Hoax baru?
 3x sehari masih kurang?
 

 ---
 

 Fadli Zon: Mayoritas Muslim Menjadi Korban Pemberantasan Hoaks 
https://www.kiblat.net/2018/03/10/fadli-zon-mayoritas-muslim-menjadi-korban-pemberantasan-hoaks/
  Sabtu, 10 Maret 2018 15:15   1 Komentar 
https://www.kiblat.net/2018/03/10/fadli-zon-mayoritas-muslim-menjadi-korban-pemberantasan-hoaks/#respond
 
https://www.kiblat.net/files/2018/03/Fadli-Zon-berbicara-dalam-diskusi-WarOnHoax-yang-digelar-Jurnalis-Islam-Bersatu-JITU.jpg
 Foto: Fadli Zon berbicara dalam diskusi #WarOnHoax yang digelar Jurnalis Islam 
Bersatu (JITU) (Foto: Zakhi)

 
 KIBLAT.NET, Jakarta – Hoaks dinilai sudah menjadi alat politik. Di sisi lain, 
perang melawan hoaks justeru dipakai sebagai alat untuk menangkap pihak-pihak 
yang mengkritisi pemerintah.
 

 Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dalam diskusi bertajuk 
#WarOnHoax yang digelar Jurnalis Islam Bersatu (JITU). Dia mengatakan 
penindakan aparat hukum dalam memerangi hoaks justru yang ada dipersepsi 
masyarakat hanya memerangi pihak tertentu. Mereka cepat menanggapi pelaku di 
luar pemerintahan atau para pengkritik pemerintah namun lambat jika laporan 
pelaku di pihak pemerintah.
 

 “Pengkritik pemerintah justru cepat ditangkap bahkan tanpa surat pemanggilan. 
Untuk itu saya mencoba mengetes aparat dengan melaporkan beberapa orang yang 
jelas-jelas menyebar hoaks apakah ditindak,” ungkap Fadli dalam diskusi 
#WarOnHoax yang digelar JITU di Jakarta, Sabtu (10/3/2018).
 

 Fadli menilai hoaks sudah menjadi alat politik, bahkan media pun sudah disetir 
oleh partai politik tertentu untuk kepentingan tertentu. Framing media pun 
sering mendeskriditkan pihak tertentu.
 

 “Saya komplain kenapa aparat getol melabeli Muslim Cyber Army sebagai penyebar 
hoaks. Sebab tidak bisa aparat melabeli tersangka dengan profiling pelaku 
apalagi memframing. Sehingga banyak masyarakat menilai justru pemberantasan 
hoaks ini mayoritas Muslim yang menjadi korban,” ungkapnya.
 

 Fadli juga menilai pemerintahan Jokowi tidak memiliki kepemimpinan yang baik. 
Sehingga banyak kebijakannya yang kontroversial. Salah satunya terkait data 
kependudukan, di mana selama ini tidak ada jaminan data kependudukan aman dari 
kepentingan politik atau asing.
 

 BACA JUGA  Soal Mahasiswi Bercadar, Maneger: Kalau Sampai Dikeluarkan Berhak 
Menuntut 
https://www.kiblat.net/2018/03/07/soal-mahasiswi-bercadar-maneger-kalau-sampai-dikeluarkan-berhak-menuntut/
 

 “Registrasi SIM card contohnya, siapa yang menjamin keamanan data di sana. 
Padahal banyak operator komunikasi di Indonesia dimiliki oleh negara asing,” 
pungkasnya.
 

 Reporter: Hafidz Syarif
Editor: Imam S.

 

 

 

Kirim email ke