Apanya yang GAMPANG??? Lha, kenyataan nenek dalam tempurung ini belum bisa buka mata atau terkurung dalam TEMPURUNG!
Bisa tidak melihat kenyataan yang terjadi saja masih bermasalah! Bisa tidak mengakui, bahwa KAPITAL hanyalah BENDA yang TIDAK mesti menjadi KAPITALISME JAHAT! Kenyataan KAPITAL juga bisa berguna bagi RAKYAT BANYAK! Semua itu tergantung pada kapital berada ditangan siapa dan bagaimana digunakan! Lalu dimana salahnya KAPITALIS, pemilik kapital itu? KAPITALIS tidak salah dan juga tidak berdosa selama dia TUNDUK pada UU/ketentuan yang berlaku! Diatur dan kendalikan saja pertumbuhan kapitalis sesuai kondisi masyarakat, jangan biarkan KESERAKAHAN tak terkendali menjadi KEKEJAMAN yang tidak manusiawi! Jadi, tidak seharusnya BERLAKUKAN kapitalis menjadi SASARAN revolusi yang harus dibasmi dijaman sekarang ini, cukup menindak dan jatuhkan saja sanksi HUKUM pada kapitalis-kiapitalis yang melanggar HUKUM saja! Lanjut, ... sebagai negara kapitalis pada umumnya, yang hanya menjalankan prinsip “menggunakan modal sekecil2nya untuk mendapatkan keuntungan sebesar2nya”, tentu akan berkembang menjadi IMPERIALISME. Tapi bagi PKT yang masih berpaham komunis, kapital yang tertumpuk ditangan negara akan tetap digunakan untuk kepentingan rakyat banyak, begitulah nanti tahun 2020 sebagaimana ditargetkan akan BEBAS dari kemiskinan! Dan sekarang juga mulai nampak bahwa RRT berperan lebih aktif dalam usaha mendorong maju ekonomi didunia, syukur bisa ikut berperan dalam mengangkat kesejahteraan rakyat didunia, ...! Dan itulah yang sekarang nampak dijalankan RRT, yang tidak akan membiarkan negaranya menjadi super-power untuk mengangkangi dunia. menempuh jalan damai, jalan SUTERA yang berprinsip Kerja bersama, Maju bersama, Untung bersama dan menang bersama. Sekarang saya masuki bentuk PERJUANGAN. Nampaknya anda kurang atau bahkan TIDAK memperhatikan bentuk perjuangan yg TEPAT harus sesuai kondisi yang dihadapi! Masih saja menyamakan kondisi yg berbeda dengan paksakan bentuk perjuangan yg sama. Lha, jelas kondisi Korut sekarang ini TIDAK ada intervensi asing, dan apakah betul NUKLIR merupakan senjata ampuh untuk pertahanan BELA DIRI?! Ingat, saya tidak melarang Korut harus perkuat diri baik ekonomi maupun pertahanan! Hanya saja, saya melihat Kim gembrot mengambil LANGKAH kesalahan fatal yang sangat gegabah! Dia belon2 sudah bermain nuklir, tanpa berpikir bagaimana meluncurkan nuklir itu kesasaran nya! Kalau saja TUJUAN untuk bela diri, dia TIDAK SEHARUSNYA meledakkan nuklir itu dinegeri sendiri, kan! Kecuali Kim gembrot berprinsip “Daripada bertekuk lutut pada MUSUH lebih baik bunuh diri bersama rakyatnya!” Begitu pikiran SEEEIIITAAAAN kejamnya, ya!!!??? Jadi, yg seharusnya diutamakan adalah percobaan peluru kendali sampai roket nya dahulu dan itu bisa sekalian digunakan untuk peluncuran satelit komunikasi yg berguna juga untuk rakyat Korut sendiri. Bagi Korut negara KECIL janganlah berambisi menyerang negara lain, cukup pertahanan BELA DIRI saja yang diutamakan! Menyiapkan diri sebaik-baiknya bagaimana menghadapi serangan musuh asing dari luar saja! Dan untuk itu mestinya cukup dengan peluru kendali sampai jarak jauh saja, ... Saya berpendapat, sungguh Kim gembrot yang edaaan itu sangat TIDAK LOGIS harus gunakan tenaga NUKLIR yang sangat mematikan itu untuk bela-diri, ...! Entah kenapa nenek dalam tempurung ini malah bisa jadi pembela kuat Kim gembrot itu! KONYOL, dan itu BETUL-BETUL pikiran berdarah dingin yang sangat KEJAAAM, ...! Mau menyerang BALAS kalau diserang? Lha, roket nya saja belum nyampe gimana meluncurkan peluru nuklir itu ke Pentagon? Belum lagi ditengah perjalanan harus siap dihadang ANTI-pelurukendali! Dan ingat, Korut yg negara kecil dan ekonomi sangat tergantung dari RRT itu jelas TIDAK berkemampuan menunjang perang nuklir yg akan terjadi kalau meledak! Sudaahlah, Kim gembrot itu hanyalah seorang yang sama edan dgn Trump! Jangan samakan Ketua Mao yg juga lakukan ledakan bom-atom di tahun 64! Kim gembrot itu sedikitpun TIDAK LAYAK dibandingkan Ketua Mao, ...! Salam, ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Wednesday, December 27, 2017 10:11 PM To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA45@yahoogroups.com ; kh djie Cc: DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Harry Singgih ; Farida Ishaja ; Gol ; in...@ozemail.com.au ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Billy Gunadi ; Oman Romana ; Harsono Sutedjo ; Sahala Silalahi ; Sie Tik Tan ; Tjoa Subject: Re: [temu_eropa] Re: [GELORA45] Fwd: North Korea – UN Security Council’s "Killer Resolution", 15 to 0: Choking a Country into Submission Jawabannya sagat mudah sekali!!!! Buat orang remo yang tidak mau mengakui bahwa Tiongkok adalah kekuatan imperialis (tidak pernah mau komentar tentang ekport kapital dan penghisapan kapital Tkk terhadap buruh Indonesia dan punya basis militer!!) ya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini!!! Jelas-jelas Rusia dan Tkk sama-sama kekuatan imperialis dengan latar belakang yang sama, yaitu pengkhianat terhadap sosialisme!!! Kalau masih mau "bantu" Korut dikit-dikit, itupun karena mereka punya kepentingan nasionalnya sendiri. Seperti juga dulu ketika Soviet remo "membantu" rakyat Vietnam dalam perangnya melawan AS. Tidak ingat bagaimana Tiongkok membelejeti kemunafikannya kaum remo Soviet dalam membantu Vietnam??? Si Chan ini memang orang yang tidak punya malu! Sudah jelas-jelas sangat ignorant tentang Kuba (menganggap Kuba dikangkangi AS!!!) dan Korea (tidak tahu ttg belum selesainya perang dengan AS sehingga Korut harus terus mempercanggih senjatanya untuk membela diri), tapi orang lain yang dicap dalam tempurung!!! Hanya orang remo, antek kaum imperialis, yang bisa menyamakan posisi Korut dengan posisi imperialis AS, posisi Trump dengan posisi Kim yong un!! Mana ada orang yang waras otaknya menyamakan kedudukan Imperialis dengan dedengkotnya Trump dengan Korut, negeri yang sudah begitu lama dikenakan sanksi dan terus diisolasi dan dikepung!!! Seperti sudah saya bilang berkali-kali, logika kaum remo adalah meredam perjuangan dan bertekuk lutut kepada kekuasaan statusquo dan kaum imperialis. Bayangkan, Korut yang terus diancam, diintimidasi oleh kaum imperialis, dicap nekad, bunuh diri, main-main dengan api ..bla...bla... Lha dulu kekuatan Mao dalam memperjuangkan kebebasan kelas pekerja apa tidak dimulai dari kecil dan lemah!!?? Semua perjuangan revolusioner di dunia ini, di Soviet Uni, di Tkk, di Vietnam, di Kuba, apa tiba-tiba jadi besar dan kuat???? Sekali lagi, kalau ngikutin logika remo yang kowtow dan cium pantat si Trump, negeri kecil, miskin dan lemah, jangan sok menentang imperialis yang begitu kuat dan dipersenjatai sampai giginya!!! Si Chan dengan otak udangnya tidak akan bisa mengerti, kalau akhirnya AS dan Korsel mau duduk bicara dengan Korut, itu adalah hasil dari sikap tegas dan berani dari rakyat Korut sendiri. Tidak ingat bagaimana nasib Khadafi?? Khadafi sudah sangat mengalah dan mengikuti kehendak kaum imperialis Inggris dan Perancis (misalnya, dalam masalah Lockhead) , sudah tentu dengan maksud menjadi teman baik dengan Tony Blair, David Cameron, Nicolas Sarkozi..dan mengakhiri sanksinya. Apa hasilnya???? Agresi terang-terangan dan hancurlah Libia!!! Chan, jangan sok dan sombong, belajar dan luaskan pengetahuan umummu!!!! Bilang Kuba dikangkangi AS!! Uh....uh.. busyeet!!! Kamu caci maki dan hina Kim Yong Un, tapi adalah kenyataan yang gamblang bahwa orang gendut itu mampu memimpin rakyatnya dan negerinya menghadapi semua kaum imperialis bersama dengan kaum remo, pengkhianat, membela harga diri dan kedaulatan negeri dan rakyatnya dan tidak kowtow dan cium pantat Trump!!!.. Dan apa yang kamu kerjakan??? Bla-bla,,,,jadi jubir dan corong kaum revisionis Tkk, antek imperialis!!! Sekarang kamu "memuji" peluncuran satelit untuk komunikasi... seolah-olah HANYA dengan begitu Korut memperlihatkan keseriusannya dalam menginginkan perdamaian.... Padahal peluncuran satelit itu juga merupakan kelanjutan dari praktek berdikari dan terus memperkuat pertahanan dan menghancurkan hegemoni dan monopoli kaum imperialis dan sekutunya, kaum remo!! Karena lihat kalimat "komunikasi"...terus sang remo berpikir Ooooo, sekarang korut mau damai!! tidak lagi main api dengan senjata nuklir!!! Ha...ha... yang badut itu sebetulnya siapa?? Kamu kira rakyat sedunia SEKARANG tidak mendukung perjuangan dan sikap tegas Korut??? Karena nggak "lapor" kepada Chan dalam menyatakan solidaritas dan dukungan kepada Korut, maka Chan anggap Korut tidak mendapat dukungan rakyat sedunia!!!! NANTI baru akan datang dukungan kalau Korut sudah membuktikan dirinya betul-betul mau damai!! begitulah lamunan sang remo!!! Yakin seyakin-yakinnya!!!! Ha...ha..ha On Wednesday, December 27, 2017 2:15 AM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote: TIDAK ADA yg tidak bisa melihat kekurang-ajaran dan keedanan AS-TRUMP! Yang jadi masalah, sikap kurang-ajar, sikap edan TRUMP itu jangan dilawan juga dengan kurang-ajar dan lebih edaaan, sebagaimana dilakukan si kunuk Kim gembrot itu! Itu namanya sama-sama EDAAAAN! Mau dibikin apa dunia ini dengan permainan saling maki, saling ancam mengancam meledakkan nuklir, ...! Membuat ketegangan di Semenanjung Korea jadi lebih PANAS saja, ...! Nenek dalam tempurung ini KENAPA tidak mencoba jawab pertanyaan mendasar Peter Koeing itu: “Kenapa Rusia dan China yang selama puluhan tahun ini merupakan sekutu Korut tidak berpihak membela Korut, bahkan jadi secara bulat menyetujui menakan dan pencilkan Korut?” Padahal jelas hubungan dagang Korut banyak tergantung dari 2 negara tsb. Kalau menjatuhkan sanksi dengan menghentikan pengiriman barang ke Korut jadi sangat dirugikan? Dan apakah dengan begitu sangat berarti dan menentukan ekonomi nasional kedua negara itu? Pihak RRT menyatakan, selama ini Pemerintah TIongkok tidak melancarkan blokade penuh/radikal, karena memperhitungkan kemungkinan bisa sangat mempengaruhi kehidupan rakyat Korut, ... dan sekarang akan menjalankan menghentikan pengiriman BBM ke Korut, ... pihak Korsel semalam sudah memperkirakan Korut tahun 2018 akan maju kemeja perundingan! Syukuuurlah kalau perkiraan itu menjadi KENYATAAN! Jangan bermain GILA dengan nuklir! Pertahankan perdamaian dan ketenangan agar tidak terjadi jutaan rakyat jatuh jadi KORBAN permainan si Kim gembrot dan Trump yang sama-sama edan itu! Pagi ini terbaca Korut akan meluncurkan roket satelit, ... satelit komunikasi. Ini BAGUUUS, ... jangan bermain-main dengan nuklir yang sangat mematikan itu! Baik-baik dan lebih baik lah bangun EKONOMI nasional korut dan meningkatkan kesejahteraan rakyat! Bersaing dengan Korsel yag jauh lebih MAJU dan MAKMUR itu! Jangan jadikan bencana alam, kondisi tanah tandus, ... sebagai alasan ketertinggalan selama puluhan tahun ini! Coba lihat RRT, ratusan-ribu Ha gurun pasir bisa dirubah menjadi tanah-ladang SUBUR! Dan, ... kalau Korut dengan sikap DAMAI lebih utamakan pembangunan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan RAKYAT, ... AS masih cari gara-gara intervensi, saya YAKIN, SEYAKIN-YAKINnya, bukan hanya RRT yang akan DUKUNG KORUT, tapi rakyat sedunia termasuk RAKYAT AS sendiri aqkan DUKUNG KORUT menentang pemerintah TRUMP yg edan itu! Salam-damai, ChanCT From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Wednesday, December 27, 2017 3:30 AM To: GELORA45@yahoogroups.com ; kh djie Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Daeng ; Harry Singgih ; Farida Ishaja ; Gol ; in...@ozemail.com.au ; Mitri ; Lingkar Sitompul ; Ronggo A. ; Billy Gunadi ; Oman Romana ; Harsono Sutedjo ; Sahala Silalahi ; Sie Tik Tan ; Tjoa Subject: Re: [GELORA45] Fwd: North Korea – UN Security Council’s "Killer Resolution", 15 to 0: Choking a Country into Submission Supaya melek matanya, seharusnya Chan baca tulisan yang mencerahkan ini. Bukan hanya Tatiana yang melihat kekurang ajaran, kesewenang-wenangan dan kejamnya dedengkot imperialis dunia! Orang bertanya-tanya sebenarnya siapa sih si Trump itu kok memblackmail DKPBB untuk menghukum bangsa-bangsa yang tidak bersedia tunduk pada kehendak empiriumnya??? Orang tahu bahwa korban terbesar dari sanksi ekonomi adalah anak-anak, seperti yang sudah terjadi di Irak . Begitu juga orang dapat memperkirakan jumlah orang yang akan mati di Korut hanya karena RDRK memilih untuk membela diri melawan negara yang menganggap dirinya sebagai bangsa yang istimewa yang selama 60 tahun lebih menolak untuk menandatangani perjanjian perdamaian. Bukannya menandatangani perjanjian perdamaian, tapi malah terus menerus mengancam Korut dengan permainan perang di semenanjung Korea!! Korut tidak pernah berbuat jahat atau merugikan bangsa lain dan sama sekali tidak ingin memulai perang dengan siapapun! Korut punya nyali dan kekuatan untuk membangun sosialisme dalam keadaan terisolasi sepenuhnya sejak tahun 1953, dengan sebuah negeri yang hancur dan menderita 3 juta manusia yang mati.. apakah orang tidak bertanya-tanya mengapa Korut memilih untuk membela dirinya???? Pertanyaan yang harus dijawab oleh si Chan remo dan pro Trump!!! Dan terakhir, apakah Chan tidak tahu bahwa Korut berulang kali menyatakan bahwa tidak ada lain yang diinginkan kecuali perdamaian??? Korut bersedia menandatangani program perlucutan senjata nuklir bersama dengan semua kekuatan pemilik senjata nuklir...... Ini juga bahan pertimbangan buat bung Billy supaya bisa juga melihat siapa yang buta??? Anda bilang "kalian buta"". Eh, jangan samakan saya dengan Chan!!! first, who is Trump to blackmail the UNSC into punishing nations which do not bend to the empire’s wishes? Yes, blackmailing, because that’s exactly what is categorically part of the chief rogue’s international behavior. Will the world allow similar numbers – or higher – of people to die in North Korea, just because the DPRK has opted to defend herself against the self-proclaimed exceptional nation that has for over 60 years refused to sign a peace agreement and instead constantly threatened North Korea with annual high-powered military war games along the Korean Peninsula? North Korea has done no harm to any other nation. Indeed, North Korea does not intend to start a war with anyone. North Korea has had the courage and strength to rebuild as a socialist nation in almost full isolation from a 1953 US-devastated country with the loss from then 30% of the population, about 3 million people. Does anyone wonder why North Korea has opted to defend herself – come what may? And does anybody realize, including the 15 UNSC countries having condemned the DPRK to starve, that North Korea has declared numerous times that she wants nothing more than Peace, that she is willing to sign a nuclear weapons disarmament program along with all the other nuclear powers; and she is ready to negotiate, as long as Washington stops its high-handed and dangerous military maneuvers and jet fighter territorial overflights? On Tuesday, December 26, 2017 1:19 PM, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Add mailto:newslet...@globalresearch.ca to your address book to avoid spam filters View this e-mail in your browser Forward to a friend, spread the word! Follow us on Facebook Follow us on Twitter Global Research TV Visit our Website North Korea – UN Security Council’s “Killer Resolution”,15 to 0: Choking a Country into Submission By Peter Koenig Global Research, December 25, 2017 Url of this article: https://www.globalresearch.ca/ north-korea-un-security- councils-killer-resolution15- to-0-choking-a-country-into- submission/5623891 Pyonyang’s urban skyline, competing with Manhattan and the Trump Tower? The Democratic People’s Republic of Korea (DPRK) is being choked into submission if not starvation by the UN Security Council, by a vote of 15 : 0; i.e. unanimously. None of the 15 UNSC states, let alone the five permanent members, have had the guts to say no to a killer Resolution, drafted and proposed by the United States of America, a name that increasingly stands for international rogue and crime nation.. The New York Times reports on 22 December 2017: “President Trump has used just about every lever you can use, short of starving the people of North Korea to death, to change their behavior,” the White House homeland security adviser, Thomas P. Bossert, said Tuesday. “And so, we don’t have a lot of room left here to apply pressure to change their behavior.” Two immediate questions come to mind – first, who is Trump to blackmail the UNSC into punishing nations which do not bend to the empire’s wishes? Yes, blackmailing, because that’s exactly what is categorically part of the chief rogue’s international behavior. Case in point is the recent UN Resolution to nullify Trump’s unilateral decision to declare Jerusalem as Israel’s capital, when he, the Donald, threatening he would watch closely who would vote against the US, in view of punishing those nations monetarily or with other sanctions; and second, how come Russia and China went along with this literally genocidal program of sanctions contained in this UNSC Resolution? Both Russia and China know that Washington’s arguments against the DPRK are based on a web of lies. That everything coming out of Washington is a lie, or untruth, or omission of facts – is well known around the globe. But in this case, where two ascending super-powers, Russia and China have the veto right to say NO to these illegal sanctions, it begs the question, why’ didn’t they use their veto? Even more so, since Russia and China are both also ‘sanctioned’ by Washington for not ‘behaving’, and because Russia and China are natural allies of North Korea. – Why were they going along with Washington’s blackmail? – A veto could have sent a clear message to the sort of preposterous Nikki Haleys and Donald Trumps of this world, that there is no more fear of the devil, but that the power plates are clearly shifting away from Washington. Was it out of fear that the madman could possibly press the red bottom, if provoked? – Voting with the madman is certainly no reason to believe that the Mad Man will not press the nuclear bottom. – Then, what kind of diplomacy is it? – The fear of more sanctions directed at Russia and China? This would be outright ridiculous, as both countries, founders of the Shanghai Cooperation Organization (SCO), are almost fully detached from the western dollar economy and are heading a new economy that already comprises about half of the world’s population and one third of the globe’s economic output. Hence, they can function fully independently from the west. There are no fears of sanctions either. Then why? Maybe because they, Russia and China, want to show the world that no matter how they vote, they will do what they deem correct, like in this case not adhering to the sanction, as they will not let North Korea’s people, their friends and allies, suffocate to death. This would tell those nations who still do not dare contradicting the US of A – “Don’t be afraid, we are on your side..” Already a month ago, Reuters reported that according to the North Korean representative at the UN Geneva, those who most suffer from the sanctions are women and children. This is a classic. It applies almost everywhere when sanctions are dished out. For example, in Iraq where under the Clinton sanctions program, following a 1995 UN report, “576,000 Iraqi children may have died since the end of the Persian Gulf war because of economic sanctions imposed by the Security Council, according to two scientists who surveyed the country for the Food and Agriculture Organization.” In addition, the study found “steeply rising malnutrition among the young, suggesting that more children will be at risk in the coming years.” – Indeed, close to a million Iraqis have died as the result of a decade long US-imposed UN sanctions scheme. Will the world allow similar numbers – or higher – of people to die in North Korea, just because the DPRK has opted to defend herself against the self-proclaimed exceptional nation that has for over 60 years refused to sign a peace agreement and instead constantly threatened North Korea with annual high-powered military war games along the Korean Peninsula? North Korea has done no harm to any other nation. Indeed, North Korea does not intend to start a war with anyone.. North Korea has had the courage and strength to rebuild as a socialist nation in almost full isolation from a 1953 US-devastated country with the loss from then 30% of the population, about 3 million people. Does anyone wonder why North Korea has opted to defend herself – come what may? This is Pyonyang in 1953. Completely destroyed by the USAA (and rebuilt by North Korea). And does anybody realize, including the 15 UNSC countries having condemned the DPRK to starve, that North Korea has declared numerous times that she wants nothing more than Peace, that she is willing to sign a nuclear weapons disarmament program along with all the other nuclear powers; and she is ready to negotiate, as long as Washington stops its high-handed and dangerous military maneuvers and jet fighter territorial overflights? North Korean kids (image left) Why would North Korea, or any nation for that matter – not have the same right as the US, UK, Russia, China, France, Israel, India, Pakistan, and the NATO member nuclear weapons sharing states of Belgium, Germany, Italy, Netherlands and Turkey – all of which have allegedly acquired B61 tactical nuclear weapons (Made in America) targeted at Russia, Iran and other countries in the Middle East allegedly for “defense purposes”? Turkey has five times more nuclear weapons than North Korea at its Incirlik base, Belgium and the Netherlands have together four times m0re nuclear weapons than the DPRK. Peter Koenig is an economist and geopolitical analyst. He is also a former World Bank staff and worked extensively around the world in the fields of environment and water resources. He lectures at universities in the US, Europe and South America. He writes regularly for Global Research, ICH, RT, Sputnik, PressTV, The 21st Century (China), TeleSUR, The Vineyard of The Saker Blog, and other internet sites. He is the author of Implosion – An Economic Thriller about War, Environmental Destruction and Corporate Greed – fiction based on facts and on 30 years of World Bank experience around the globe. He is also a co-author of The World Order and Revolution! – Essays from the Resistance. Disclaimer: The contents of this article are of sole responsibility of the author(s). The Centre for Research on Globalization will not be responsible for any inaccurate or incorrect statement in this article. Copyright © Peter Koenig, Global Research, 2017 Share Tweet Forward Become a Member For more Global Research articles click here Copyright © 2017 Centre for Research on Globalization, All rights reserved. You are receiving this e-mail because you signed up for our newsletter Our mailing address is: Centre for Research on Globalization P.O. Box 55019 11 Notre-Dame Ouest Montreal, Qc H2Y 4A7 Canada Add us to your address book Want to change how you receive these emails? You can update your preferences or unsubscribe from this list