Airlangga Hartarto dorong industri MRO dongkrak daya saing
 Senin, 16 April 2018 09:46 WIB
 
Menteri Perindustrian, Airlangga Hatarto, didampingi Dirjen Industri Logam, 
Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto 
(kedua kiri), bersama Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait (kiri), 
serta Presiden Direktur BAT, I nyoman Rai Pering, memperhatikan para pekerja 
ketika meninjau hanggar BAT di area Bandara Hang Nadim, Batam, Jumat. (ANTARA 
News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

.... ini menjadi peluang besar kita...
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mendorong 
industri perawatan dan perbaikan pesawat atau Maintanance Repair and Overhaul 
(MRO) mendongkrak daya saingnya, mengingat Indonesia memiliki peluang yang 
besar di sektor ini.

“Seperti arahan Bapak Presiden Joko Widodo, industri perawatan pesawat ini 
sangat penting. Harusnya Indonesia punya daya saing tinggi dan ini menjadi 
peluang besar kita, dengan banyak jumlah bandara. Karena, kalau ada pesawat 
dari luar negeri yang rusak, bisa dirawat pekerja kita,” kata dia, melalui 
keterangannya di Jakarta, Senin.

Dia menyampaikan hal itu saat melihat secara langsung industri perawatan dan 
perbaikan pesawat (MRO) milik Lion Group, yakni Batam Aero Technic (BAT) di 
area Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.

Berdiri di atas lahan seluas 28 Hektare, selain menjadi bengkel untuk 
pemeliharaan dan perawatan pesawat, BAT juga memiliki fasilitas uji pesawat 
terbang.

Airlangga mengatakan, pemerintah sedang mendorong tumbuhnya industri MRO di 
Indonesia. Hal ini lantaran masih banyak potensi pengembangan sektor ini yang 
diintegrasikan dengan beberapa bandara di dalam negeri.

Dia menambahkan, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan 
mengalami  pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan 
kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.

“Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per 
tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional 
naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia negara terbesar ketiga di Asia 
dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India,” paparnya.

Ke depan, bisnis industri MRO ini juga cukup menjanjikan seiring meningkatnya 
sektor pariwisata dan perekonomian di Tanah Air. Selain itu, kehadiran industri 
perawatan pesawat bisa menurunkan biaya dari industri penerbangan, salah 
satunya biaya impor komponen pesawat.

Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait, menyampaikan, mereka sedang 
fokus menjalankan masterplan bisnis MRO termasuk pengembangan sumber daya 
manusia di BAT. Sejak beroperasi pada 2014, dari lima tahap pengembangan BAT, 
perusahaan sudah merampungkan satu tahap.

“Tahap pertama sudah difungsikan empat Hektare, dan untuk tahap kedua adalah 
tiga Hektare. Pada tahap kedua akan dibangun hanggar untuk pengecatan pesawat 
terbang sebanyak dua unit, bengkel, dan gudang suku cadang,” ujarnya. 

Dengan area yang telah terbangun seluas empat Hektare, saat ini hangar sudah 
bisa menampung 12 pesawat badan ramping atau empat pesawat terbang badan lebar 
secara simultan.

Lion Group menargetkan, perluasan fasilitas BAT hingga tahap ketiga akan 
rampung pada tahun 2019 dengan kemampuan memperbaiki sebanyak 38 pesawat 
sekaligus. 

“Tahap kelima akan selesai pada tahun 2022. Jumlah pekerjanya kalau sudah tiga 
shift kurang lebih 10.000 orang,” kata Sirait.

Selain itu, perusahaan sudah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kota Batam 
untuk membangun politeknik aviasi. 
“Total nilai investasi pengembangan BAT ini diperkirakan mencapai Rp8-9 
triliun,” ucap dia. 

Alasan Lion Group memperluas fasilitas MRO adalah untuk menangani sekitar 250 
unit pesawat terbang yang dimilikinya. Apalagi, Lion berencana mendatangkan 
sekitar 700 unit pesawat berbagai jenis, seperti pesawat ATR, Boeing, dan 
Airbus untuk melayani rute domestik maupun internasional. 

“Adanya fasilitas pengetesan pesawat, membuat MRO milik Lion Group menjadi yang 
tercanggih dan satu-satunya di Asia,” katanya. 
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen

Kirim email ke