----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Kepada: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com>Terkirim: Rabu, 24 Januari 2018 03.47.07 GMT+1Judul: [GELORA45] Bertemu Menhan AS, Ryamizard Bahas Pembentukan ‘Our Eyes’
Kita tunggu reaksi Menhan RRC, apa punya tawaran lebih tinggi..? hehe.. - Selasa 23 Januari 2018, 12:22 WIB Bertemu Menhan AS, Ryamizard Bahas Pembentukan ‘OurEyes’ Zunita Amalia Putri – detikNews Jakarta - MenteriPertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu bertemu dengan Menhan Amerika SerikatJames Norman Mattis. Keduanya membahas tentang kerja sama intelijen 'Our Eyes'. Awalnya pertemuan Ryamizard dengan Mattis dilakukan secara tertutup. Berbagaihal dibahas oleh keduanya. "Sebagai Menhan di negara masing-masing dan bersama untuk melakukankeamanan di kawasan, tadi kita bicara masalah isu penting, seperti Korea Utara,China Selatan, dan bilateral dengan Rohingya," ucap Ryamizard saatkonferensi pers di Gedung Jenderal Soedirman, Kementerian Pertahanan, JalanMedan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018). "Untuk Korea Utara juga kita jangan manas-manasin,tapi kita mengajak agar Korea Utara melaksanakan hukuminternasional," sambung Ryamizard. Kemudian Ryamizard mengaku membahas tentang kerja sama intelijen 'Our Eyes'berkaitan dengan masalah ISIS. Dia menyebut 'Our Eyes' merupakan adaptasi darikerja sama intelijen 'Five Eyes' milik AS dan sekutunya. "Kemudian masalah bilateral, secara keseluruhan kita sudah laksanakan danhasilnya sudah banyak, di kawasan kita Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Iniharus diselesaikan. Kalau tidak cepat diselesaikan, ini semakin besar,"tutur Ryamizard. "Untuk penyelesaian ini, kita perlubanyak mata-mata. Maka saya membentuk 'Our Eyes', Amerika membentuk 'FiveEyes'. Supaya kita tahu pasti apa yang dilakukan, tahu pasti mau ke mana dia.Tadi Jenderal Mattes mengatakan akan bantu kita karena bagaimanapun alatAmerika lebih jauh canggih dari kita," tambah Ryamizard. Untuk masalah Rohingya, Ryamizard memberikan sedikit peringatan. Menurutnya,apabila ditolak di banyak negara, dia khawatir Rohingya malah beralih menjaditeroris. "Kemudian masalah Rohingya, ini harus ditangani dengan benar. Kalau tidakbenar, di Myanmar tidak diterima, di Filipina tidak diterima, tidak ada yangmenerima, pasti mereka mikirsiapa yang menerima mereka? Yang menerima pasti teroris, nah ini berbahaya. Makaitu penanganannya harus betul-betul dan tadi kita setuju," ujar Ryamizard. (dhn/dhn)