Sri Mulyani Akan Naikkan Subsidi BBM dan ListrikReporter:  Dewi NuritaEditor:  
Martha WartaSelasa, 6 Maret 2018 12:54 WIB 
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Menhub Budi Karya Sumadi menunjukkan baju 
batik koleksinya yang dilelang di Kementerian Keuangan, Jakarta, 28 Februari 
2018. Hasil lelang akan disumbangkan untuk kegiatan sosial dan pendidikan.. 
TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menaikkan 
subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik menyusul terjadinya kenaikan 
minyak mentah dunia, yang saat ini berada di kisaran US$ 60 per barel. Harganya 
berbeda jauh dari asumsi Indonesia Crude Price (ICP) yang dipatok dalam APBN 
yaitu US$ 48 per barel. 

"Jadi kita kemarin sudah menghitung dengan Menteri ESDM dan Menteri BUMN 
mengenai kebutuhan tambahan subsidi yang dibutuhkan untuk Pertamina dari sisi 
subsidi solar saja, bagaimana untuk bisa ditambahkan," kata Sri Mulyani saya 
ditemui Tempo di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta 
Pusat pada Selasa, 6 Maret 2018.

Baca:BKN Usulkan Kenaikan Gaji PNS, Ini Reaksi Kemenkeu

Namun, Sri Mulyani tidak menyebutkan berapa angka penambahan subsidi tersebut. 
"Saat ini kami sedang menghitung, kira-kira usulan sudah kami terima dan akan 
kami akan laporkan ke dewan," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjelaskan, pada dasarnya kenaikan harga minyak mentah dunia 
memberikan pendapatan yang lebih banyak dalam penerimaan negara bukan pajak 
(PNBP). Namun kenaikan harga minyak akan membuat tanggungan subsidi energi PT 
Pertamina dan PT PLN lebih tinggi dari yang dianggarkan dalam APBN. Dengan 
adanya subsidi tersebut, Sri Mulyani memastikan selisih tanggungan itu akan 
dibayarkan pemerintah. 

Namun Sri Mulyani memastikan, APBN negara akan tetap sehat dengan defisit 
kurang dari 2,19 atau 2,19 sesuai dengan UU APBN. "Jadi kami melakukan 
kebijakan ini agar kebijakan makro tetap terjaga, kredibel, stabil serta 
fiskalnya juga tidak mengalami erosi kepercayaan," ujarnya.

Kirim email ke