Berita lama yang dipostingkan Noroyono ini membuktikan bahwa masalah terorisme dari pihak orang-orang Islam fundamentalis adalah masalah INTERNASIONAL, BUKAN MASALAH NASIONAL INDONESIA SAJA. Coba direnungkan kenyataan bahwa keluarga teroris Indonesia yang di Surabaya itu pulang dari Suriah!!! Patut kita pikirkan, seandainya orang-orang itu tidak pergi dan turut berperang di Suriah, apakah kemungkinan mereka menjadi teroris Islam akan menjadi jauh lebih kecil???Apakah bukan kehadiran dan pengalaman di Suriah itu yang membuat mereka menjadi teroris? Di Suriah, pemerintahnya sedang menghadapi serangan kaum teroris yang ingin menumbangkannya!! Dan orang tahu bahwa penumbangannya itu diinginkan oleh kaum imperialis!!! Mereka ingin mengulang apa yang terjadi di Irak dan Libia!!! Ini adalah sebuah fakta yang menunjukkan sekali lagi tentang sifat internasional dari terorisme yang terjadi di Indonesia. Dapatkah kita menyelesaikan dan menuntaskan masalah terorisme di Indonesia kalau di dunia, terorisme terus terjadi karena tidak/belum dilenyapkan akar yang melahirkan terorisme internasional itu??? Sungguh disayangkan di antara mereka yang memberi komentar tentang serangan teroris di Surabaya, banyak yang sama sekali tidak memikirkan hubungan antara terorisme di Indonesia dengan terorisme internasional dan melupakan bukti-bukti yang diberikan oleh sejarah berkaitan dengan kelahiran terorisme Islam itu.. Bagi banyak orang, imperialisme itu seperti barang yang ABSTRAK!!! Makanya orang yang anti-imperialisme malah diejek dan dicemooh! Padahal Imperialisme itu begitu kongkrit dan sangat dekat dan hadir tiap hari dalam kehidupan rakyat... Sebelum tindakan teroris yang diberitakan di atas itu, sudah terjadi juga serangan kepada kantor majalah satir , Charlie Hebdo: hasilnya 12 orang mati.. Kontan terjadi di Paris demo besar-besaran anti-terorisme Islam dengan slogan yang terkenal :Je suis Charlie (=Saya Charlie) untuk menunjukkan kutukan pada serangan teroris itu dan simpati kepada majalah Charlie Hebdo. Presiden dan Pejabat penting pemerintah Perancis ikut turun ke jalan. Dan tahukah anda siapa juga yang ikut berbaris bersama para pejabat Pemerintah Perancis??NETANJAHUUUUUU!!!! Dengan tersenyum lebar, berbarislah Netanjahu meneriakkan jel-jel "Je suis Charlie"!!! Sudah tentu gembira sekali si Netanjahu itu mendapat dukungan pada genocidenya terhadap rakyat Palestina!!!!
Begitu besarnya demo "je suis Charlie" yang merembet ke mana-mana, sampai orang melupakan pertanyaan, mengapa Chalie Hebdo menjadi sasaran teroris? Inilah jawabannya: Charlie Hebdo which roughly translated means “Charlie Weekly” is a French satire magazine best known for publishing cartoons that mock and criticize Islam; Islamic extremism, and the prophet Mohammed. (the main reason the terrorists claimed they targeted the magazine). Memang saya sendiri juga lihat beberapa gambar/cartoon yang mengejek dan menghina Islam dan Nabi Mohamad. Sudah tentu itu dibolehkan karena freedom of expression, bukan???Dan orang juga lupa puluhan ribu rakyat tak berdosa di Afghanistan, Yemen, Palestina, Suriah yang terus diberondong pesawat drone AS dan dihujani bom dan diratakan oleh tank-tank!!! Cobalah dengan jujur melihat dan bandingkan berapa banyak berita yang bergulir di dunia ketika terjadi serangan teroris Islam di negeri-negeri kapitalis-imperialis dan berapa berita yang memberitakan serangan bom, gas air mata, tembakan mematikan yang terjadi TIAP HARI di Yemen, Suriah, dan Palestina!!! Jadi sebenarnya masalah terorisme di Indonesia bukanlah masalah sederhana yang dapat diselesaikan dengan UU, apapun namanya UU itu. Yang akan membuat kaum imperialis senang adalah kalau masalah terorisme di Indonesia menciptakan bentrokan di kalangan massa rakyat sendiri.. Berjingkraklah AS, karena orang melupakannya dan bahkan menyelamatkannya dari gempuran massa rakyat!!! On Wednesday, May 16, 2018 2:57 PM, "Noroyono 1963 noroyono1...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Pengantar. Secarakebetulan saya temukan di Milis tetangga tulisan yg berisi ulasan tentangperistiwa serangan biadab para “jihadis” ISIS kurang lebih tiga tahun yg lalu(November 2015) terhadap warga dan pengunjung kota Paris. Menuruthemat saya, peristiwa tragis tsb secara hakekat punya kesamaam dengan seranganbiadab thd Gereja di Surabaya dan Rusunawa di Sidoarjo berapa hari yg lalu, yaitu:Serangan biadab secara mendadak terhadap wargasipil tidak bersenjata. Itulah faktor yg mendorong saya memosting tulisan terkaitperistiwa serangan para “jihadis” terhadap warga dan pengunjung kota Paris padaNovember 2015 yg saya temukan di Milis tetangga ke GELORA45. Noroyono16/05/2018 ------------------------------------------------------------------------- Bukan Perang TapiPembantaian Sepihak. Bukan Tindakan Suci TapiPerbuatan Sadis PadaJumat malam 13 November 2015 yg lalu, satu grup teroris ISIS dengan AK(Avtomat Kalashnikova) 47menyerang secara mendadak warga dan pengunjung kota Paris. Serangandilancarkan secara terencana dan terkoordinasi di tiga titik kota Parisdalam rentang waktu sekitar 35 menit oleh tiga tim kamikaze yg tampak terlatihcukup baik. Tim pertama beroperasi di stadion sepak bola Stade deFrance. Tim kedua beroperasi di pusat kota Paris. Dan tim ketiga beroperasidi gedung konser Bataclan. Jumlah korban yg jatuh:129 orang meninggal, 352 orang luka-luka, 99 diantaranya dalam keadaan ktitis. [www.knack.be/nieuws/wereld] (Berita terakhir, 130orang meninggal dan banyak diantara yg luka-luka akan cacat seumur hidup.) Parateroris ISIS mengklaim diri sebagai pejuang jihad. Jihad, sebuah kata bahasaArab, menurut KBBI berarti“perang suci melawan orang kafir untukmempertahankan agama Islam”. Adapun kafir,menurut KBBI berarti “orang yg tidak percaya kpd Allah dan rasul-Nya”. Perangadalah aktivitas saling memusnahkan yg dilakukan oleh dua pihak bersenjatayg terlibat dalan suatu konflik. Apabiladalam suatu peristiwa dengan kekerasan yg melibatkan dua pihak, hanya satu pihak saja bersenjata sedang pihak yg lain tidak bersenjata, maka yg terjadibukanlah perang melainkan pembantaian sepihak. Jumat27 November, tiga hari yg lalu, Perancis secara resmi memperingati korbanserangan teroris dua minggu yg lalu. Dengan trenyuh saya mengikuti lewat TVupacara peringatan yg dimulai pukul 10..30 di halaman Hôtel des Invalides Paris.130 nama korban yg meninggal dunia dibacakan satu per satu di hadapan hadirin. Sebagianbesar berkebangsaan Perancis, tapi terdapat pula tidak sedikit berkebangsaanbukan-Perancis. Mereka berasal dari bermacam-macam profesi: mahasiswa,teknikus, juru kamera, advokat, pemilik restoran, karyawati butik, musikus,guru, konsultan, pemahat, produser, direktur institut, insinyur, direktur biroreklame, arsitek, .... dan entah apa lagi. Namun ada satu hal ygsama, kesemua korban serangan kaum teroris ini adalahpara warga sipil tidak bersenjata. Sangatjelas, bahwa keberadaan para korban di berbagai kafe, bar, restoran di pusatkota Paris pada malam yg tragis itu adalah dalam rangka mencari hiburan sambilmakan, minum, mengobrol dengan sanak saudara dan handai taulan dalam suasana santai. Demikianpula halnya dengan kehadiran para korban di gedung konser Bataclan.Mereka berada di tempat ini juga dalam rangka mencari hiburan. Mereka datang kegedung konser Bataclan yg terkenal itu dengan maksud untuk menikmatimusik kreasi/karya band Eagles Of Death Metal yg khusus datangdari California ke Paris untuk menghibur para fans-nya. Tidakberbeda dengan para pengunjung di kedua tempat, mereka yg datang ke stadionsepak bola Stade de France adalah juga dalam rangka mencari hiburan.Cuma saja disini mereka lakukan dengan cara menonton pertandingan sepak bola persahabatanantara tim nasional Perancis mekawan tim nasional Jerman. Jadiberagam aktivitas yg dilakukan parakorban, baik yg meninggal dan cedera maupun yg selamat, dari serangan teror grup“jihadis” di pusat kota Paris, di gedung konser Bataclan dan di stadion sepakbola Stade de France adalah murni aktivitas bersifat damai.Suatu aktivitas yg dilakukanpara warga sipil tidakbersenjata yg sama sekali tidak mengandung unsur memusuhiIslam. Di samping itu, aktivitas mencari kesantaian dan hiburan, menikmatimusik, melihat pertandingan sepak bola – singkat kata, mencari kebahagiaan –adalah hak milik pribadi, eigendomsrecht,yg melekat di setiap individu sejak lahir, yg mana tak seorang pun -- inklusif kaum“jihadis” -- berhak merampasnya, Sangatboleh jadi bagian terbesar dari para korban tsb adalah termasuk umatberagama/ber-Tuhan tapi non-Islam. Kendatipun demikian, menurut pandangan ekstrempara “jihadis”, umat non-Islam tsb termasuk kategori “kafir”, dan oleh karenaitu harus dimusnahkan. Dan jika faktor “kekafiran” inilah justru yg dijadikansebagai dasar mutlak bagi pengabsahan pembantaian manusia, maka maka hal ituberarti bahwa para “jihadis” ISIS itu masih harus membantai lagi±5,5 miliar manusia. Sebab, dari ±7 miliar penduduk dunia saat ini, pemelukIslam hanya berjumlah ±1,5 miliar.*) Pertanyaannya sekarang ialah: Apasejatinya fungsi kehadiran Islam di dunia ini, demi menciptakan kehidupan yg “gemah ripah loh jinawi tata tenteram kerta raharja”,atau kehidupan yg sarat pertumpahan darah??? [*) Lihat. http://informasipedia.com danhttp://www.nu..nl/algemeen] Didasarkanuraian diatas, saya berkesimpulan bahwa serangan teror para “jihadis” padamalam 13 November 2015 yg lalu terhadap warga sipil tidak bersenjatabukanlah perang melainkan pembantaian sepihak;bukan tindakan suci melainkan perbuatansadis. Serangan teror tsb sekali-kali bukan demi mempertahankanIslam, karena tidak seorang pun dari para korban melakukan serangan thd Islam dalambentuk apapun: demo, agitasi dan yg serupa lainnya, apalagi dengan kekerasan! Apa yg dilakukanpara teroris itu hanya akan memperburuk lebih lanjut citra Islam danmempersulit posisi politik, sosial dan ekonomi para pemeluknya di Peranciskhususnya dan di Eropa pada umumnya. Semogabermanfaat apa yg saya tulis ini. #yiv5978413797 #yiv5978413797 -- #yiv5978413797ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mkp #yiv5978413797hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mkp #yiv5978413797ads {margin-bottom:10px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mkp .yiv5978413797ad {padding:0 0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mkp .yiv5978413797ad p {margin:0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mkp .yiv5978413797ad a {color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-sponsor #yiv5978413797ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-sponsor #yiv5978413797ygrp-lc #yiv5978413797hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-sponsor #yiv5978413797ygrp-lc .yiv5978413797ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797activity span {font-weight:700;}#yiv5978413797 #yiv5978413797activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv5978413797 #yiv5978413797activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv5978413797 #yiv5978413797activity span span {color:#ff7900;}#yiv5978413797 #yiv5978413797activity span .yiv5978413797underline {text-decoration:underline;}#yiv5978413797 .yiv5978413797attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv5978413797 .yiv5978413797attach div a {text-decoration:none;}#yiv5978413797 .yiv5978413797attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv5978413797 .yiv5978413797attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv5978413797 .yiv5978413797attach label a {text-decoration:none;}#yiv5978413797 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv5978413797 .yiv5978413797bold {font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv5978413797 .yiv5978413797bold a {text-decoration:none;}#yiv5978413797 dd.yiv5978413797last p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5978413797 dd.yiv5978413797last p span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5978413797 dd.yiv5978413797last p span.yiv5978413797yshortcuts {margin-right:0;}#yiv5978413797 div.yiv5978413797attach-table div div a {text-decoration:none;}#yiv5978413797 div.yiv5978413797attach-table {width:400px;}#yiv5978413797 div.yiv5978413797file-title a, #yiv5978413797 div.yiv5978413797file-title a:active, #yiv5978413797 div.yiv5978413797file-title a:hover, #yiv5978413797 div.yiv5978413797file-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv5978413797 div.yiv5978413797photo-title a, #yiv5978413797 div.yiv5978413797photo-title a:active, #yiv5978413797 div.yiv5978413797photo-title a:hover, #yiv5978413797 div.yiv5978413797photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv5978413797 div#yiv5978413797ygrp-mlmsg #yiv5978413797ygrp-msg p a span.yiv5978413797yshortcuts {font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv5978413797 .yiv5978413797green {color:#628c2a;}#yiv5978413797 .yiv5978413797MsoNormal {margin:0 0 0 0;}#yiv5978413797 o {font-size:0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797photos div {float:left;width:72px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797photos div div {border:1px solid #666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797photos div label {color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797reco-category {font-size:77%;}#yiv5978413797 #yiv5978413797reco-desc {font-size:77%;}#yiv5978413797 .yiv5978413797replbq {margin:4px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-actbar div a:first-child {margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mlmsg select, #yiv5978413797 input, #yiv5978413797 textarea {font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mlmsg pre, #yiv5978413797 code {font:115% monospace;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-mlmsg #yiv5978413797logo {padding-bottom:10px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-msg p a {font-family:Verdana;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-msg p#yiv5978413797attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-reco #yiv5978413797reco-head {color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-reco {margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-sponsor #yiv5978413797ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-sponsor #yiv5978413797ov li {font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-sponsor #yiv5978413797ov ul {margin:0;padding:0 0 0 8px;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-text {font-family:Georgia;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-text p {margin:0 0 1em 0;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv5978413797 #yiv5978413797ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none !important;}#yiv5978413797