Dampak Impor Beras Terhadap Petani Lokal 
https://tirto.id/dampak-impor-beras-terhadap-petani-lokal-cDiW

 (Ilustrasi) Lahan sawah terlihat dari ketinggian di Banyubiru, Kabupaten 
Semarang, Jawa Tengah, Minggu (14/1). Kementerian Pertanian mengalokasikan 
Rp710 miliar untuk rencana cetak sawah seluas 37.360 ha dalam RAPBN 2018. 
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc/18. 0 Shares    
mailto:?subject=Dampak%20Impor%20Beras%20Terhadap%20Petani%20Lokal&body=https://tirto.id:443/dampak-impor-beras-terhadap-petani-lokal-cDiW
 Reporter: Shintaloka Pradita Sicca 
https://tirto.id/author/shintalokapradita?utm_source=internal&utm_medium=topauthor
 16 Januari, 2018dibaca normal 1:30 menit

 Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinangan (PIBC) sekitar 25-30 ribu ton
 Pemerintah perlu waspada terkait impor beras karena dapat mempengaruhi harga 
gabah.

 
 tirto.id https://tirto.id/?utm_source=internal&utm_medium=Article - Impor 
beras Januari akhir menjelang masa panen padi pada Februari, ada kemungkinan 
memberikan dampak negatif pada petani dengan anjloknya harga gabah, sehingga 
harganya dapat merosot dari ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). 
Pengamat Pertanian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) 
Bustanul Arifin megusulkan pemerintah serius membantu petani yang secara 
berkesinambungan dapat menjaga stabilisasi harga beras.

Bustanul menyebutkan keseriusan pemerintah membantu petani dapat berwujud 
memberikan kemudahan pengadaan mesin pengering padi, pendampingan secara 
profesional dalam pengelolaan dan bisnis pertanian. Sehingga, padi petani dapat 
lebih berkualitas dengan kadar air sesuai ketentuan di bawah 14 persen. 

“Sehingga banyak penggilingan padi kecil bisa banyak menerima manfaat dan 
petani tidak dirugikan,” ucap Bustanul di kantor KPPU Jakarta pada Senin 
(16/1/2018).

Sependapat dengan Bustanul, Direktur Utama PT Food Station Cipinang Jaya Arief 
Prasetyo Adi mengungkapkan pemerintah seharusnya perlu waspada, jangan terlena.

Arief megatakan usulan Bustanul untuk bantuan pengadaan mesin pengering (dryer) 
dan corporate farming untuk petani perlu segera diimplikasikan. 

“Dryer ini perlu cepat diinstall sebelum panen raya, sehingga nanti gabah kita 
bisa kering. Kadar air yang diperlukan itu 14 persen, syukur bisa di bawah 14 
persen, jadi bisa distok cukup lama,” kata Arief.

Arief kemudian menyatakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5/2015 tentang 
Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. “Kalau 
pemerintah berpihak kepada petani tolong dilihat baik-baik berapa yang pas 
harga gabah dan harga yang dibeli oleh BULOG,” ucapnya.

 Baca juga: Alasan Pemerintah Alihkan Tugas Impor Beras dari PT PPI ke Bulog 
https://tirto.id/alasan-pemerintah-alihkan-tugas-impor-beras-dari-pt-ppi-ke-bulog-cDiB

Adapun ketentuan pembelian gabah dalam negeri yang ditetapkan Inpres tersebut 
adalah:

Pertama, harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kualitas 
kadar air maksimum 25 persen dan kadar ham/kotoran maksimum 10 persen adalah 
Rp3.700 per kilogram (Kg) di petani, atau Rp3.750 per Kg di penggilingan.

Kedua, harga pembelian Gabah Kering Panen dalam negeri dengan kualitas kadar 
air maksimum 14 persen dan kadar ham/kotoran maksimum 3 persen adalah Rp4.600 
per kilogram di penggilingan, atau Rp4.650 per Kg di gudang Perum BULOG.

Ketiga, harga pembelian Beras dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 
14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimun 2 persen, dan 
derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp7.300 per Kg di gudang Perum BULOG.

 Baca juga: Pro-Kontra Impor Beras: Data Kemendag dan Kementan Berbeda 
https://tirto.id/pro-kontra-impor-beras-data-kemendag-dan-kementan-berbeda-cDbg

Dia pun menyinggung masalah stok beras yang seharusnya ditentukan pemerintah di 
masing-masing rantai pasok. Sehingga dapat secara berkesinambungan untuk 
menentukan langkah kebijakan dari hulu ke hilir. Misalnya stok beras di Di 
Pasar Induk Beras Cipinangan (PIBC) sekitar 25-30 ribu ton beras. 

“Kemudian dijaga turn overnya, barang yang jelek juga harus keluar. Jadi, first 
in first out juga harus dipertimbangkan,” ungkapnya. 

Baca juga artikel terkait IMPOR BERAS 
https://tirto.id/q/impor-beras-duH?utm_source=internal&utm_medium=lowkeyword 
atau tulisan menarik lainnya Shintaloka Pradita Sicca  
https://tirto.id/author/shintalokapradita?utm_source=internal&utm_medium=lowauthor
 (tirto.id - shn/yan)

 

Kirim email ke