From: Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] 
Sent: Saturday, November 25, 2017 7:25 AM

  



https://www.kompasiana.com/karinsk/5a184f709f91ce54f91866a2/dibalik-lagu-indonesia-raya


Di Balik Lagu Indonesia Raya 
24 November 2017   23:57 Diperbarui: 25 November 2017   00:10 91 1 0 

"Bangsa yang besar merupakan bangsa yang adalah bangsa yang menghormati jasa 
para pahlawannya." Begitu pesan yang ditinggalkan orang nomor satu kita pada 
peringatan Hari Pahlawan 1961. Sudah sepatutnya kita sebagai warga negara 
mengenang dan belajar dari para pahlawan.

Wage Rudolf Supratman, atau yang lebih dikenal W.R Supratman merupakan salah 
satu pahlawan yang melahirkan lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya. Dengan 
biolanya ia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jasanya sama seperti para 
pahlawan lain yang maju di medan tempur. Jasanya inilah harus kita kenang.

Wage sejak kecil sudah memiliki ketertarikan terhadap alat musik. Talentanya ia 
kembangkan sehingga beliau menjadi seorang yang sangat mahir dalam bermain alat 
musik, terutama biola. Dari biolanya ini lahir berbagai macam lagu orisinil 
seperti Dari Barat sampai ke Timur, Indonesia Wahai Ibuku, Di Timur Matahari, 
dan RA Kartini. Dalam perjalanan hidupnya, ia menyaksikan secara langsung 
penderitaan rakyat Indonesia yang kala itu masih dijajah Belanda dan keinginan 
yang kuat dari mereka untuk merdeka. Hal ini mendorong Wage untuk turut ikut 
serta dalam perjuangan tersebut.

Beliau mulai mengikuti organisasi-organisasi pemuda. Adapun satu buku kecil 
yang ia terbitkan berjudul "Perawan Desa" yang berisi kritikan kepada 
pemerintah Belanda pada saat itu. Puncak perjuangannya adalah ketika ia harus 
membuat sebuah lagu kebangsaan dan lagu tersebut dikumandangkan pada Kongres II 
Pemuda tahun 1928. Meskipun tanpa syair, rasa yang diciptakan dari lagu 
tersebut sangatlah kuat. Hal ini menyebabkan dirinya dikejar-kejar oleh orang 
Belanda. Ia ditangkap dan sakit-sakitan di dalam penjara. 10 hari setelah ia 
dibebaskan, beliau meninggal dunia. Wage meninggalkan jasa yang sangat berharga 
bagi kita semua.

Kisah hidup pemusik ini telah dikemas dalam sebuah film berjudul Wage. Dalam 
film ini dapat terlihat bagaimana kehidupan yang ia jalani sampai akhir 
hayatnya. Teknik pengambilan gambar yang baik melatarkan kisah dengan tepat 
sehingga penontonpun akan terbawa emosinya dari awal sampai akhir. Aspek 
cinematografi yang sangat diperhatikan juga memberi kesan baru terhadap 
paradigma film sejarah.

Dari film ini juga, penonton dapat merasakan bagaimana sulitnya memperjuangkan 
kemerdekaan Indonesia itu. Membuat lagu kebangsaan juga tak kalah rumitnya. 
Lagu kebangsaan harus bisa merepresentasikan negara tersebut. Hal ini yang 
sangat dipertimbangkan Wage dalam komposisi musiknya. Beliau pernah hampir 
menyerah. Tetapi, karena semangat juangnya yang tinggi akhirnya lahirlah lagu 
Indonesia Raya yamg berisi 3 stanza.

Film ini patut diapresiasi dan ditonton oleh semua generasi, terutama generasi 
milenial yang sudah mulai melupakan para pahlawan. Tidak hanya W.R Supratman, 
tapi semua pahlawan yang telah bersusah payah memerdekakan negeri kita jangalah 
sekalipun kita lupakan. Akhir kata, kenang jasanya, pertahankan kemerdekaan 
yang telah dicapai, dan menjadi bangsa yang lebih bersar lagi. MERDEKA!!

    "Kau bisa penjarakan tubuhku, tapi jiwaku akan selalu bebas merdeka"










Kirim email ke