Pengamat: Ma`ruf Amin cawapres menggembirakan sekaligus menggelisahkan
 Nahdliyin

Jumat, 10 Agustus 2018 13:32 WIB

Pengamat: Ma`ruf Amin cawapres menggembirakan sekaligus menggelisahkan Nahdliyin

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (kanan) melambaikan tangan seusai mendaftarkan diri di gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang diusung sembilan partai politik secara resmi mendaftar di KPU sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc/18)

*Hal ini berpotensi akan merepotkan NU mengingat masuknya Kiai Ma`ruf ke politik praktis akan memaksa NU untuk selalu pasang badan menghadapi serangan-serangan terhadap individu Kiai Ma`ruf."*

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai terpilihnya KH Ma`ruf Amin sebagai cawapres Jokowi menggembirakan sekaligus menggelisahkan Nahdliyin atau warga NU.

Di satu sisi, kata Umam di Jakarta, Jumat, posisi Kiai Ma`ruf akan memberikan banyak manfaat politik dan logistik bagi sel-sel politik NU. Di sisi lain NU dinilai tidak netral.

"Manuver-manuver politik saat ini mengindikasikan bahwa partai-partai berbasis NU telah secara vulgar memanfaatkan kelembagaan NU sebagai alat deal-deal politik praktis yang bertentangan dengan spirit Khittah 1984," katanya.

Menanggapi dilema itu, tambah Umam, wajar jika mantan Rois Aam PBNU KH Mustofa Bisri bersikap tegas untuk meminta KH Ma`ruf Amin segera turun dari posisi Rois Aam PBNU.

"Hal ini berpotensi akan merepotkan NU mengingat masuknya Kiai Ma`ruf ke politik praktis akan memaksa NU untuk selalu pasang badan menghadapi serangan-serangan terhadap individu Kiai Ma`ruf," katanya.

Menurut dia, Kiai Ma`ruf Amin berpotensi diserang dengan isu gratifikasi dan jual beli sertifikasi halal, khususnya terkait impor daging sapi yang sempat menguap sejak diangkat dalam pemberitaan majalah Tempo.

"Karena itu wajar jika banyak yang menyayangkan bahwa Kiai Ma`ruf yang telah menjadi begawan bangsa, justru bersedia banting setir memasuki ruang politik praktis," kata doktor ilmu politik dari School of Political Science & International Studies, University of Queensland, Australia itu.

*Baca juga:Jokowi ajak masyarakat berdemokrasi dalam pemilu 2019 dengan penuh kegembiraan <https://www.antaranews.com/berita/735455/jokowi-ajak-masyarakat-berdemokrasi-dalam-pemilu-2019-dengan-penuh-kegembiraan>

Baca juga:Pemilihan Ma`ruf Amin apresiasi pada Islam moderat <https://www.antaranews.com/berita/735469/pemilihan-maruf-amin-apresiasi-pada-islam-moderat>*

Pewarta:Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono



---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke