Gimana nih, kok pendukung Jokowi nggak kedengeran suaranya??? Ajukan 
argumentasi kenapa mendukung Jokowi yang terus memperlihatkan "kecintaannya" 
kepada semua yang "asing"???? Dari singkong, garam, gula, beras, buruh kasar, 
modal, dosen....semuanya import!!! Lha, katanya bangga sudah jadi anggota G20!! 
Apa yang dibanggain??? Lebih 70 tahun "merdeka", inikah hasilnya?







Kemenristekdikti akan Impor 200 Dosen Asing
"Salah satu indikator pengukurannya (reputasi dunia) adalah staff mobility. 
Staff mobility ini adalah dosen asing masuk ke Indonesia," kata Menteri Nasir
Pemerintah akan mengimpor tenaga pengajar untuk perguruan tinggi di Tanah Air. 
Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Riset Dikti) Mohamad Nasir 
mengatakan, Indonesia memerlukan 200 tenaga dosen asing agar masuk reputasi 
dunia di bidang pendidikan."Salah satu indikator pengukurannya (reputasi dunia) 
adalah staff mobility. Staff mobility ini adalah dosen asing masuk ke 
Indonesia, demikian pula sebaliknya Indonesia di luar negeri," kata Nasir di 
Gedung Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Jakarta, Selasa 
(10/4).Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang 
Penggunaan Tenaga Kerja Asing pada 26 Maret lalu, dinilai Nasir sangat 
membantu. Aturan ini bisa memfasilitasi dan mempermudah dosen-dosen asing 
mengajar di Indonesia.(Baca: Pemerintah Rancang KEK Pendidikan untuk 
Universitas Asing di Tangerang)Menurutnya, Indonesia memang memerlukan banyak 
dosen asing untuk mengajar karena jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 
4500 perguruan. "Kalau kita seribu (dosen asing ke Indonesia) saja, masih 
sangat kurang," tambahnya.Saat ini total dosen asing yang tercatat mengajar 
pada perguruan tinggi di Indonesia baru sekitar 30 orang. Meski membutuhkan 
lebih dari 1.000 orang, Kemenristekdikti hanya bisa menganggarkan untuk 
kebutuhan 200 dosen asing tahun ini.(Baca: Setelah Infrastruktur, Jokowi Akan 
Fokus investasi Pengembangan SDM)Bidang dosen asing yang dikonsentrasikan untuk 
didatangkan oleh Kemenristek Dikti tahun ini yaitu sains dan teknologi. Kedua 
bidang tersebut dirasa perlu, karena perguruan-perguruan tinggi Indonesia 
banyak mencontoh riset-riset kedua bidang itu dari luar negeri, seperti 
Finlandia dan Jerman."Banyak bidang (turunannya), engineering, pertanian, 
bidang kesehatan, bidang perikanan dan kelautan," tambah Nasir. (Baca: 
Pemerintah Akan Perluas Rencana Kawasan Ekonomi Khusus Pendidikan)

Kirim email ke