Hello Bung ChanCT,

                                 The New Identity of Chineseness in the New 
Global Age


15 Oktober 2003, Taikonaut/Cosmonaut Yang Liwei-Liutnant Colonel Tentara 
Pembebasan Rakyat Tiongkok, dengan Spaceflight "Shenzhou 5" dari Space-Station 
Liuquan  di Area Gobi, dengan carrier-Rocket Long-March, di Orbikan ke 
RuangAngkasa.

Presiden RRT-Hu Jintao yang ketika itu hadir di Space-Station Liuquan 
menyatakan, sukses Space-Exploration ke RuangAngkasa memberikan Identitas Baru 
kepada TanahAir (Negara Industri yang kuat) dan Bangsa Tionghoa yang besar di 
Arena Intenasional.

Yang Liwei, the man who made the first spaceflight in the history of the 
People's Republic of China, risked his life for fatherland.
16 Oktober setelah 14kali mengitari Planet Bumi, Taikonaut/Cosmonaut Yang Liwei 
mendarat dengan selamat, sehat dan gembira didaerah Mongolia-Dalam.

Menjawab Pertanyaan para Reporter mengenai kondisinya selama di 
Orbital-Spaceflight, dengan senyum gembira Yang Liwei menjawab "the mission is 
going according to plan, I feel fine".

Dengan demikian RRT adalah Negara ke-Tiga di Dunia setelah URSS/Russia dan USA, 
yang mengOrbitkan Spaceflight dengan Taikonaut/Cosmonaut/Astronaut ke 
RuangAngkasa, untuk Penyelidikan Ilmu Pengetahuan, mengenal Universum sebaik 
mungkin; dan Astronauticsprogram akan selalu dilakuan penyempurnaannya, seperti 
Rocketprojector dan Innovation of the Satellite-Technology, demikian dinyatakan 
Pemerintah RRT.

By the way, sedikit flashback kepertengahan Tahun 1960an, menjelang Kongres 
Nasional PKT ke IX, terjadi kegoncangan Sosialpoliitk yang serius dalam Negeri 
dan dalam skala Nasional, terutama didaerah Pertanian; yang mengakibatkan 
jatuhnya bukan hanya Produksi Industri, tetapi dan terutama Produksi Sumber 
Makanan Masyarakat, yang mengakibatkan kelaparan yang tinggi diseluruh Negeri; 
dan RRT kehilangan hampir satujuta Manusia.

Dalam wirr-warr Sosialpolitik Dalam Negeri yang serius Chou En-Lai.Perdana 
Mentri RRT berhasil membawa RRT menjadi Anggota Penuh PBB dan Taiwan berada 
diluar RRT, sebuah Pulau di Pacific yang kemudian menjadi Basis Militer USA 
untuk memusuhi RT dan Uni Sowyet.

Chou En-Lai dikenal di Arena Internasional sebagai Pimpinan Negara yang 
mempunyai jangkauan Horizonpolitik yang jauh dan Cou En-Lai membentuk Identity 
of the People's Republic of China di Arena Internasional: RRT adalah sebuah 
Negara yang berjuang untuk Kehidupan Damai di Dunia, bersahabat dengan semua 
Bangsa untuk Kehidupan Demokratis, Kemajuan Sosial-ekonomi dan melawan segala 
bentuk penindasan Kapital.
Dan Kongres Naional PKT ke-IX, 1969, mengakhiri Revolusi Kebudayaan.

Kongres Nasional PKT ke-X,1973 merehabilitasi kembali Pimpinan-Pimpinan Partai 
diseluruh tingkat, juga Anggota-Anggota Partai, yang dsingkirkan dari Partai 
oleh Pelaksana dan bertanggungjawab dari Revolusi Kebudayaan.
Selanjutnya, pada Kongres Nasional PKT ke XI, 1978 seluruh Aktivitas dan 
hubungan Istri Mao Tse Tung dalam PKT dilucuti dan Istri Mao Tse Tung  
disingkirkan dari PKT.
Kongres memutuskan change of management and restructuring in order to fulfil 
ekonomic functions, social and political commitment are required, also promotes 
economic and social change, yang berhubungan  erat dengan Nama DengXiaoping.

Selanjutnya, Kongres Nasional PKT ke-XIX, 10-18 Oktober 2017. memperjelas dan 
menegaskan Urgent Task PKT "membangun Tiongkok menjadi Negara Sosialis yang 
modern, makmur, harmonis-demokratis dalam kehidupan Bangsa Tionghoa yang 
besar", demikian Hi Jinping, Sekjen PKT dan Presiden RRT; also membangun RRT a 
land of freedom, full of bounty and generocity, gemahripah loh jinawi, 
tatentram kerto reharjo, ternak kembang, padi menjadi", is the ultimate idea of 
mankind, isn't it?.

Masih segar dalam ingatan saya, pertemuan saya terakhir dengan Bung Siaw Giok 
Chan (Pimpinan BAPERKI) dan Bung Bakri Ilyas MBA (Pimpinan BAKORBA) menjelang 
akhir Tahun 1980, dirumah Dr.Siaw May Lie, di Amsterdam, ketika beliau berdua 
menanyakan "sikap saya mengenai Revolusi Kebudayaan di Tiongkok", dan jawaban 
saya ketika itu, "andaikan para Pimpinan PKT ketika itu sedikit 'rendah-hati' 
(to be reserved), bertanya pada Lenin "What to be done" -> Tugas Partai 
Proletariat dalam proses perjungan pembangunan Sosialisme, diantaranya 
penyelesaian kontradiksi Sosialpolitik yang sedang berjalan, mungkin wirr-warr 
yang sangat dramatis dalam Kehidupan Rakyat Tiongkok akan bisa terelakkan; dan 
saya tutup dengan kalimat "semua teori adalah abu-abu, pohon Kehidupan 
senantiasa hijau".

Apropos, kelihatannya Bung Gusar, adanya seantero "orang dengan gamblang 
menuduh RRT sudah bukan negeri Sosialis, tapi sepenuhnya negara KAPITALIS", dan 
ke-gusaran Bung itu sudah Bungjawab sendiri "600 Juta Waarganegara RRT dibawa 
keluar dari Kemiskinan" dalam jangka waktu yang relativ pendek; dan itu adalah 
2X lebih besar dari jumlah Penduduk USA atau 3x lebih besar dari jumlah 
Penduduk republik Indonesia.

Sepanjang Pengetahuan saya, saya tidak menemukan satupun Cabang Industri RRT 
yang dikuasai oleh Monopolkapital Raksasa Asing, dan andaikan itu terjadi, maka 
Taikonaut Yang Liwei takkan sampai ke Orbital Spaceflight RuangAngkasa.

Prinsipil: pembentukan Akkumulasi Kapital pada Kapitalisme, maupun di 
Sosialisme, dengan formula Nilailebih itu juga, hanya pemilikan dan penggunaan 
Akkumulasi Kapital dari Nilailebih prinsipil bebeda:
di Kapitalisme adalah hakmilik Perseorangan (kaum Kapitalis), yang tak akan 
satu Centpun akan dipergunanakan untuk perbaikan Kehidupan kaum Pekerja dan 
Rakyat. Lihat di RRT, 600 juta Warganegara keluar dari garis Kemiskinan dan 
proses tsb. akan berjalanterus, itu adalah Program Pemerintahan RRT, dibawah 
Pimpinan PKT.

Hari ini 73 Tahun berdirinya Republik Indonesia, 73 Tahun Kemerdekaan R.I.; dan 
apa yang dipunyai Indonesia selama 73 Tahun ini, hanya Utang Negara yang 
menumpuk-numpuk dan takkan terbayar, karena Korupsi adalah penyakit cronis pada 
Pemerintahan Indonesia.
Di Republik Indonesia kaum Pekerja dan Rakyat banyak menderita Kemiskinan bukan 
karena Kapitalisme, melainkan karena tidak berkembangnya Kapitalisme Nasional, 
Pengusaha Nasional tidak mempunyai Kapital/Modal yang kuat, etc.seperti itu; 
dan yang ada hanyalah perampokan langsung Monopolkapital Raksasa Asing, 
terutama USA a la V.O.C. di Zaman Penjajahan Kolonialisme Belanda..

Penguasa Negara Indonesia, terutama 1/2 Abad terakhir ini, yaitu para Jendral 
TNI, hanya berfungsi menjadi Cukong untuk kepentingan Operasi Kekuasaan 
Monopolkapital Asing.
The state must be guaranteed political stability which helped to sustain 
investors' confidence, kept unions at buy and wages low. How government 
policies aimed at (de-)regulating and monotoring financial markets and finance 
institutions re execued, how public enterprises are managed and supervised, how 
the political party system and its collaboration with the private sector is 
engineered in everyday life etc. plays a decisive role in understandin the 
causes of the crisis. Isn't it?

Sampai disini sementara Bung ChanCT, dan Selamat memperingati 73 Tahun Republik 
Indonesia.

Salam hangat,

  Tjaniago

Kirim email ke