----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: 'Chan CT' sa...@netvigator.com 
[nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>Kepada: GELORA_In 
<GELORA45@yahoogroups.com>Terkirim: Selasa, 12 Desember 2017 13.04.54 
GMT+1Judul: [nasional-list] Beri Hadiah Cokelat saat Lihat Difteri, Anies 
Baswedan Dikritik
     


Beri Hadiah Cokelat saat Lihat Difteri, Anies Baswedan Dikritik
Reporter:  
Alfan Hilmi
Editor:  
Mitra Tarigan
Senin, 11 Desember 2017 14:48 WIB 
Menteri kesehatan Nila F Moeloek bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 
saat meninjau proses imunisasi penyakit difteri yang di lakukan oleh dinas 
kesehatan DKI Jakarta di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. 
Tempo/Ilham Fikri
 
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi Tan Shot Yen mengkritik tindakan Gubernur DKI 
Jakarta Anies Baswedan yang membagi-bagikan cokelat kepada anak sekolah yang 
berhasil menjawab pertanyaannya. "Aduuh kenapa harus cokelat sih, " katanya 
saat dihubungi Senin 11 Desember 2017.

Sebelumnya, Anies Baswedan bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek meninjau 
sosialisasi pencegahan difteri yang digelar di SMA Negeri 33 Jakarta di Jalan 
Kamal Raya Nomor 54, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Senin 11 Desember 
2017. Saat itu Anies membagi beberapa cokelat kepada anak yang berhasil 
menjawab pertanyaannya dengan benar. Baca: Pekan Kuliner Indonesia di Rusia, 
Sambal jadi Favorit 
 


Tan mempertanyakan mengapa Anies membagikan cokelat yang memiliki kandungan 
gula tinggi. Ia menduga mungkin saat itu masih pagi sehingga tidak ada lagi 
yang bisa dibeli sebagai hadiah sehingga yang diberikan kepada anak adalah 
cokelat. "Mungkin karena terlalu pagi dan belum ada yang toko buka, jadi beli 
ke minimarket terdekat dan belinya cokelat," katanya.

Menurutnya, Anies seharusnya tahu bahwa saat ini pemerintah, khususnya 
Kementerian Kesehatan sedang mempromosikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 
dengan tiga fokus kegiatannya adalah melakukan aktivitas fisik 30 menit per 
hari, mengonsumsi buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin 
minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. "Salah satu promosi 
yang sedang digencarkan pemerintah saat ini juga 'kurangi gula, garam, dan 
lemak'. Mengapa harus cokelat sih yang dikasih sebagai hadiah," kata Tan yang 
mengingatkan saat ini obesitas  adalah masalah penting yang perlu dipikirkan 
bersama. Baca: Penyakit Difteri Pernah Hilang di Indonesia, Mengapa Muncul lagi?

Tan mengatakan sebagai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies bisa 
saja memberikan buku pelajaran. Anies juga bisa mencontoh Presiden Joko Widodo 
yang terkenal suka membagi-bagikan sepeda kepada warga yang berhasil menjawab 
berbagai pertanyaan dadakannya. "Sepeda bisa digunakan untuk berdagang, untuk 
berolahraga, dan tidak perlu dihabiskan sekarang. Jadi mengapa harus makanan 
yang tinggi gula sih," katanya dengan nada kecewa.

Tan menyarankan, alih alih memberikan hadiah berupa makanan manis, Anies bisa 
saja hanya memberikan pujian. Pujian bisa menambah semangat anak. Pujian untuk 
meyakinkan anak, seperti misalnya 'Wah, kamu bisa jadi dokter kecil'. Pujian 
itu juga bisa menambah semangat si anak dan tidak terlena dengan makanan yang 
diberikan. "Kan anak bisa disemangati jadi dokter, apalagi sedang membahas 
difteri saat ini," kata Tan.  Baca: Waspada, Dewasa Bisa Membawa Bakteri 
Difteri Selama Enam Bulan

Pada prinsipnya, kata Tan, penghargaan untuk anak tidak harus berupa makanan, 
apalagi makanan manis. Tan khawatir, tindakan pemberian hadiah manis itu akan 
mengubah persepsi anak bahwa hadiah berupa makanan manis seperti cokelat, es 
krim, biskuit, dan makanan tinggi kadar gula lain adalah hal yang baik. 
"Apalagi kalau hadiah manis itu diberi oleh tokoh yang berpengaruh," katanya.

Infografis: Sebaran Difteri di Indonesia Hingga Minggu Ke-44 Tahun 2017
    
  • [GELORA45] Beri Hadiah Co... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Fw: [nasi... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke