----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: Marco 45665 comoprim...@gmail.com 
[nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>Kepada: 
"sastra-pembeba...@yahoogroups.com" <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Chalik 
Hamid <nasional-l...@yahoogroups.com>; Sunny ambon <ilmeseng...@gmail.com>; 
Awind <j.gedea...@upcmail.nl>; K. Prawira <k.praw...@ymail.com>Cc: GELORA_In 
<GELORA45@yahoogroups.com>; kh djie <dji...@gmail.com>Terkirim: Rabu, 14 
Februari 2018 02.36.54 GMT+1Judul: [nasional-list] Re: #sastra-pembebasan# Fw: 
[GELORA45] Jusuf Kalla Sebut Sulit Menghindari,Politisasi Agama di Pilkada
     

Contra Opini
KIRANYA POLITISASI AGAMA BISA  MUDAH DIHINDARI  >>  HANYA Jika Para Ulama Tidak 
terlalu campur tangan soal Politik dan Ekonomi   yang Tidak Dipahaminya dan 
TERUTAMA  TERLALAU TURT CAMPUR  terhadap HAK dan  KEHIDUPAN PRIBADI SETIAP 
ORANG ATAU GOLONGAN LAIN dan atau Jika Para UlamA mengajarakan Umatnya dengan 
sangat baik dan dengan Metode Pendidikan yang Segar dan BERMUTU  serta TIDAK 
MEMBAWA DAN MENGAJARA UMATNYA dengan Fanatisme  , Radikal dan Extremisme dan 
bahkan Terroisme   ( Tidak Mengobarkan Kebencian , Tidak menghimbau Kecurigaan 
serta Tidak MEMANCING KEKERASAN yang bersifat RASA , Tidak Menilai dan Tidak  
Mengkafirkan setiap orang se-enaknya sendiri  atau Golongan yang lain 
Keyakinannya dengan Dirinya , Jika Sebagian Besar  Para Ulamapun Sadar dan 
cukup Berpendidikan Tinggi  dan Tidak memaksakan Fatwa2 Agamanya diatas HUKUM 
NEGARA , jika Tidak MEMBATASI KEBEBASAN ORANG LAIN dan atau GOLONGAN LAIN  dan 
BAHKAN UMATNYA  SENDIRI sampai pada MENCAMPURI DAN MENENTUKAN KEHIDUPAN 
PRIBADINYA orang lain atau Golongan lain dan Umatnya sendiri...serta Jika Para 
Umat Pengikutnya cukup berpendidikan sehingga tak mudah semebarangngan menilai 
ornga lian dan goongan lain serta Tidak mudah terprovokasi dan Diprovokasi dan 
sebaliknya berusaha untuk lebih memahami dan memeberikan Toleransi / 
Penegrtiannya / terhadap Kebutuhan , Budaya dan cara Hidup serta Masalah2 
Pribadi Orang lain dan atau Golongan lainnya.... Jika Para Umat dan Ulamnya 
Sanggup berkomunikasi  dan saling menghormati dalam banyak hal dengan Golongan 
Masyarakat lainnya .........dan jika AGAMA  MEMPUNZYI DAN BERJALAN PADA JALAN 
KEHIDUPANNYA SENDIRI >  KEHIDUPAN BERAGAMA  TANPA HARUS MENGURUSI dan 
MENCAMPURI TERLALU BANYAKdan TERLALU JAUH URUSAN DAN KEHIDUPAN PRIBADI ORANG 
LAIN DAN GOLONGAN LAIN dalam MASYAARAKT BANGSA INI,-
Note: POLITISASI AGAMA BISA  MUDAH DIHINDARI...  ( Kecuali Jika JK sendiri sbg 
Politik Tidak ingin berusaha untuk menghindarinya...)
2018-02-14 0:35 GMT+01:00 'Chan CT' sa...@netvigator.com [sastra-pembebasan] 
<sastra-pembeba...@yahoogroups.com>:

     

  From: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] Sent: Tuesday, February 
13, 2018 11:41 PM


 

 

https://nasional.tempo.co/ read/1060397/jusuf-kalla- sebut-sulit-menghindari- 
politisasi-agama-di-pilkada


Jusuf Kalla Sebut Sulit Menghindari 


Politisasi Agama di Pilkada 
Reporter: 
Friski Riana
Editor: 
Ninis Chairunnisa
Selasa, 13 Februari 2018 18:15 WIB   
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (antara)
 
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan akan sulit 
menghindari isu agama dalam pemilihan kepala daerah serentak 2018. "Jangankan 
itu saya bilang. Trump (Presiden AS Donald Trump) menang pun karena isu agama," 
kata dia di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta pada 
Selasa, 13 Februari 2018.

Jusuf Kalla mengatakan isu agama memang akan selalu dipakai oleh orang-orang 
dalam pilkada 2018. Namun, menurut dia, isu tersebut bisa digunakan selama tak 
mempertentangkan agama satu sama lain. "Silakan, itu tidak bisa dihindari," 
ujarnya.

Baca: Bawaslu Ajak Partai Politik Deklarasi Tolak Politik Uang dan Politisasi 
SARA di Pilkada 2018

Jika isu agama dipertentangkan dengan agama lainnya, Jusuf Kalla memprediksi 
akan terjadi perpecahan yang bisa membahayakan keutuhan NKRI. Kendati begitu, 
ia melihat pengalaman menangani konflik agama di Indonesia, isu tersebut tidak 
sampai berbuah konflik besar. "Kecuali kemarin di Poso, Ambon. Setelah itu kan 
tidak, sudah reda," kata Kalla.

Isu politisasi agama menjadi perhatian para penyelenggara pemilu, seperti 
Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum dalam menyiapkan 
pilkada serentak 2018. Bawaslu bahkan mengajak partai politik mendeklarasikan 
tolak dan lawan politik uang dan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan 
(SARA) untuk pemilihan kepala daerah serentak 2018 berintegritas.

Baca: Ketua PBNU: Sah Saja Bawa Nilai Agama ke Politik

"Komitmen bersama ini menjadi kunci bagi kita semua untuk secara bersama-sama 
menciptakan setiap tahapan pilkada 2018 bebas dari pengaruh politik 
transaksional dan penggunaan SARA dalam kampanye pilkada," kata Ketua Bawaslu 
Abhan di Royal Hotel, Kuningan, Jakarta, Sabtu, 10 Februari 2018.

Abhan menyampaikan bahwa politik uang dan politisasi SARA merupakan hambatan 
dalam mewujudkan pilkada berkualitas. Menurut dia, semua elemen bangsa, 
khususnya yang terlibat dalam pemilu harus menyatakan perlawanan pada politik 
uang.

Sebab, kata Abhan, praktik politik uang menciptakan potensi tindakan korupsi 
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. "Politisasi SARA berpotensi 
mengganggu persaudaraan dalam negara kesatuan Indonesia," ujarnya.
   
   - Jusuf Kalla 

 

 

 

 

 

 




   

    

Kirim email ke