap mendesak Mendagri
mengesahkan keduanya dengan melakukan aksi yang berakhir pada peristiwa
perusakan kantor Kemendagri.



<https://www.avast.com/sig-email?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=webmail>
Virus-free.
www.avast.com
<https://www.avast.com/sig-email?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=webmail>
<#DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2>

Kirim email ke