Apakah Salinan dokumen ini isinya bisa dipertanggung jawabkan.
Biasanya yang namanya Salinan isinya 80-90 di edit, sama seperti sepersemar

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Thursday, November 02, 2017 1:22 PM
To: Gelora45 <GELORA45@yahoogroups.com>; Sunny ambon <ilmeseng...@gmail.com>
Subject: [**EXTERNAL**] Re: [GELORA45] SBY akan serahkan salinan dokumen 
pembunuhan Munir


Mestinya kan ada aturannya, siapa saja/lembaga mana saja yang dapat dokumennya, 
dan mestinya ada tanda
pengiriman dan tanda terima, yang disimpan oleh lembaga yang kirim dokumen, dan 
lembaga yang kirim dokumen
mestinya kan harus simpan dokumen aslinya di lemari besi tertutup ?
Masuk ke ruangan itu saja hanya boleh orang tertentu, dan ada catatannya dan 
ada kamera pengawasan, jadi orang
tidak bisa curi dokumen.

2017-11-02 6:12 GMT+01:00 Sunny ambon 
ilmeseng...@gmail.com<mailto:ilmeseng...@gmail.com> [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>:


Ini berita tahun lalu. Apakah salinan dokumen pembunuhan Munir sudah diserahkan 
oleh SBY? Bila belum diserahkan, maka apakah ”akan” mempunyai arti waktu yang 
tak terhingga untuk diserahkan?



http://www.bbc.com/indonesia/indonesia/2016/10/161025_indonesia_sby_keterangan_munir

SBY akan serahkan salinan dokumen pembunuhan Munir yang hilang

25 Oktober 2016

[Inline image 1]

Image caption "Kejahatan yang menyebabkan meninggalnya Munir adalah kejahatan 
serius yang mencoreng demokrasi kita waktu itu," kata SBY.

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tak membantah hilangnya berkas asli 
dokumen hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir namun 
akan menyerahkan salinannya kepada Presiden Joko Widodo.

Dalam acara yang digelar di kediaman SBY di Cikeas, bekas Menteri Sekretaris 
Negara Sudi Silalahi juga menandaskan bantahan mantan presiden SBY terkait 
selentingan bahwa pemerintah SBY waktu itu sengaja menghilangkan dokumen itu.

Ini merupakan pemenuhan janji Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY beberapa waktu 
lalu melalui twitter, setelah muncul kabar bahwa Jaksa Agung M Prasetyo akan 
menemuinya untuk mencari dokumen hasil penyelidikan Tim Pencari Fakta (TPF).

  *   Yudhoyono jelaskan temuan TPF Munir 'dalam dua tiga hari 
ini'<http://www.bbc.com/indonesia/indonesia/2016/10/161023_indonesia_sby_munir>
  *   Presiden Jokowi didesak ungkap laporan TPF Munir 
<http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/10/161010_indonesia_kasus_munir>

"Kejahatan yang menyebabkan meninggalnya Munir adalah kejahatan serius. 
Sebenarnya mencoreng demokrasi kita waktu itu. Tak pelak jadi perhatian 
masyarakat Indonesia dan dunia," kata SBY.

"Maka saya pastikan yang kami lakukan dulu juga serius dan sungguh, terutama 
dalam konteks penegakan hukum. Tentu waktu itu sesuai batas kewenangan pejabat 
publik. Jika masih ada yang menganggap keadilan sejati belum terwujud, saya 
katakan selalu ada pintu untuk mencari kebenaran.

"Jika masih ada kebenaran yang belum terselesaikan, selalu ada pintu untuk cari 
kebenaran sejarah. Saya dukung langkah presiden Jokowi untuk menyelesaikannya," 
kata SBY.

[Inline image 3]

Hak atas foto BBC INDONESIA Image caption Suciwati, isteri mendiang Munir, tak 
lelah memperjuangkan keadilan terkait pembunuhan suaminya.

SBY seterusnya menyerahkan penjelasan rinci terkait kekisruhan dokumen kasus 
munir itu kepada bekas Menteri Sekretaris Negara di masa pemerintahannya, Sudi 
Silalahi. Saat kisah hilangnya dokumen asli kasus ini meletus, disebutkan bahwa 
di Sekretariat Negara tidak ada data tentang penyerahan dokumen TPF, dan bahwa 
TPF menyerahkan dokumen itu langsung kepada Presiden SBY.

Sudi Silalahi menjelaskan, pemerintah SBY dituduh sengaja menghilangkan naskah 
sehingga tidak bisa ditindak lanjuti oleh penegak hukum, bahwa SBY disebut 
tidak menindak-lanjuti sehingga kasus Munir belum selesai, dan SBY disalahkan 
karena seolah-olah harus mengumumkan sendiri hasil TPF.

Menurut Sudi, semua tudingan itu tidak benar.

[Inline image 2]

Image caption Kasus pembunuhan Munir tak kunjung tuntas, kendati sudah ada 
seorang eks pilot Garuda yang dihukum.

Sudi Silalahi memapar secara kronologis mulai pembentukan TPF hingga akhirnya 
dibubarkan.

"Pemerintah bahkan memperpanjang masa kerja TP selama tiga bulan lagi, hingga 
23 Juni 2005, dan kemudian memutuskan bahwa temuan TPF diberlakukan sebagai pro 
justisia dan tindak lanjut dilakukan para penegak hukum," papar Sudi Silalahi.

Menurut Sudi Silalahi, waktu itu TPF menyerahkan enam salinan hasil temuan 
mereka.

"Satu berkas diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan lima 
berkas lagi diserahkan kepada pihak-pihak lain yang terkait.

"Naskah saat ini sedang ditelurusi di mana keberadaannya... Kami Kabinet 
Indonesia Bersatu (pemerintahan SBY) akan terus cari di mana naskah itu. 
Berhubung kapolri sudah ganti tujuh kali, jaksa agung empat kali, Kepala Badan 
Inteljen Nasional lima kali, menkumhan lima pejabat, dan sekretaris kebinet 
empat pejabat..."

Namun, katanya, lepas dari belum ditemukan naskah asli temuan TPF itu, "semua 
reklomendasi TPF sudah dijalankan Presiden SBY."

Ia menegaskan pula sementara naskah asli belum ditemukan, pihak SBY akan 
menyerahkan salinan dokumen itu kepada Presiden Joko Widodo.




Kirim email ke