Kaum revisionis dan reformis selalu menggunakan argumentasi "keadaan/kenyataan 
sekarang sudah berubah", maka Marxisme juga harus "disesuaikan" atau 
"diadaptasi". Yang mereka maksud dengan "disesuaikan" adalah "direvisi" inti 
sarinya, seperti misalnya sosialisme dibangun dengan menghalalkan penghisapan 
manusia atas manusia; sebuah negeri sosialis bisa mengeksport kapital seperti 
imperialis, dan juga bisa memiliki basis militer, bisa punya koloni, etc. Yang 
dimaksud dengan "kenyataan" berubah juga berkaitan dengan kemajuan ilmu, 
teknologi, komunikasi etc. Seperti juga bahasa, semua bidang itu tidak berwatak 
kelas, tapi penggunaan dan kepada siapa diabdikan, itu tergantung kepada 
kekuasaan dan sistim yang memilikinya. 

    On Friday, July 6, 2018 5:02 PM, "ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 

     Analisis yang menarik dan kesimpulan yang tepat. 
Perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi memang 
tidak berbanding lurus dengan meningkatnya kemampuan 
moral-etik dalam mengendalikan perilaku manusia terhadap 
alam sekitar. Buktinya, sampai hari ini kita masih melihat 
ganasnya kombinasi antara ilmu ekonomi kapitalisme dan 
teknologi pertanian, kehutanan, kelautan hingga pertambangan 
dalam mengeruk SDA sembari menghisap SDM. 
Hasilnya pun semakin dirasakan dengan berobahnya iklim 
secara pelan tapi pasti. Di JKT saja misalnya, sejak akhir Juni 
kemarin, musim kemarau yang biasanya bersuhu sekitar 33ºselsius, 
sekarang sering anjlok sampai 24º diseling turunnya air seperti 
di musim hujan.
Jadi, seberapa hebat manfaat kecerdasan buatan ini untuk 
kesejahteraan dan kelangsungan umat manusia kalau 
kecerdasan yang asli dari para pembuatnya tetap beriman 
kepada ekonomi kapitalistik.
--- roeslan12@...wrote: Manusia danKecerdasan Buatan (Artificial Intellegence  
- AI -).  AI secara garis besar merupakankemampuan suatu benda buatan untuk 
berpikir logis dan mengomputasikan suatuperintah.
Apakah betulmanusia dengan ilmu Pengetahuannya yang bertambah, mengalami 
kemajuan untukturut dan mampu berpartisipasi mengendalikan evolusi 
kebudayaannya sendiri?
Sebuahanalisa.
1.Ditinjaudari segi Politik dan Ekonomi.
Untukmenjawab pertanyaan yang saya kemukakan diatas, saya akan melihat 
kembaligelombang ke-III dari evolusi Kebudayaan Manusia, dalam gelombang ke 
tiga iniyang kita saksikan adalah adu kekuatan nuclear – Mutual 
AssuredDestruction (M.A,D), yaitu perang dingin, yang baru saja kita 
lewatidengan selamat. Apakah konfrontasi yang sangat dekat dengan kehancuran 
totalumat manusia di Bumi ini tidak dapat di kelola dengan cara yang lebih 
kreatif,sehingga  penyerempetan habaya besar yang resikonya terlalu tinggi 
itudapat diackhiri?

Yang kitasaksikan adalah evolusi kebudayaan manusia itu akan terus berlanjut, 
seperiyang diramalkan dalam buku Powershift-nya Toffer, yang menyebut-nyebut 
bahwamesin-mesin Nanotechnologi dan sistem ArtificialIntellegence (kecerdasan 
buatan) yang jauh lebih dahsyat dayarusaknya (disamping daya gunanya), yang 
sanagat sulit untuk dikontrol dandibatasi penyebarluasannya, jika dibandingkan 
dengan teknologi nulear.Benturan-benturan kekuasaan akan lebih dahsyat, dalam 
rangka  seleksialamiah survival of the fittest dan/wisest, yang akan 
menyerempet-nyrempetbahaya pemusnahan manusia, akan terulang kembali, jika 
manusia tidak menjadilebih cerdik cendekia , dan tidak paham tentang kesadaran 
ekologi-dalam, danturut mengendalikan Evolusi kebudayaannya.
Salah satumasalah terbesar dan salah satu ancaman yang paling serius terhadap 
kemanusiaanadalah:
Kesadaranmanusia yang meningkat dan menganut ideologi Neoliberalisme, disitu 
evolusikebudayaan  IPTEK yang berkaitan dengan Internasional Businees, juga 
akanterus  berkembang, dan tambah lama tambah cepat,sehingga timbul 
penggolonganbaru dari negara-negra  di dunia. Yaitu negara-negara yang maju, 
yangtermasuk dalam the fast progresing nation, dan negara-negara 
yangtertinggal, yaitu the slow moving nations. Ini berarti munculnnyakesjangan 
yang tenganga antara negara kaya dan negara miskin, dan antara negarayang 
berkusa dan yang tidak berkuasa, serupa dengan periode Social Darwinism,yang 
terjadi dalam gelombang ke II dari evolusi kebudayaan manusia.
2). Ditinjaudari segi Ilmupengetahuan.
Hari ini,kita melihat munculnya teknologi lapisan sekunder yang kuat, dari 
pembangkitenergi tingkat kuantum hingga kecerdasan buatan (Artificial 
Intellegence-AI-), yang dalam konterks ini misalnya Robot-canggih yangdapat  
memanipulasi genetik sistematis dengan Nanoteknologi, yangsemuanya dikemas 
dalam skala global. Sehingga umat manusia akan dihadapkandengan hantu butuk: 
yaitu pertumbuhan eksplosif teknologi canggih sayapkanan yang berkesadaran 
ekologi-dangkal, yang besifat antroposentris, yangsecara mendasar berdasarkan 
apada ideologi Neoliberlisme,yang tidakdiimbangi oleh pertumbuhan kesadaran dan 
kebijaksanaan batin yang setara.Nanotechnology memang bukan hanya untuk benda 
elektronik berukuran super kecildan ringan. Namun lebih pada manipulasi sel. 
Bayangkan saja bila nanotechnologysudah benar ada dan peneliti bisa 
memanipulasi sel manusia, hewan, atautumbuhan sesuka mereka. Tentunya akan 
mengubah dunia seluruhnya dengannanotechnology ini. Selain itu juga 
nanotechnology memiliki sederet fungsi lainuntuk kesehatan pula.
Jadi, dalamsituasi sekarang, ketiadaan pertumbuhan integral dapat berarti akhir 
dariperadaban kemanusiaan itu sendiri. Dalam konteks ini Bill Joi, bagiandari 
pendiri Sun Microsystems, dalam majalah Wire yang terbit di AS pada April 2000  
menulis sebuah  Aetikel berjudul ``Why the Future Doesn`t Meed  Us``) . 
Pernyataan ini menimbulkan kegemparan, karena Bill Joi memperhitungkan bahwa 
kemajuan teknologi  Genetika, dalamIlmu pengetahuan tentang Robot Canggih dan 
Nanoteknologi yang dapatmembawa kita ke zaman akhir dari peradaban manusia, 
dalam lima puluh tahun kedepan: Ini didebabkan oleh karena Nanoteknologi dapat 
manipulasi-materi pada skala atomik dan skala molekular, dan dapat mengunduh 
(download)kesadaran manusia kedalam mesin robot canggih, sehingga genetika 
sengaja atautidak sengaja telah menghasilkan Pest Putih (penyakit yang 
mematikan);dengan demikian berakhirlah aktivitet manusia seperti yang kita 
saksikan;Karena dengan nanoteknologi, terbentuklah `lendir abu-abau`` 
(Nanoteknologi, yang setara dengan wabah putih) akan merubah biosfer menjadi 
debudalam beberapa hari. Istilah biosfer perama digunakan di pengunjung abad 
ke19oleh geolog Austria Eduard Suess, untuk melukiskan lapisan kehidupan 
yangmengelilingi Bumi. Karena biosfer telah menjadi debu, maka kehidupan di 
duniaini akan terancam kemusnahannya.
Sekarang, AIsudah bisa meniru kecerdasan kognitif manusia seperti yang 
diimplementasikanpada robot-robot canggih. Pencapaian ini adalah hal yang luar 
biasa bagiperkembangan teknologi sains komputer, namun beberapa ahli seperti 
StephenHawking, Bill Gates, dan Elon Musk mengekspresikan kekhawatiranmereka 
akan ke arah mana AI akan berkembang di dunia. Bisa jadi AI akanberkembang 
sampai di titik dimana AI telah mencapai TrueSentience. Ketika halitu terjadi 
AI sudah bukan lagi mesin melainkan makhluk yang dapat berpikir danberpendapat 
dan saat itu terjadi, kita sudah tidak bisa mengontrol mereka lagisehingga 
keputusan yang mereka perbuat akan diluar perkiraan manusia.
Kesimpukan akhir: Uraian diatas menunjukan bahwa tidak betul jika dikatakan 
bahwa : Denganilmu Pengetahuannya yang bertambah, manusia mengalami kemajuan 
untuk turut danmampu berpartisipasi mengendalikan evolusi kebudayaannya 
sendiri. Inidisebabkan oleh karena ilmupengetahuan yang bertambah, tidak 
diimbangi olehpertumbuhan kesadaran ekologi- dalam dan kebijaksanaan batin yang 
setara.
Roeslan.

   Von: ajeg
Bagus, masih ada yang sadar dan tidak begitu saja 
menelan harapan palsu bahwa pemanfaatan kecerdasan 
buatan ini baru sebatas keperluan rumahsakit, belum 
untuk pengobatan / penyembuhan.

   --- j..gedearka@... wrote:
  
https://tekno.tempo.co/read/1102399/cina-mulai-manfaatkan-kecerdasan-buatan-untuk-keperluan-medis?
 TeknoUtama&campaign=TeknoUtama_Click_2
  
 Cina Mulai Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk 
 
 
Keperluan Medis 
   Reporter:
Non Koresponden 
   Editor: 
Amri Mahbub
  Sabtu, 30 Juni 2018 23:23 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan. Clearbridge Mobile  Tempo.co, Jakarta – Kecerdasan 
buatan alias artificial intelligence (AI) mulai beroperasi di sejumlah rumah 
sakit di Cina. Perusahaan teknologi paling mutakhir di Cina, Alibaba Group 
Holding, melakukan uji coba penggunaan kecerdasan buatan untuk operasional 
rumah sakit. Di Cina bagian timur, tepatnya kota Hangzhou, sebuah ambulans 
dapat melaju kencang melewati lampu hijau di jalan raya karena dibantu oleh 
sistem dan pengelolaan data AI. Inovasi pemanfaatan robot dalam dunia medis ini 
didorong oleh Alibaba untuk mendukung sektor kesehatan. Dana yang dihabiskan 
oleh Alibaba untuk inovasinya ini diperkirakan mencapai angka US$ 1 triliun 
hingga 2020, berdasarkan perhitungan McKinsey & Co. 
"Peluangnya bertumbuh sangat cepat," kata Kepala Peneliti Intelektualitas Mesin 
Alibaba Min Wanli. Baca juga: Waspada, Kecerdasan Buatan Bisa Memicu Perang 
Nuklir 
Alibaba bekerja sama dengan rumah sakit di Shanghai menggunakan data untuk 
memprediksi permintaan pasien dan mengetahui lokasi dokter. Di provinsi 
Zhejiang, perusahaan tersebut juga sedang menjalankan perangkat AI untuk 
membantu analisa gambar medis seperti CT scan dan MRI.   Rumah sakit di Cina 
sedang mendongkrak pemanfaatan teknologi dalam mengurangi kesenjangan pusat 
kota dengan daerah pinggiran, ketika jumlah dokter mengalami kekurangan. Dengan 
mengandalkan sistem document-sharing dan tayangan siaran langsung, dokter 
spesialis dapat memberikan arahan pada staf medis junior di lapangan saat 
mendiagnosa pasien. Baca juga: Kecerdasan Buatan Bisa Mengganggu Stabilitas 
Politik, Kok Bisa?
Walaupun sejumlah rumah sakit di Cina telah memanfaatkan teknologi AI, tapi 
masih banyak masyarakat Cina yang menilai pemanfaatan robot tersebut perlu 
menunggu beberapa saat. Pasien kanker di Shanghai Tony Li, 55, mengatakan ia 
hanya merasakan sedikit manfaat adanya robot AI dalam rumah sakit Cina."Dari 
apa yang saya dengar sejumlah teknologi baru dapat membantu dokter dalam 
mengidentifikasi tumor pada stadium awal, dan itu bagus. Namun internet 
memiliki keterbatasan yang dapat melebih-lebihkan fakta, sehingga memberikan 
kami harapan palsu yang tinggi," katanya, sesuai yang dilansir dalam Reuters. 
Baca juga: Mungkinkah Kecerdasan Buatan Jadi Tuhan Baru di Masa Depan? Simak 
artikel menarik lainnya tentang kecerdasan buatan hanya di kanal Tekno 
Tempo.co. REUTERS | NDTV | AUDREY ANGELICA LOHO | AMB
     #yiv5829649444 #yiv5829649444 -- #yiv5829649444ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-mkp #yiv5829649444hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mkp #yiv5829649444ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mkp ..yiv5829649444ad 
{padding:0 0;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mkp .yiv5829649444ad p 
{margin:0;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mkp .yiv5829649444ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-sponsor 
#yiv5829649444ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-sponsor #yiv5829649444ygrp-lc #yiv5829649444hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-sponsor #yiv5829649444ygrp-lc .yiv5829649444ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv5829649444 #yiv5829649444actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv5829649444
 #yiv5829649444activity span {font-weight:700;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv5829649444 #yiv5829649444activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv5829649444 #yiv5829649444activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv5829649444 #yiv5829649444activity span 
.yiv5829649444underline {text-decoration:underline;}#yiv5829649444 
.yiv5829649444attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv5829649444 .yiv5829649444attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv5829649444 .yiv5829649444attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv5829649444 .yiv5829649444attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv5829649444 .yiv5829649444attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv5829649444 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv5829649444 .yiv5829649444bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv5829649444 
.yiv5829649444bold a {text-decoration:none;}#yiv5829649444 dd.yiv5829649444last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5829649444 dd.yiv5829649444last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv5829649444 
dd.yiv5829649444last p span.yiv5829649444yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv5829649444 div.yiv5829649444attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv5829649444 div.yiv5829649444attach-table 
{width:400px;}#yiv5829649444 div.yiv5829649444file-title a, #yiv5829649444 
div.yiv5829649444file-title a:active, #yiv5829649444 
div.yiv5829649444file-title a:hover, #yiv5829649444 div.yiv5829649444file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv5829649444 div.yiv5829649444photo-title a, 
#yiv5829649444 div.yiv5829649444photo-title a:active, #yiv5829649444 
div.yiv5829649444photo-title a:hover, #yiv5829649444 
div.yiv5829649444photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv5829649444 
div#yiv5829649444ygrp-mlmsg #yiv5829649444ygrp-msg p a 
span.yiv5829649444yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv5829649444 
.yiv5829649444green {color:#628c2a;}#yiv5829649444 .yiv5829649444MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv5829649444 o {font-size:0;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444photos div {float:left;width:72px;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv5829649444
 #yiv5829649444reco-category {font-size:77%;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444reco-desc {font-size:77%;}#yiv5829649444 .yiv5829649444replbq 
{margin:4px;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-mlmsg select, #yiv5829649444 input, #yiv5829649444 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-mlmsg pre, #yiv5829649444 code {font:115% 
monospace;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-mlmsg #yiv5829649444logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-msg 
p#yiv5829649444attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-reco #yiv5829649444reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-sponsor 
#yiv5829649444ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-sponsor #yiv5829649444ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-sponsor #yiv5829649444ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv5829649444 #yiv5829649444ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv5829649444 
#yiv5829649444ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv5829649444 

   

Kirim email ke