Film Bumi Manusia untuk Merayakan Pemikiran Pramoedya
Reporter:
Pito Agustin Rudiana (Kontributor)
Editor:
Nunuy Nurhayati
Sabtu, 26 Mei 2018 15:19 WIB
Anak Pram, Astuti Ananta Toer (kiri) menyerahkan novel Bumi Manusia
karya ayahnya kepada Produser Falcon Pictures, Frederica di Studio Alam
Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Kamis, 24 Mei 2018 malam.
TEMPO/Pito Agustin
Anak Pram, Astuti Ananta Toer (kiri) menyerahkan novel Bumi Manusia
karya ayahnya kepada Produser Falcon Pictures, Frederica di Studio Alam
Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Kamis, 24 Mei 2018 malam.
TEMPO/Pito Agustin
*TEMPO.CO*,*Yogyakarta*-Novel/Bumi Manusia/
<https://www.tempo.co/tag/bumi-manusia>karya sastrawan Pramoedya Annata
Toer akan segera difilmkan. Film yang diproduksi Falcon Pictures akan
digarap oleh sutradara hanung Bramantyo. Adapun penulisan skenarionya
diserahkan kepada Salman Aristo.
*Baca:*Mawar Eva dan Iqbaal Ramadhan Bintangi Bumi Manusia, Ini Sebabnya
<https://seleb.tempo.co/read/1092803/mawar-eva-dan-iqbaal-ramadhan-bintangi-bumi-manusia-ini-sebabnya>
Berbeda dengan sejumlah skenario film yang telah dibuat, Salman Aristo
mengaku ingin merayakan pemikiran Pramoedya. “Pemikiran Pram belum
pernah dirayakan di media audio visual. Jadi yang digali bukan filmmaker
mau bicara apa. Tapi apa yang mau Pram bicarakan yang bisa masuk dalam
medium film,” kata Aris di Studio Alam Gamplong, Kecamatan Moyudan,
Kabupaten Sleman, Kamis, 24 Mei 2018.
Tidak heran bila Salman Aristo dan Hanung Bramantyo harus memilah mana
dari bagian novel yang dipertahankan dan yang dibuang untuk diadaptasi
ke dalam film. Proses penulisan skenarionya pun akan memakan waktu 1,5
tahun apabila selesai pada Juni mendatang.
Dalam kurun waktu hampir 1,5 tahun itu, Salman Aristo akhirnya menemukan
pemikiran Pram yang akan dirayakan itu. "Yaitu tentang perlawanan
terhadap penindasan," kata penulis skenario yang sebelumnya mengadaptasi
novel trilogi/Ronggeng Dukuh Paruk/-nya Ahmad Tohari untuk film/Sang
Penari/dan novel Andrea Hirata untuk film/Laskar Pelangi/.
Pemikiran Pramoedya tentang penindasan jadi pilihan karena bisa
dilakukan oleh siapa saja. Bukan hanya oleh negara yang kuat terhadap
negara yang lemah seperti penjajahan Belanda terhadap Nusantara, tapi
juga penindasan dalam keluarga sendiri.
Dalam/Bumi/ <https://www.tempo.co/tag/bumi-manusia>/Manusia/
<https://www.tempo.co/tag/bumi-manusia>, Nyai Ontosoroh ditindas oleh
bapaknya sendiri karena menjualnya pada orang Belanda untuk menjadi
gundik. "Spiritnya, penindasan harus dilawan. Sama seperti dia yang
selama hidupnya terus melawan. Dia digariskan menjadi struggle,” kata
Salman Aristo yang telah menulis naskahnya hingga tiga kali.
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com