Zulkifli Hasan: Aksi 212 Tak Akan Terulang di Kasus SukmawatiReporter:  M 
Julnis FirmansyahEditor:  Juli HantoroSabtu, 7 April 2018 10:35 WIB Massa dari 
persaudaraan Alumni 212 melakukan aksi damai di depan Gedung Bareskrim Mabes 
Polri, Gambir, Jakarta, 6 April 2018. Aksi damai tersebut menuntut proses hukum 
terhadap Sukmawati Soekarnoputri karena dianggap telah melakukan penistaan 
agama. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan 
memprediksi aksi massa sebesar 212 tidak akan terulang kembali dalam kasus 
puisi Sukmawati Soekarnoputri.Sebab, menurut dia, Sukmawati telah meminta maaf 
atas puisi yang dianggap melecehkan agama Islam itu.

"Saya kira tidak akan ada aksi 212. Aksi itu kan spontan saja," kata Zulkifli 
saat ditemui di Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu, 7 April 2018.

Seperti diketahui sebelumnya, puisi Sukmawati berjudul Ibu Indonesia dianggap 
melecehkan umat Islam. Puisi itu Sukmawati bacakan dalam acara 29 Tahun Anne 
Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018, Jakarta, 29 Maret 2018. Adapun 
hal-hal yang dianggap melecehkan itu antara lain soal syariat Islam, cadar, dan 
suara azan.

Baca juga: Aksi Bela Islam Tuntut Sukmawati Soekarnoputri Ditangkap

Atas munculnya berbagai protes itu, Sukmawati meminta maaf kepada umat Islam 
pada Kamis, 5 April lalu.
Salah satu reaksi protes itu muncul dari Persaudaraan Alumni 212. Mereka 
menggelar Aksi Bela Islam di depan Badan Reserse Kriminal Polri di Gambir, 
Jakarta Pusat, untuk meminta Sukmawati segera diperiksa sebelum 11 April (411) 
atau akan ada aksi massa yang lebih besar kembali.

Baca juga: Sambil Menangis, Sukmawati Soekarnoputri Minta Maaf atas Puisinya

Zulkifli berujar, secara pribadi, dia sudah memaafkan Sukmawati atas puisi 
tersebut. Namun, untuk urusan pelaporan yang sudah masuk ke polisi, dia 
menyerahkan sepenuhnya kepada aparat.

"Kalau urusan hukum, kami tidak boleh ikut campur atau intervensilah," tuturnya.


Alumni 212: Sukmawati Soekarnoputri Lebih Parah daripada AhokReporter:  Syafiul 
HadiEditor:  Ali AnwarJumat, 6 April 2018 17:08 WIB 
Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maakruf menjelaskan hasil audiensi di 
Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, 6 April 2018. Maria Fransisca Lahur.

TEMPO.CO, Jakarta - Alumni Persaudaraan Aksi 212 menilai Sukmawati 
Soekarnoputri telah melakukan penodaan agama dalam pembacaan puisinya. Bahkan, 
kasus Sukmawati Soekarnoputridinilai lebih parah daripada kasus penodaan agama 
oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Kalau kasus Ahok masih multitafsir. Kalau ini tak multitafsir, sangat jelas 
penghinaannya," ujar Ketua Alumni Persaudaraan Aksi 212 ,Slamet Ma'arif, di 
gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, Jumat, 6 April 2018.

Massa Persaudaraan Alumni 212 dan Front Pembela Islam menggelar demonstrasi 
menuntut agar Sukmawati Soekarnoputri dipenjarakan. Demo dilakukan di depan 
gedung Bareskrim Polri, Medan Merdeka Timur, Jumat, 6 April 2018.

Unjuk rasa ini merupakan reaksi atas puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul 
“Ibu Indonesia.” Puisi ini dianggap telah menista agama Islam. Puisi itu 
diciptakan Sukmawati dan dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya 
di Indonesia Fashion Week 2018.

Menurut Slamet, kasus dugaan penodaan agama oleh Sukmawati Soekarnoputri bukan 
perkara sepele. Dia mendesak agar Sukmawati diproses hukum seperti Ahok.. 
"Secara pribadi kami maafkan, tapi proses hukum tak boleh berhenti," kata 
Slamet.

Slamet berujar, pihaknya akan memberi tenggat waktu kepada kepolisian untuk 
memproses kasus ini. Menurut Slamet, Alumni Persaudaraan 212 akan mengawal 
kasus ini sampai selesai. "Kalau dalam waktu tertentu tak diproses, tak menutup 
kemungkinan kami akan aksi lagi," ucap Slamet.

Sukmawati Soekarnoputri telah meminta maaf atas puisinya itu karena sudah 
menimbulkan kontroversi di masyarakat dan dianggap melecehkan agama Islam. 
"Saya mohon maaf lahir batin kepada umat Islam Indonesia, khususnya bagi yang 
merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi ‘Ibu Indonesia’," kata 
Sukmawati Soekarnoputri sambil menyeka air matanya di Warung Daun Cikin.

Sukmawati Soekarnoputri mengatakan tidak bermaksud menghina umat Islam di 
Indonesia lewat puisinya. Putri proklamator Soekarno itu mengatakan, ia 
merupakan seorang muslimah dan merasa bersyukur serta bangga dengan 
ke-Islamannya.


  • [GELORA45] Zulkifli Hasan... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]

Kirim email ke