Almizan Ulfa 
Peneliti Utama Kementrian Keuangan RI

Mengapa tiga Bank BUMN ini Digadaikan ke Cina Bu Rini?
28 Oktober 2015   12:22
Tuilisan ini aslinya bersumber dari seorang shohib pegawai BUMN di Jatim dan 
sudah saya publish beberapa waktu yang lalu. Mengingat substansi yang 
disampaikan sangat penting untuk penyelamatan uang negara, maka surat ini saya 
publish kembali dengan judul yang berbeda.
 Sebagai pendahuluan, mungkin kita ingat ketika menko Rizal Ramli bkoar-koar 
untuk menghentikan rencana pembelian pesawat besar Airbus oleh BUMN PT Garuda 
Indonesia dengan pembiayaan utang dari bank Cina. Hasilnya, rencana pembelian 
pesawat dan utang dengan bank Cina itu dibatalkan. 
Sementara itu polemik akad kredit 3 Bank BUMN (Mandiri, BNI, dan BRI) dengan 
bank Cina untuk pembiayaan kereta cepat jakarta-Bandung terus bergulir. Protes 
yang mencuat banyak sekali dan mencakup protes dari ekonom terkemuka UI, Faisal 
Basri, pakar transportasi nasional, Danang Parikesit, dan Begawan Ekonomi 
Indonesia, Prof. Emil Salim.
Berikut ini saya tulis secara lengkap surat dari Pegawai BUMN di Jawa Timur itu.
 Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Pak Jokowi dan Bu Rini. Semoga Bapak dan Ibu 
tetap sehat meski saya yakin Anda berdua pasti super sibuk. Banyak sekali 
urusan yang membuat Bapak dan Ibu terpaksa terlibat didalamnya.
 Bagi-bagi sembako dan Kartu Sakti pun harus Pak Jokowi yang turun langsung.. 
Belum lagi Pak Jokowi pasti sibuk mempersiapkan kunjungan ke Amerika Serikat 
dan sarapan bersama dengan pucuk pimpinan eksekutif (CEO) Freeport McMoran di 
Washington DC dan makan malam bersama CEO Apple. Tentu semua itu menyita 
pikiran Bapak untuk bagaimana membuat para CEO perusahaan asing itu bisa ramah 
menyambut kedatangan Bapak.
Begitu juga dengan Bu Rini, kantor Pelindo II digeledah Bareskrim pun, harus Bu 
Rini yang meneleon Kapolri. Belum lagi Bu Rini harus kerja keras agar proyek 
kereta cepat kerjasama dengan Cina bisa berjalan sesuai dengan rencana. 
$$$$$$$$$$$$
 Pak Jokowi dan Bu Rini, besok tepat 1 tahun (20 Okt.Red) Pak Jokowi dilantik 
dan setahun kurang seminggu Bu Rini dilantik jadi Menteri BUMN. Ada sebuah 
tanya dari saya, rakyat biasa yang miris, ngeri dan prihatin dengan masa depan 
beberapa BUMN cemerlang di negeri ini. Sejak Bu Rini menggandeng 3 Bank BUMN 
untuk mendapatkan utang dari Cina, sumpah hati saya teriris, kenapa Ibu tega 
menggadaikan 3 Bank BUMN itu? Maaf saya gunakan terminologi gadai sebab 
sependek pengetahuan saya yang awam, hal itu mirip sistem gadai. Ibu mebawa 3 
Bank BUMN, lalu mendapatkan pinjaman/utang yang langsung cair saat itu juga 
sebesar US$3 miliar atau setara Rp43,28 triliun, yang masing-masing Bank BUMN 
mendapat US$1 miliar atau setara Rp14,426 triliun.
Untuk apa pinjaman itu Bu Rini? 3 Bank itu tidak bisa menggunakannya untuk hal 
lain sebab dikhususkan untuk pembiayaan proyek infrastruktur dan lebih khusus 
lagi untuk Proyek Infrastruktur yang kontraktornya asal Cina. Saya tidak mau 
menyebutnya sebagai investor sebab sejatinya mereka bukan investor.. Investor 
datang dengan modal, sementara yang ini modalnya disiapkan oleh 3 Bank BUMN, 
lewat utang yang berasal dari sindikasi bank-bank Cina.
 Lalu kemana dana pengalihan subsidi BBM, Pak Jokowi? BUkankah pada 17 November 
2014 ketika Bapak mencabut subsidi BBM, konon katanya dana subsidi akan 
dialihkan untuk membiayai infrastruktur?
Untuk itulah kami rakyat diminta untuk bersabar dan nrimo. Tapi, kenapa setiap 
kali Bapak menambah utang luar negeri, selalu saja alasannya untuk membiayai 
infrastruktur, yang kami tak pernah tahu proyek infrastruktur apa yang akan 
direalisasikan dalam waktu dekat? Bukankah ribuan km jalan tol yang diresmikan 
Pak Jokowi itu sudah dibangun sejak jaman Pak SBY?
 @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@ 
Pak Jokowi dan Bu Rini, menurut data yang saya dapat dari Kompas edisi 7 
Nopember 2014, aset 3 Bank BUMN sbb: Bank Mandiri = Rp789,19 triliun; 2. Bank 
BRI = Rp705,29 triliun; dan Bank BNI = Rp408,05 triliun. Jika dikonversikan ke 
US$ menggunakan kurs pada saat itu Rp12.000/US$ maka nilai asset Bank Mandiri 
adalah US$66,515 miliar; Bank BRI US$50,378 miliar; dan Bank BNI US$29,146 
miliar. Lalu kenapa bank-bank BUMN itu harus ngutang?
Jangan pernah bilang 3 bank itu kesulitan likuiditas, sebab 3 bank itu dipaksa 
menerima utang yang peruntukannya hanya bagi pembiayaan infrastruktur. Bagi 
Bank Mandiri, pinjaman itu hanya senilai 1,81% saja dari assetnya, bagi Bank 
BRI hanya 2,05%, dan bagi Bank BNI hanya 3,54% saja.
 Jadi sesungguhnya bank-bank BUMN itu jika hanya untuk menjelankan business-nya 
as usual tidak butuh utang dari Cina. (bersambung) 
Catatan: Kita tidak harus setuju dengan artikel ini. Artikel ini lebih 
ditujukan untuk membuka wawasan kita dan untuk berdiskusi lebih lanjut.



   

Kirim email ke