Indonesia miliki terminal terapung bandara
 Selasa, 13 Februari 2018 13:15 WIB
 
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas berlatar deretan lampu penerangan jalan 
umum berpanel surya di kawasan Bandara Internasional Baru Ahmad Yani, di 
Semarang, Jawa Tengah, Minggu (11/2/2018). (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia untuk pertama kali dalam sejarah akan segera 
memiliki bandara dengan terminal terapung, tepatnya di Bandar Udara 
Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah. 

Disebut sebagai terminal terapung (floating airport terminal) karena terminal 
baru Bandara Ahmad Yani dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair 
dengan menggunakan tiang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) 
untuk memadatkan lahan lunak tersebut. 

PVD merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah 
lunak. 

Desain terminal baru Bandara Ahmad Yani mengadopsi konsep bandara berwawasan 
lingkungan (eco-airport) yang direncanakan, dikembangkan, dan dioperasikan 
dengan tujuan menciptakan sarana dan pra-sarana perhubungan yang ramah 
lingkungan serta berkontribusi positif kepada lingkungan hidup. 

Bandara berwawasan lingkungan merupakan inisiatif gerakan untuk mengadopsi 
pendekatan pengelolaan bandara yang ramah lingkungan, untuk kepentingan itu 
dilakukan pengukuran yang jelas terhadap beberapa komponen yang berpotensi 
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Melalui penerapan konsep bandara berwawasan lingkungan diharapkan operasional 
bandara dapat mencegah terjadinya polusi. Komponen pengelolaan dan pemantauan 
lingkungan hidup terkait bandara berwawasan lingkungan terdiri dari kebisingan, 
getaran, udara, air, tanah, sampah, energi, kawasan keselamatan operasi 
penerbangan dan kesehatan masyarakat, atau lingkungan alamiah lain. 

Selain bandara berwawasan lingkungan, bandara ini juga ditargetkan mendapatkan 
sertifikat emas dari Dewan Bangunan Hijau Indonesia (GBCI) yang saat ini aspek 
desain Bandara Ahmad Yani sedang dalam proses untuk mendapatkan Penghargaan 
Rancangan Sertifikasi Emas dari GBCI.

Kemajuan pembangunan terminal baru Bandara Ahmad Yani, Minggu (11/2), ditandai 
saat PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan penutupan atap terminal baru oleh 
Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, dan Gubernur 
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Terminal baru Bandara Ahmad Yani di Semarang ini direncanakan mulai beroperasi 
(minimum persyaratan) pada Mei 2018. Pengoperasian terminal baru bandara ini 
diharapkan menjawab masalah minimnya kapasitas yang telah berlangsung sejak 
beberapa tahun terakhir. 

Penutupan atap terminal baru bandara itu merupakan komitmen pemerintah kepada 
penguna jasa bandara serta masyarakat Jawa Tengah umumnya serta Semarang dan 
sekitarnya pada khususnya untuk meningkatkan layanan kebandarudaraan dengan 
mengutamakan kenyamanan tanpa mengenyampingkan aspek keselamatan dan keamanan. 

Pembangunan terminal baru itu juga merupakan bentuk kontribusi kami terhadap 
pengembangan perekonomian daerah, khususnya Semarang dan sekitarnya.

Pengoperasian terminal baru dan pengembangan bandara senilai Rp2,07 triliun ini 
merupakan solusi sejumlah masalah yang telah berlangsung sejak beberapa tahun 
terakhir.

Kapasitas terpasang Bandara Ahmad Yani hanya mampu menampung 800.000 pemakai 
jasa penerbangan per tahun, namun realisasinya pada 2017 sudah melayani 4,4 
juta orang sehingga membuat pemakai jasa penerbangan di sana tak nyaman. Hal 
ini banyak terjadi di bandara besar di Indonesia.

Dengan kapasitas terminal baru yang dapat menampung hingga enam juta penumpang 
per tahun dan desain yang mengadopsi konsep bandara hemat energi berwawasan 
lingkungan, maka calon pemakai jasa penerbangan dapat lebih leluasa dan nyaman 
berada di terminal baru. 

Potensi pertumbuhan penumpang sebesar 10 persen tiap tahunnya juga dapat 
diakomodasi terminal dan infrastruktur baru Bandara Ahmad Yani.

Terminal baru Bandara Ahmad Yani memiliki luas 58.652 meter persegi, hampir 
sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal saat ini, yang hanya seluas 
6.708 meter persegi. 

Luasan tempat parkir pesawat (apron) nantinya mencapai 72.522 meter persegi 
yang dapat menampung 13 pesawat lorong tunggal atau konfigurasi 10 pesawat 
lorong tunggal dan dua pesawat berbadan besar atau kargo. 

Pemerintah menginginkan Bandara Ahmad Yani nantinya diposisikan sebagai bandara 
bisnis dan industri. 

Bangunan terminal baru di sebelah utara landas pacu (runway) saat ini sebagian 
besar berdiri di atas air dan dikelilingi kolam, mulai dari gedung terminal, 
gedung parkir, dan parkir di atas lahan basah area. 

Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi konteks lahan yang sebelumnya merupakan 
lahan rawa. Pada area bandara juga ditanami 24.000 bibit pohon bakau untuk 
mendukung pelestarian lingkungan yang dapat menghadirkan banyak keistimewaan, 
baik dari aspek fisik, ekologi, maupun ekonomi. 

Keberadaan hutan bakau nantinya di sekitar bandara dapat dikembangkan sebagai 
obyek wisata alam tersendiri.

Terminal baru Bandara Ahmad Yani ditargetkan beroperasi dengan syarat minimum 
pada Mei 2018 sehingga sudah dapat melayani penumpang pada masa mudik dan libur 
Lebaran Juni tahun ini. 

Syarat minimum tersebut antara lain terminal penumpang, gedung parkir satu 
lantai, terminal kargo, mesjid, gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan 
Pemadam Kebakaran (PKP-PK). Sedangkan pengoperasian penuh Bandara Ahmad Yani 
ditargetkan dapat dilakukan pada awal 2019.

Proyek pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang dengan nilai 
total Rp2,07 triliun ini terdiri dari lima paket pekerjaan. 

Paket 1 terdiri dari pekerjaan lahan dan jalan akses. Paket 2 terdiri dari 
pekerjaan landas parkir dan landas langsir (taxiway). Paket 3 terdiri dari 
pekerjaan pembangunan terminal. Paket 4 terdiri pekerjaan pembangunan bangunan 
penunjang dan lanskap. Paket 5 terdiri dari pekerjaan pengolahan air. 

Untuk paket pekerjaan satu dan dua sudah terealisasi 100 persen. Paket 
pekerjaan tiga (terminal) selesai sepenuhnya pada November 2018. Sedangkan 
paket pekerjaan empat (bangunan penunjang) dan lima (pengolahan air) selesai 
sepenuhnya pada 2019. 

Dengan bisa dipergunakan terminal baru Bandara Ahmad Yani pada Lebaran tahun 
ini, diharapkan masyarakat yang mudik maupun balik ke dan melalui bandara 
tersebut sudah tidak lagi harus berdesak-desakan dan melakukan antrean panjang, 
karena bangunan lebih luas, nyaman dan modern sudah diperoleh.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ade P Marboen
  • [GELORA45] Indonesia mili... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke