Dua Sajak Kusni Sulang:
PILIHAN SEORANG YANG TERKEPUNG antara mawar merah dan bunga-bunga kutanam di taman halaman dan airmata yang mengalir dari hulu hingga muara kampung kelahiran aku mesti memilih mana pertama yang kurekam dalam sansana kemudian kusampaikan kepadamu -- hatiku yang bertanya demikian ataukah aku mesti menutup pintu dan jendela bergumul dengan buku-buku membuka komputer menyisir busur-busur bumi atasnama seorang akademisi kemudian menyebutkan penduduk sebagai kasus penelitian sebelum merumuskan temuan-temuan padahal jika demikian aku sesungguhnya hanyalah orang asing bahkan dari tetangga sekalipun kau dengan kekaguman menyebutku profesor doktor penulis terkemuka sejak turun tangga rumah pengasuh dahulu menuju kapal kayu pengembaraantanpa berjanji apa-apa kepada siapa pun juga, kepada mawar dan bunga-bunga sangat kukenal kuucapkan selamat tinggal menarung duka lebih kuhapal aku pun tak cemas jika sansana dan kata-kata kurangkai kau bilang: slogan barangkali lebih baik dipahami daripada keterasingan seorang pangeran aku masih tak percaya airmata itu abadi kutukan turunan orang kampungmaka aku kembali kepada mereka kendati di sini bagai orang terkepung 2018 CERITA UNTUK HENDRIK di bukit batu di tangkiling di gunung-gunung tanah kaleka dan segala keramat para gana dan dewa-dewa menyingkir entah ke mana mungkin kembali ke langit ke lewu sangiang hijau sawit merentang mengganti hutan nyanyi burung pekik siamang berganti gemuruh sinso bolduzer tambang kapital menjadi tuhan baru penentu warna kehidupan siang-malam kudengar ratapan di antara desir angin yang tak lagi bertempat hinggap kendati angin memang pengembara seperti juga hakekat diriku berada di tengah-tengahnya aku menanyai diri:apa pebedaan antara pemiskinan penjajahan, investasi dan pembangunan kekumuhan kampung dan jiwa dayak lebih papa dari sediakala republik seperti angan-angan serupa cakrawala nampak di mata tak terjangkau tangan cinta yang bukan bayang-bayang di sini dilabeli stigma-stigma usang akupun kian menyadari mencintai itu tak gampang membuat diri terjepit antara hidup dan mati yang berjarak tak sampai setengah inci menyingkir para gana dan dewa-dewa menyingkir entah ke mana mungkin kembali ke langit ke lewu sangiang cinta mengajakku kembali sebagai manusia dan anak negeri sayup dan jauh pantai ke sepuluhtuhan baru mencegat dan menunggu dikawal ajal dayak kanayatn bilang: "batang tenggelam bisa diangkat pohon dipotong bsa menyuluh" amis udara amis khianat matahari dan bulan mencatat aku tahu dan mengenalnya tangga yang telah mereka injak tumiti pantang tak dijawab kendati mati sayup dan jauh pantai ke sepuluhkembaraku tak punya tempat berlabuh 2018