Sungguh TIDAK BISA masuk dalam nalar sehat saya, bagaimana dipandang
dari sudut Psikiater bisa MEMBENARKAN Penjarahan saat terjadi
GEMPA/Tsunami di Palu itu! Waaduuuh, MENJARAH ditengah-tengah semua
warga Palu sama-sama kena musibah, menjarah adalah areaksi normal???
Lalu dimana lagi moral-etika diletakkan?
Setiap orang boleh saja PANIK, boleh saja MARAH, bisa saja merasa
kelaparan, kehausan, ... TAPI tidak merampas barang orang lain,
makanan-minuman orang lain begitu! Marah lah pada diri sendiri kenapa
TIDAK selalu siap dengan cadangan pangan dirumah, ... kalaupun rumah
sendiri roboh tidak lagi bisa mengambil persediaan makanan, cobalah
berusaha meminta BANTUAN tetangga dan keluarga/sahabat yang mungkin
masih bisa membantu. BUKAN dengan menjarah toko warga yang juga
sama-sama terkena musibah, ... apalagi barang-barang yang diambil jauh
melampaui kebutuhan mendesak, termasuk barang-barang elektronik,
kulkas, TV dirampok! Itu namanya merebut kesempatan menjarah barang
orang lain! Apapun alasannya dan dipandang dari sudut manapun *TIDAK
BISA DIBENARKAN!*
Psikiater sebut kepanikan masyarakat Palu reaksi normal
Selasa, 2 Oktober 2018 13:19 WIB
Psikiater sebut kepanikan masyarakat Palu reaksi normal
Warga korban gempa mengambil berbagai keperluan logistik di Mamboro,
Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Warga di wilayah Palu
Utara hingga Donggala bagian pantai Barat terpaksa mengambil berbagai
kebutuhan tersebut karena bantuan belum sampai ke lokasi. ANTARA
FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
*Sekarang pada fase banyak orang marah. Ini merupakan tahapan yang harus
dilalui orang dan itu masih wajar ...*
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Indonesia (PDSKJI) dr. Eka Viora, Sp.KJ mengatakan kepanikan masyarakat
yang terjadi di Palu pascabencana merupakan reaksi normal dari situasi
abnormal.
"Orang marah, orang menjarah itu reaksi," kata Eka di kantor Kementerian
Kesehatan Jakarta, Selasa.
Eka menjabarkan model lima tahapan kedukaan yang diperkenalkan oleh
psikiater asal Swiss Elisabeth Kubler-Ross, bahwa kemarahan yang
diluapkan oleh masyarakat di Palu sehingga terjadi kekacauan merupakan
proses dari tahapan kedukaan.
Tahapan pertama seseorang yang mengalami kedukaan ialah penyangkalan,
yakni seseorang menyangkal dan tidak menerima apa yang terjadi pada dirinya..
Setelah itu fase kedua adalah kemarahan, fase inilah yang sekarang
terjadi pada masyarakat Palu sehingga menyebabkan kepanikan serta kekacauan..
"Pasti mereka akan marah tidak terima, keluarga hilang dan sebagainya
berdampak pada perilaku yang macam-macam. Situasi yang sekarang
masyarakat sedang marah karena situasi bencana, apalagi BBM susah,
listrik belum hidup, makanan terbatas," kata Eka.
Fase ketiga ialah menawar, yakni saat seseorang mulai tenang dan
kemarahan yang mereda apabila bantuan sudah mulai datang. Di saat itulah
seseorang mulai menawar hal-hal logis dalam pikirannya.
Setelah itu beralih pada tahap depresi yaitu seseorang mulai sering
sedih karena merasa kehilangan keluarga atau kehilangan harta. Kemudian
berakhir pada tahap penerimaan yakni saat seseorang telah legawa
terhadap bencana yang melanda.
"Sekarang pada fase banyak orang marah. Ini merupakan tahapan yang harus
dilalui orang dan itu masih wajar," kata dia.
Namun Eka mempertanyakan apakah benar bahwa yang melakukan penjarahan
adalah orang asli Palu yang sedang berduka atau orang yang datang untuk
mengambil kesempatan.
"Misalnya ada penjarahan dan sebagainya kita gak tahu, apa benar orang
yang berkabung ini, atau ada orang yang menyusup," kata Eka mempertanyakan.
Oleh karena itu dia menyatakan bantuan harus segera diberikan mulai dari
dukungan sosial, intervensi medis dan juga harus sejalan dengan layanan
psikososial.
Psikolog sekaligus Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia DR. Indria
Laksmi Gamayanti,M.Si. mengatakan bantuan medis dan kebutuhan dasar para
korban dan masyarakat terdampak harus segera.
"Pada situasi darurat sperti ini, bantuan medis dan pemenuhan dasar jadi
hal utama yang dibutuhkan korban," jelas Gamayanti.
Menurut dia layanan psikososial dan stabilisasi emosi juga menjadi
penting untuk membuat kondisi emosi masyarakat menjadi normal. Namun
yang utama harus didahulukan adalah kebutuhan dasar.
*Baca juga:Polisi gagalkan aksi penjarahan di Palu
<https://www.antaranews.com/berita/753775/polisi-gagalkan-aksi-penjarahan-di-palu>
Baca juga:Mendagri klarifikasi berita penjarahan di Palu
<https://www.antaranews.com/berita/753263/mendagri-klarifikasi-berita-penjarahan-di-palu>*
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Edy Sujatmiko
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com