----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Kepada: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com>Terkirim: Selasa, 16 Januari 2018 03.02.14 GMT+1Judul: Re: [GELORA45] insiden alarm Hawaii
Bisa jadi ini cuma ujicoba, semacam latihan kebakaran di gedung-gedung di Indonesia atau latihan gempa di Jepang untuk menyiapkan warga menghadapi bencana. Kalau betul begitu, pertanyaannya kenapa pemerintah AScuma meneror penduduk Hawaii, padahal target rudal Korutadalah daratan AS. Stasiun di Hawaii cuma pemantau terdepan untuk serangan dari arah barat. Atau Amerika betul-betul menyangka musuh hanya berani menyerang AS sampai Pearl Harbour? ehe.. --- SADAR@... wrote: Saya kok meragukan “Peringatan Rudal Palsu” dikatakan “KESALAHAN” pejabat yang bertanggungjawab! Karena tombol itu setelah ditekan pertama, masih harus sekali lagi BETUL akan dilaksanakan, ... jadi kecuali dia SENGAJA hendak bunyikan alarm “PERINGATAN RUDAL itu, ... setelah tombol itu ditekan, dengan ketegasan sekali lagi tekan konfirmasi betul hendak dilaksanakan! Dan, ... ingat, setelah 38 menit kemudian baru di RALAT! Saya yakin kalau itu ketidak sengajaan yang terjadi, tentu segera saja mungkin tidak lebih dari 10 menit sudah bisa di RALAT, ... Kemungkinan lain yang lebih MASUK AKAL, sistem alarm itu BENAR-BENAR terditeksi ada sesuatu yang terbang seperti RUDAL diangkasa Hawai, jadi alarm otomatis bunyi nyaring, ...! Itulah sebab perlu mengawasi 38 menit untuk memastikan benda apa yang terditeksi, atau memang terjadi gangguan sistem alarm, tiba2 saja bunyi nyaring tanpa ada apa2, terlalu sensitive, ......? Salam,ChanCT From: ajeg Demokrat: Peringatan Rudal Palsu Bukti Gagalnya Kebijakan Trump Pada Korea Utara SENIN, 15 JANUARI 2018 12:26:00 WIBLAPORAN : AMELIA FITRIANI RMOL. Alarm palsu tentang serangan rudal balistik yang membuat orang Hawaii ketakutan pada hari Sabtu (13/1) kemarin menunjukkan bahwa kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Korea Utara salah. Begitu kritik dari perwakilan Demokrat Amerika Serikat di Hawaii, Tulsi Gabbard. "Ya bahwa alarm palsu terjadi dan kita harus memperbaikinya, tapi kita harus menggarisbawahinya di sini, mengapa warga Hawaii dan Amerika Serikat menghadapi ancaman nuklir yang datang dari Korea Utara?" kata Gabbard. "Dan apa yang presiden ini lakukan, segera, untuk menghilangkan ancaman itu?" tambahnya. Pada saat alarm palsu itu berbunyi, Trump diketahui berada di lapangan golf di Florida. Saat alarm palsu berbunyi, selang 38 menit kemudian baru ada ralat dari otoritas setempat dan mengatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan. "Hawaii baru saja memulai beberapa bulan yang lalu sirene serangan nuklir bulanan ini sebagai ujian," kata Gabbard. Dia menambahkan bahwa orang-orang yang mendapat pesan tersebut mengalami campur aduk karena hanya memiliki wkatu 15 menit untuk berlindung. "Hal ini tidak dapat diterima, tapi ini benar-benar menyoroti kenyataan nyata yang dihadapi orang-orang Hawaii," kata Gabbard. "Saya telah meminta Presiden Trump untuk bernegosiasi langsung dengan Korea Utara, untuk duduk di seberang meja dari Kim Jong-un, mengatasi perbedaan sehingga kita bisa membangun jalur menuju denuklirisasi, untuk menghapus ancaman ini," jelasnya seperti dimuat The Guardian. Dia menambahkan bahwa seharusnya tidak ada prasyarat untuk perundingan semacam itu, yang berarti bahwa Korea Utara seharusnya tidak harus melepaskan senjata nuklirnya terlebih dahulu sesuai tuntutan Amerika Serikat untuk bisa memulai perundingan. [mel]