Dalam cerita mahaberata ada kisah arjuna pergi kesorga untuk mencari srnjata sakti. Setelah Arjuna mendapat senjata Bramastra dewa indra berkata lagi pada Arjuna. Wahai kau arjuna sudahkah kau mendapat pejaran seni. Arjuna menolak untuk belajar seni, untuk apa seorang kesatria harus belajar seni. Lalu dewa indra berkata Seni adalah senjata yang paling sakti. Dalam hal ini Jika kita menguasai seni baik itu seni suara, seni musik, lukis dll niscaya kita tidak kalah bersaing dalam kehidupan.
From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, October 26, 2017 1:06 AM To: GELORA45@yahoogroups.com Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] makmur via malu Di jaman reformasi ini ada dua jalur cepat untuk menjadi kaya di Indonesia. Pertama, menjadi pejabat / penguasa. Kedua, menjadi artis pop. Di jalur penguasa tidak diperlukan ketrampilan apa-apa selain antimalu dalam melipatgandakan gaji dari Rakyat. Tak ada cerita jerih payah penguasa untuk menjadi orang kaya. Begitu dapat kursi dan gaji, mereka otomatis jadi kaya. Belum lagi kalau pintar menyalahgunakan kedudukannya. Kaya-raya sudah. Lain dengan yang di jalur seni semisal seni peran atau seni suara / musik. Sekalipun relatif lebih singkat dari bidang lain mereka tidak langsung jadi kaya hanya dengan berpredikat artis. Tetap ada proses yang harus dijalani, terlebih yang berangkat dari hobi maupun keterpaksaan. Itu pun tidak ada jaminan berhasil mengingat jalan berlikunya penuh juga dengan rekan senasib. Ya, ada banyak faktor yang ikut menentukan sukses berkesenian di samping modal ketrampilan dan kepribadian. Contoh pelaku seni yang sedang menikmati keberhasilan saat ini adalah Via Vallen. Sebelumnya dia hanya dikenal sebagai penyanyi dangdut di kawasan Pantura setelah jadi pengamen keliling bersama sang ayah. Boleh jadi tidak ada buruh-petani-nelayan yang tidak mengenal gadis bernama asli Maulidia Oktavia ini, karena dia memang kerap tampil di acara-acara pabrik maupun pesta Rakyat di berbagai pelosok Jawa hingga pulau seberang. Waktu pertamakali melihat Via sekitar 4-5 tahun lalu cukup seru juga. Siang terik di lapangan bola kota kecil dia manggung dengan dandanan hitam-hitam macam lady rocker di hadapan penggemar dangdut yang berjubel bahagia. Dari segi pertunjukan, cuaca dan suasananya jelas kurang mendukung. Tapi toh kuping ini benar-benar harus berdiri dan pandangan lurus ke panggung seiring menggilanya khalayak di lapangan begitu mendengar panggung mendangdutkan Sunset di Tanah Anarki. Wow, kejutan di siang bolong. Ternyata penonton yang berbahagia hafal lirik lagu yang aslinya bukan lagu dangdut ini. Rupanya betul, Via punya perbendaharaan lagu non-dangdut yang cukup bervariasi. Menariknya, di setiap penampilan Via pasti "menerjemahkan" satu-dua lagu pop atau rock untuk telinga penggemar dangdut. Via memang bukan yang pertama melakukan ini tapi paling berhasil dalam meramu lagu apa pun ke irama dangdut. Uniknya, dia punya suara kadang suka meleset ketika menyanyikan lagu berbahasa Indonesia, tetapi begitu merdu saat mendendangkan lagu berbahasa daerah, bahasa Inggris, atau Spanyolan (sedang ditekuni). Sekarang, gadis yang menjadi tulang punggung keluarga ini bisa tersenyum lebar mengenang rumah mereka yang ikut kelelep lumpur Lapindo. Tidak tampak kekecewaan atau kemarahan atas hilangnya masa kecil di rumah lama. Juga tidak terlihat kegembiraan berlebih atas kemakmuran hasil kerja keras bertahun-tahun. Yang ada cuma senyum ikhlas yang mencerahkan sekitar. Intensitas cahayanya stabil, kendati setahun belakangan nama Via Vallen bukan saja menggema di radio & televisi tapi juga menggetarkan barisan biduanita dangdut papan atas. Okelah, rejeki pasti mengalir semakin deras. Panggungnya Via pun bukan lagi seputar panggung terbuka di sepanjang Pantura. Pada titik ini, yang paling menarik adalah (selain tambah pandai menyesuaikan tampilan dengan tempat manggung), Via seolah menugaskan dirinya untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat bawah ke saudara-saudarinya di gedongan. Giliran Via “menerjemahkan” keresahan arus bawah untuk telinga non-dangdut. Sayangnya, penonton beginian banyak yang belum hafal lirik keresahan Rakyat. Dunia Via boleh saja berobah, tapi kepribadiannya seperti tetap di jiwa yang sama. Semoga bisa terus dipertahankan. Begitu juga kemakmurannya - serta kulit pundaknya yang, it makes me cry... kalau kata Radiohead. :) M a l u<https://www.youtube.com/embed/QOw4eMCOols> (salahsatu lagu wajib TKI / BMI)