Apa yang dijelaskan KKG pada pokoknya bersangkutan dengan dominasi asing dalam 
ekonomi Indonesia. Sedangkan anda mau membawa diskusi ke masalah separatisme di 
Papua. Silahkan diskusi sendiri soal itu. Saya sudah selesai diskusi tentang 
masalah itu dengan anda. Yang saya bicarakan adalah soal proteksionisme dalam 
hubungannya dengan dominasi asing dalam ekonomi Indonesia yang menghilangkan 
kedaulatan nasional.

    On Saturday, June 30, 2018 1:07 AM, Jonathan Goeij 
<jonathango...@yahoo..com> wrote:
 

  Saya mau lihat dari sudut yang lain, dari kutipan KKG terlihat sejak bulan 
November 1967 Papua telah dijadikan bancakan di-bagi2 kekayaan alamnya padahal 
PEPERA baru dilakukan th 1969. Dus hal ini menunjukkan betapa PEPERA 1969 itu 
hanya omong kosong saja sekedar sandiwara, rakyat Papua sepenuhnya berhak 
mengadakan referendum sekali lagi memilih merdeka atau tetap bergabung dengan 
Indonesia. Hal ini juga menunjukkan betapa Indonesia adalah bagian dari 
imperialis yang ikut dalam bancakan Papua.
Saya kira segala malapetaka ini justru bermula dari nafsu agresi imperialis 
agresor Indonesia meng-agresi Irian Barat secara militer, yg mengakibatkan 
menguatnya Soeharto sang Panglima Mandala di AD berlanjut dengan pembunuhan 
para jendral dan pembantaian PKI dan simpatisannya, dst dst dst. Tanpa adanya 
agresi Irian Barat itu berbagai malapetaka juga tidak akan ada.

Kutipan:Halaman 37: “Dalam bulan November 1967, The Time-Life Corporation 
mensponsori konperensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang 
pengambil alihan Indonesia. ....
Di halaman 39 ditulis : “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi, 
sektor demi sektor. .....
“Freeport mendapatkan bukit dengan tembaga di Papua Barat. Sebuah konsorsium 
Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar 
dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang dan 
Perancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatra, Papua Barat dan Kalimantan. ...
....KEMERDEKAAN EKONOMI ? « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi


| 
| 
|  | 
KEMERDEKAAN EKONOMI ? « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi
 |

 |

 |



KEMERDEKAAN EKONOMI?
Faktor sangat penting yang membakar semangat para pejuang kemerdekaan kita 
yalah bahwa kemerdekaan politik merupakan jembatan emas menuju pada kemakmuran 
yang berkeadilan dan kesejahteraan rakyat.Dua hari lagi bangsa Indonesia telah 
66 tahun merdeka secara politik. Tetapi apakah para penguasa yang berbangsa 
Indonesia mesti membela kepentingan bangsanya sendiri, terutama yang miskin 
karena penjajahan ?Belum tentu. Sebelum Indonesia dijajah, kemerdekaan politik 
sudah ada dengan kekuasaan di tangan para raja dan sultan. Namun begitu VOC 
datang, banyak sekali raja dan sultan yang menjual kekayaan ekonomi beserta 
rakyatnya kepada VOC yang diperlakukan bagaikan budak.Penjajahan oleh VOC yang 
dilanjutkan oleh pemerintah Belanda memang sangat menyengsarakan rakyat kita. 
Namun dalam alam kemerdekaan politik, penjajahan yang dilakukan oleh bangsa 
sendiri dengan kolaborasinya dengan bangsa asing tidak kalah dahsyatnya, baik 
secara kuantitatif maupun secara kualitatif.Secara kuantitatif, penjajah 
Belanda hanya dapat menanam pohon dengan menggunakan manusia Indonesia bagaikan 
budak. Mereka dipekerjakan melalui cultuurstelsel dalam perkebunan-perkebunan. 
Buahnya yang diambil. Pohon-pohonnya dipelihara dengan baik, yang setelah 
kemerdekaan sampai sekarang menjadi milik negara dalam bentuk PTP yang sampai 
sekarang masih menguntungkan.Sebaliknya, dalam era kemerdekaan, banyak BUMN 
vital dijual kepada swasta, baik asing maupun domestik. Namun yang domestik 
menjual haknya kepada asing lagi, karena malas, tidak mempunyai modal dan tidak 
menguasai teknologi.Dengan gejala globalisasi, Indonesia yang lemah dalam 
segala bidang, tetapi secara membabi-buta harus ikut arus itu, dampaknya 
menjadi gombalisasi buat bagian terbesar dari bangsanya.Globalisasi yang 
menjadi gombalisasi inilah yang memberikan gambaran bahwa asing dengan 
teknologi canggihnya menggunduli hutan kita, telah menguras ikan, pasir, 
mengeduk sumber daya mineral. 92% dari minyak kita dieksploitir oleh perusahaan 
minyak asing. Dengan khasak mata Timika bagaikan kota Amerika yang 
pemerintahnya Freeport.Kesemuanya ini hanya merupakan puncak gunung 
es.Bagaimana sejarahnya sampai menjadi seperti ini ? Para akhli Amerika yang 
mengetahuinya. Ternyata bagaikan raja dan sultan di zaman pra kemerdekaan, elit 
bangsa kita sendiri yang menjual kekayaan alam dan praktis kemerdekaan kita 
dalam bidang ekonomi.Saya kutip buku John Pilger, “The New Rulers of the 
World”.Halaman 37: “Dalam bulan November 1967, The Time-Life Corporation 
mensponsori konperensi istimewa di Jenewa yang dalam waktu tiga hari merancang 
pengambil alihan Indonesia. Para pesertanya meliputi para kapitalis yang paling 
berkuasa di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa 
korporasi Barat diwakili : perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General 
Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American 
Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper 
Corporation, US Steel. Di seberang meja adalah orang-orangnya Soeharto yang 
oleh Rockefeller disebut “ekonoom-ekonoom Indonesia yang top”. Pihak Indonesia 
diwakili oleh pemerintah dengan menteri-menteri ekonomi di bawah pimpinan Prof. 
Widjojo Nitisastro.Di halaman 39 ditulis : “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia 
telah dibagi, sektor demi sektor. ‘Ini dilakukan dengan cara yang spektakuler’ 
kata Jeffrey Winters, ‘Mereka membaginya ke dalam lima seksi : pertambangan di 
satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar lain, perbankan 
dan keuangan di kamar lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk 
dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima 
oleh mereka dan para investor lainnya kepada wakil-wakil pemerintah 
Indonesia”.“Freeport mendapatkan bukit dengan tembaga di Papua Barat. Sebuah 
konsorsium Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian 
terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusahaan Amerika, 
Jepang dan Perancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatra, Papua Barat dan 
Kalimantan. Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan 
buru-buru disodorkan kepada Soeharto membuat perampokan ini bebas pajak untuk 
lima tahun lamanya. Nyata dan secara rahasia, kendali dari ekonomi Indonesia 
pergi ke Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota 
intinya adalah Amerika Serikat, Canada, Eropa, Australia dan, yang terpenting, 
Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.”John PerkinsSekarang kita kutip buku 
John Perkins yang berjudul : “Confessions of an economic hitman” atau 
“Pengakuan seorang perusak ekonomi”. Saya kutip yang relevan buat 
Indonesia.Halaman 12 : “Penugasan pertama saya di Indonesia, dan saya salah 
seorang dari sebuah tim yang terdiri dari 11 orang yang dikirim untuk 
menciptakan cetak biru rencana pembangunan pembangkit listrik buat pulau 
Jawa.”Halaman 13 : “Saya tahu bahwa saya harus menghasilkan model ekonomterik 
untuk Indonesia dan Jawa”. “Saya mengetahui bahwa statistik dapat dimanipulasi 
untuk menghasilkan banyak kesimpulan, termasuk apa yang dikehendaki oleh analis 
atas dasar statistik yang dibuatnya.”Halaman 15 : “Pertama-tama saya harus 
memberikan pembenaran (justification) untuk memberikan utang yang sangat besar 
jumlahnya yang akan disalurkan kembali ke MAIN (perusahaan konsutan di mana 
John Perkins bekerja) dan perusahan-perusahaan Amerika lainnya (seperti 
Bechtel, Halliburton, Stone & Webster, dan Brown & Root) melalui penjualan 
proyek-proyek raksasa dalam bidang rekayasa dan konstruksi. Kedua, saya harus 
membangkrutkan negara yang menerima pinjaman tersebut (tentunya setelah MAIN 
dan kontraktor Amerika lainnya telah dibayar), agar negara target itu untuk 
selamanya tercengkeram oleh kreditornya, sehingga negara pengutang (baca : 
Indonesia) menjadi target yang empuk kalau kami membutuhkan favours, termasuk 
basis-basis militer, suara di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam 
lainnya.”Halaman 15-16 : “Aspek yang harus disembunyikan dari semua proyek 
tersebut yalah membuat laba sangat besar buat para kontraktor, dan membuat 
bahagia beberapa gelintir keluarga dari negara-negara penerima utang (baca : 
Indonesia) yang sudah kaya dan berpengaruh di negaranya masing-masing. Dengan 
demikian ketergantungan keuangan negara penerima utang menjadi permanen sebagai 
instrumen untuk memperoleh kesetiaan dari pemerintah-pemerintah penerima utang. 
Maka semakin besar jumlah utang semakin baik. Kenyataan bahwa beban utang yang 
sangat besar menyengsarakan bagian termiskin dari bangsanya dalam bidang 
kesehatan, pendidikan dan jasa-jasa sosial lainnya selama berpuluh-puluh tahun 
tidak perlu masuk dalam pertimbangan.”Halaman 15 : “Faktor yang paling 
menentukan adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Proyek yang memberi 
kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDB harus dimenangkan. Walaupun hanya 
satu proyek yang harus dimenangkan, saya harus menunjukkan bahwa membangun 
proyek yang bersangkutan akan membawa manfaat yang unggul pada pertumbuhan 
PDB.”Halaman 16 : “Claudia* dan saya mendiskusikan karakteristik dari PDB yang 
menyesatkan. Misalnya pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya menguntungkan 
satu orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan membebani 
utang yang sangat berat buat rakyatnya. Yang kaya menjadi semakin kaya dan yang 
miskin menjadi semakin miskin.. Statistik akan mencatatnya sebagai kemajuan 
ekonomi.”*Claudia Martin adalah pejabat CIA yang memberi perintah-perintah 
kepada John Perkins”Halaman 19 : “Sangat menguntungkan buat para penyusun 
strategi karena di tahun-tahun enam puluhan terjadi revolusi lainnya, yaitu 
pemberdayaan perusahaan-perusahaan internasional dan organisasi-organisasi 
multinasional seperti Bank Dunia dan IMF.”PERKEMBANGAN INFRA STRUKTUR 
HUKUMBagaimana perkembangan infra struktur hukum kita sebagai perwujudan dari 
penjajahan ekonomi sejak tahun 1967 ? Awalnya sekali tercantum dalam buku oleh 
Bradley Simpson yang berjudul : “Economists with guns”. Saya kutip halaman 234 
yang berbunyi sebagai berikut :“AS sangat dominan mempengaruhi penyusunan 
undang-undang tentang investasi Indonesia. Seorang konsultan dari Van Sickle 
Associates yang berdomisili di Denver (yang baru saja menandatangani kontrak 
bagi hasil untuk pembangunan dan pengoperasian 2 perusahaan plywood) membantu 
ekonom Widjojo membuat undang-undang tentang penanaman modal asing. Setelah 
draft-nya selesai, para pejabat Indonesia mengirimkannya ke Kedubes AS di 
Jakarta dengan permohonan agar Kedubes AS memberikan komentar untuk 
“perbaikkan-perbaikan yang mencerminkan pendirian para investor AS.” Para akhli 
hukum dari Kementerian Luar Negeri AS mengirimkan kembali draft 
undang-undangnya dengan usulan baris demi baris. Mereka keberatan terhadap 
draft undang-undangnya karena draft tersebut memberikan terlampau banyak 
kewenangan kepada pemerintah (“too much discretionary authority to the 
government.), dan karena itu merupakan hambatan buat para investor yang 
potensial (“discouraging to potential investors”), karena sektor BUMN diberi 
peluang untuk banyak bidang-bidang usaha yang diinginkan oleh 
perusahaan-perusahaan besar asing yang ingin memasuki sektor-sektor tersebut, 
terutama perusahaan-perusahaan ekstraktif. Widjojo mengubah undang-undang yang 
bersangkutan, yang disesuaikan dengan usulan-usulan dari AS, dengan menggunakan 
kata-kata yang akan menjamin liberalisasi yang maksimal, yang disukainya juga, 
tetapi sambil menyogok (placating) kaum nasionalis yang selalu waspada terhadap 
tanda-tanda dari tunduknya Jakarta pada tekanan-tekanan dari Barat. Episode ini 
mengingatkan kita dengan sangat jelas tentang struktur kekuasaan yang 
didiktekan oleh para pendukung resim Soeharto dalam hal keputusan-keputusan 
sangat penting yang dibuat oleh negara-negara merdeka.Di tahun 1967 itu juga 
terbit UU no. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.Saya kutip pasal 6 
ayat 1 yang berisi bahwa perusahaan patungan antara swasta Indonesia dan swasta 
asing boleh memiliki dan menguasai bidang-bidang yang penting bagi negara dan 
menguasai hadjat hidup rakyat banyak sebagai berikut :   
   - pelabuhan-pelabuhan;
   - produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum;
   - telekomunikasi;
   - pelajaran;
   - penerbangan;
   - air minum;
   - kereta api umum;
   - pembangkitan tenaga atom;
   - mass media. “
Porsi asing harus sangat kecil. Namun hanya setahun kemudian asing sudah boleh 
menguasai semuanya sampai 49 % yang tertuang dalam UU nomor 6 tahun 1968. Pasal 
3 ayat 1 sudah mengizinkan investor asing memasuki cabang-cabang produksi yang 
jelas disebut “menguasai hajat hidup orang banyak” itu asalkan porsinya modal 
asing tidak melampaui 49 %. Swasta Indonesia, atau para kapitalis Indonesia 
sangat bebas boleh menguasainya.Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1994Di 
tahun 1994 terbit Peraturan Pemerintah nomor 20 yang antara lain berisi bahwa 
perusahaan patungan tanpa menyebut berapa porsi asing “dapat melakukan kegiatan 
usaha yang tergolong penting bagi negara dan menguasai hajat hidup rakyat 
banyak yaitu :   
   - pelabuhan,
   - produksi dan transmisi serta distribusi tenaga listrik untuk umum,
   - telekomunikasi,
   - pelayaran,
   - penerbangan,
   - air minum,
   - kereta api umum,
   - pembangkit tenaga atom dan mass media.
Infra Struktur Summit IPosisinya hari ini yalah yang dikumandangkan di Infra 
Struktur Summit oleh Menko Perekonomian ketika dijabat oleh Aburizal Bakrie di 
Hotel Shangrilla. Intinya mengumumkan kepada masyarakat bisnis dan korporasi di 
dunia bahwa Indonesia membuka pintunya lebar-lebar buat investor asing untuk 
berinvestasi dengan motif memperoleh laba dalam bidang infra struktur dan 
barang-barang publik lainnya. Kepada masyarakat bisnis dan korporasi 
diberitahukan bahwa tidak ada cabang produksi yang biasanya disebut public 
goods yang tertutup bagi investor swasta, termasuk investor asing.Infra 
Struktur Summit IIDalam Infra Struktur Summit II yang Menko Perekonomiannya 
dijabat oleh Boediono, pengumuman pendahulunya diulangi lagi. Namun sekarang 
ditambah dengan penegasan bahwa tidak akan ada perbedaan perlakuan sedikitpun 
antara investor asing dan investor Indonesia.Undang-Undang tentang Penanaman 
Modal nomor 25 tahun 2007Undang-Undang tersebut menggantikan semua perundangan 
dan peraturan dalam bidang penanaman modal. Butir-butir pokoknya dapat 
dikemukakan sebagai berikut.Pasal 1 yang mendefinisikan “Ketentuan Umum” dan 
yang mempunyai banyak ayat itu intinya menyatakan tidak ada perbedaan antara 
modal asing dan modal dalam negeri.Pasal 6 mengatakan : “Pemerintah memberikan 
perlakuan yang sama kepada semua penanam modal yang berasal dari negara manapun 
yang melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia…..”Pasal 7 menegaskan 
bahwa “Pemerintah tidak akan melakukan tindakan nasionalisasi atau 
pengambilalihan hak kepemilikan penanaman modal, kecuali dengan 
undang-undang.”Pasal 8 ayat 3 mengatakan “Penanam modal diberi hak untuk 
melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing”, yang dilanjutkan dengan 
perincian tentang apa semua yang boleh ditransfer, yaitu sebanyak 12 jenis, 
dari a sampai dengan l, yang praktis tidak ada yang tidak boleh ditransfer 
kembali ke negara asalnya.Pasal 12 mengatakan bahwa semua bidang usaha atau 
jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali produksi senjata dan 
bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan 
undang-undang.

    On Friday, June 29, 2018, 3:11:28 PM PDT, Lusi D. <lus...@rantar.de> wrote: 
 
 
 Lalu bagaimana pendapat para pendukung investor kapital imperialis
terhadap konsep Kwik Kian Gie masalah pembangunan nasional berdasarkan
berdikari ini? Sampai sekarang saya kok belum pernah dengar. Bantahan
atau kontra proposal juga tidak pernah dengar.



Am Fri, 29 Jun 2018 21:18:39 +0000
(UTC) schrieb "Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:

> Simak baik-baik penjelasan Kwik Kian Gie: Indonesia negeri kaya
> sekali....Dan jangan terus merendahkan buruh tani dan rakyat
> Indonesia seolah-olah mereka bodoh dan malas!!Dengan kedaulatan
> nasional dan Rakyat yang bebas dari penghisapan dan penindasan,
> Indonesia bisa mencapai kedaulatan pangan. Itu bisa dicapai tanpa
> harus menyandarkan diri pada perdagangan internasional, apalagi free
> trade!!!  Politik berdikari dalam ekonomi sudah dibuktikan berhasil
> kalau pemerintahnya pro-rakyat dan menolak menjadi antek-kaum
> pemodal-imperialis!!! Sadarlah bahwa Indonesia memang sengaja dibikin
> oleh asing (baca: kaum imperialis serta lembaga keuangannya seperti
> IMF, Bank Dunia, WTO)) untuk bangkrut dan terus terpuruk!!! Tidak ada
> jalan lain  kecuali mendukung perjuangan untuk merebut kembali
> kedaulatan nasional!!!! JOKOWI MARAH - Pemikiran Kwik Kian Gie Cerdas
> Sekali tentang Ekonomi Indonesia | | | |  |    |
> 
>    |
> 
>  |
> |  
> |    |  
> JOKOWI MARAH - Pemikiran Kwik Kian Gie Cerdas Sekali tentang Ekonomi
> Indonesia Kwik Kian Gie (Hanzi Sederhana: 郭建义; Hanzi Tradisional:
> 郭建義; Pinyin: Guō Jiànyì) (lahir di Juwana, Pati, Jawa Te...  |  |
> 
>  |
> 
>  |
> 
>  
>  KWIK KIAN GIE - INDONESIA MEMANG SENGAJA UNTUK DI BANGKRUTKAN
> (10-5-2018)
> 
> 
>  
> |  
> |  
> |  
> |  |    |
> 
>    |
> 
>  |
> |  
> |    |  
> KWIK KIAN GIE - INDONESIA MEMANG SENGAJA UNTUK DI BANGKRUTKAN
> (10-5-2018) Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie mengatakan dia malah
> akan heran jika rupiah menguat. Kerena Indonesia memang se...  |  |
> 
>  |
> 
>  |
> 
>  
>    On Friday, June 29, 2018 8:33 PM, "Jonathan Goeij
> jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: 
> 
>     Sebenarnya ada keuntungan dan kerugian dengan proteksionisme,
> baru2 ini mungkin pernah baca kisah Harley Davidson yg akan
> memindahkan produksinya ke Thailand (atau India). Trump menaikkan
> tarif untuk impor steel dan aluminium sebagai balasannya EU juga
> mengenakan tarif utk produksi US. Disini HD yg konsumen steel dan
> aluminium kena efek dari kenaikan harga bahan baku, juga export ke EU
> kena tarif tambahan. Dus akibatnya tentu rugi, yg coba diatasi dgn
> merelokasi produksinya itu. Dalam kasus HD, proteksionisme Trump
> tidaklah menguntungkan. Tetapi disini bukan berarti saya setuju atau
> tidak setuju dgn free trade yg diterapkan Jokowi, ada banyak faktor
> yg perlu diperhitungkan.
> 
> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <jetaimemucho1@...> wrote :
> 
> Sangat betul sekali!!!Bukan satu atau dua kali saya mempostingkan
> berita perlawanan ormas-ormas terhadap berbagai macam free-trade
> agreements yang diajukan oleh negeri-negeri kapitalis-imperialis dan
> diterima oleh pemerintahan Jokowi. Pernah Jokowi bilang supaya segera
> diterapkan free trade!! Itulah yang sangat saya tentang dan saya
> anggap mengkhianati kepentingan ekonomi nasional Indonesia!! Dalam
> salah satu bukunya, prof. Wertheim dengan sinis menyinggung
> negara-negara kapitalis-imperialis Eropa dan AS yang tidak ingin
> negeri-negeri Dunia Ketiga meniru apa yang dilakukan negeri-negeri
> tersebut ketika dalam proses membangun kapitalisme. "Jangan lakukan
> apa yang kami lakukan, tapi lakukan apa yang kami perintahkan!!".
> Semua negara-negara kapitalis-imperialis-industrialis yang sekarang
> makmur alias "welfare states" , bahkan ada orang yang bilang "tidak
> melakukan penghisapan" (ha...ha.. begitu butanya!!), melakukan
> proteksionisme untuk melindungi perkembangan ekonomi nasionalnya.
> Jadi kata apa yang harus kita gunakan terhadap Jokowi yang dengan
> sangat antusias justru membunuh ekonomi nasional Indonesia melalui
> berbagai macam free trade agreements!!! Tuntutan ormas-ormas
> progresif sekarang adalah reforma agraria sejati dan menghancurkan
> monopoli atas tanah dan pembangunan industri nasional!!! Industri
> nasional tak akan dapat dibangun tanpa menyelesaikan semua konflik
> tanah dan melenyapkan monopoli dan perampasan tanah rakyat!!! Seperti
> kata Kwik Kian Gie, rupiah akan terus turun.... dia malah heran kalau
> rupiah tidak turun...Selama Indonesia mau terus dijadikan jajahan
> oleh kaum imperialis, Indonesia akan terus terpuruk!!!!
> 
> On Friday, June 29, 2018 11:58 AM, "kh djie djiekh@... [GELORA45]"
> <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
> 
> 
>  Saya ingat dulu di Badung , kawan sekuliah , papahnya punya pabrik
> baterei-accu ( untuk mobil) di Jkt , berjalan bagus . Lantas datang
> Suharto , ekonomi dibebaskan ,  accu dari luar negeri mulai masuk .
> Ayah my friend tida bisa bersaing thd teknologi dan kapital kuat ,
> jadi  bangkrut dan terpaksa tutup pabriknya .Satu kawan lagi adalah
> kawan se-in de kost , ayahnya punya pabrik sabun di Semarang .Lalu
> 1966 Suharto jadi president ,  muncul sabun dari luar negeri . Juga
> ayahnya tida bisa bersaing thd Unilever dll dan pabrik sabunnya
> bangkrut . Ini adalah dua contoh yg kebetulan saya tahu betul . Pasti
> ada banyak perusahan2 lain yg tahun 1966-1967 jadi bangkrut . Jadi
> tiap negara , kalau mau menolong rakyatnya sendiri , mau tida mau hrs
> bikin politik protektionismus . Sesdh  rakyatnya punya kepandaian dan
> kapital yg cukup kuat utk bersaing , baru PERLAHAN2 protektionismus
> dilonggarkan . Untuk Indonesia , pertanyaan besar adalah : Kapan
> orang Indonesia kepandaiannya bisa bersaing dengan luar negeri ?
> Kalu kapital , pemerintah bisa bantu . Contoh lain yg terachir ini
> saya alami : 1990 Jerman barat dan timur bersatu . Ekonomi Jerman
> timur medadak jadi liberal bebas .Dari milis
> lain :Akibatnya : SEMUA pabrik2 di Jerman timur bangkrut !Dalam hal
> ini kebetulan yg untung adalah pabrik2 Jerman juga , yaitu pabrik
> Jerman barat . Tapi di Indonesia waktu Suharto jadi president , yg
> untung adalah pabrik2 asing !
  

   

Kirim email ke