Setahun Anies Baswedan, Pengamat: Program Unggulan Tak Jalan
Reporter:
M Yusuf Manurung
Editor:
Suseno
Selasa, 9 Oktober 2018 09:03 WIB
0KOMENTAR
<https://metro.tempo.co/read/1134395/setahun-anies-baswedan-pengamat-program-unggulan-tak-jalan/full&view=ok#comments>
000
#
#
#
#
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di rumah mantan Panglima TNI,
Djoko Santoso, di Jalan Bambu Apus Raya, Cipayung, Jakarta Timur, 8
September 2018. Tempo / Friski Riana
<https://statik.tempo.co/data/2018/09/08/id_732275/732275_720.jpg>
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di rumah mantan Panglima TNI,
Djoko Santoso, di Jalan Bambu Apus Raya, Cipayung, Jakarta Timur, 8
September 2018. Tempo / Friski Riana
*TEMPO.CO, Jakarta*- Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat
Supriatna mengatakan, setahun menjadi gubernur DKI Jakarta belum banyak
perubahan yang dilakukan olehAnies Baswedan
<https://metro.tempo.co/read/1133933/setahun-gubernur-anies-baswedan-reklamasi-hingga-ratna-sarumpaet>.
Bahkan program unggulan Anies belum ada yang terealisasi.
Baca:
*Setahun Menjabat, Ini 2 Janji Anies Baswedan untuk Rakyat Miskin*
<https://metro.tempo.co/read/1133937/setahun-menjabat-ini-2-janji-anies-baswedan-untuk-rakyat-miskin>
Yayat menduga, kesulitan Anies memilih kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) memberi dampak negatif. "Mungkin karena posisi pejabat di
SKPD banyak yang Plt (pelaksana tugas), jadi riskan mengambil
keputusan," kata Yayat, Senin, 8 Oktober 2018.
Di antara dinas-dinas yang masih dipimpin oleh Plt itu adalah Dinas
Perhubungan, Dinas Kehutanan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
Bina Marga, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Dinas
Komunikasi Informasi dan Statistika, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Yayat menuturkan, program-program unggulan Anies yang belum terlihat
hasilnya adalah OK-OTRIP (One Karcis One Trip), pembenahan kampung yang
diinisiasi melalui program Community Action Plan (CAP), dan program
kepemilikan rumah DP 0 rupiah. "DP 0 belum jelas konsep dan sasarannya
sehingga sampai sekarang belum terealisir," katanya.
Walau begitu, Yayat mengapresiasi keputusan Anies untuk mencabut izin 13
pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Yayat berharap, memasuki tahun kedua
kepemimpinan Anies, akan ada perubahan positif di ibu kota. Apa lagi
anggaran untuk tahun 2019 sangat besar, yaitu mencapai Rp 84 triliun.
ADVERTISEMENT
Baca:
*Satu TahunAniesBaswedan, Ini 4 Capaiannya Versi JRMK*
<https://metro.tempo.co/read/1133999/satu-tahun-anies-baswedan-ini-4-capaiannya-versi-jrmk>
Anies Baswedan
<https://metro.tempo.co/read/1133923/setahun-jadi-gubernur-anies-baswedan-disuapi-nasi-tumpeng>genap
setahun menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2018. Jika
menggunakan skala 1-10 untuk menilai kinerja mantan Menteri Pendidikan
itu, Yayat hanya memberi skor 6.
Satu Tahun Anies Baswedan, Apa Kabar 5 Program Unggulan
Reporter:
M Yusuf Manurung
Editor:
Dwi Arjanto
Selasa, 9 Oktober 2018 08:29 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan ganti nama OK OTrip dengan
Jak Lingko di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 8 Oktober 2018.
TEMPO/Lani DianaGubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan ganti nama OK
OTrip dengan Jak Lingko di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 8 Oktober
2018. TEMPO/Lani Diana
*TEMPO.CO*,*Jakarta*-Anies Baswedan
<https://www.tempo.co/tag/anies-baswedan>bakal genap setahun menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober mendatang.
Pada masa kampanye Pilkada DKI
2017,Anies<https://metro.tempo.co/read/1133999/satu-tahun-anies-baswedan-ini-4-capaiannya-versi-jrmk>Baswedan
<https://metro.tempo.co/read/1133999/satu-tahun-anies-baswedan-ini-4-capaiannya-versi-jrmk>dan
Sandiaga Uno menawarkan sejumlah program unggulan dan janji seperti
OK-Otrip, OK-OCE, Rumah DP 0 dan Taman Maju Bersama.
Ba*ca :4 Keputusan Anies Baswedan yang Mengubah Kebijakan Ahok
<https://metro.tempo.co/read/1134252/4-keputusan-anies-baswedan-yang-mengubah-kebijakan-ahok>*
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai
program dan janji Anies tidak berhasil diwujudkan dalam setahun ini.
Menurut dia, ada kemiripan masalah dari program-program tersebut
sehingga tidak bisa diwujudkan.
"Karena ketika program ditawarkan, tidak didukung oleh konsep yang
matang, hanya menjadi sekedar janji kampanye," kata Joga kepada Tempo,
Senin, 8 Oktober 2018.
*1. Rumah DP 0 Rupiah*
Joga menilai tidak ada kemajuan signifikan dari program yang
diperuntukkan bagi warga dengan penghasilan di bawah Rp 7 juta itu.
Disamping belum terealisasi, dia menganggap pembebasan uang muka bagi
warga belum jelas.
"Kalau tidak ada uang muka, lantas dibayar oleh siapa? Talangannya
bagaimana? Ini belum jelas" ucap Joga.
Pemerintah DKI mengggarkan Rp 800,6 miliar pada APBD 2018 untuk program
itu. Groundbreaking di Klapa Vilage, Jakarta Timur telah dilakukan Anies
pada Januari 2018. Namun, proses jual beli belum terlaksana lantaran
sejumlah Peraturan Gubernur seperti tentang skema pembiayaan belum rampung.
Pemerintah DKI kembali minta dana Rp 717 miliar pada APBD-P 2018 dengan
nomenklatur pinjaman daerah. Dana itu akan digunakan untuk pembiayaan
fasilitas tunjangan uang muka anggaran dan fasilitas likuiditas
pembayaran rumah DP 0 rupiah.
*2. OK-Otrip (One Karcis One Trip)*
Sejak awal digagas, Joga mengatakan program OK-Otrip menuai banyak
kendala seperti minimnya peminat dari koperasi angkutan umum, alotnya
penentuan tarif, serta penentuan rute. "Integrasinya juga masih jauh
dari harapan," katanya.
Baca juga :*Satu Tahun Anies Baswedan, Tukang Becak Punya Shelter*
<https://metro.tempo.co/read/1133972/satu-tahun-anies-baswedan-tukang-becak-punya-shelter>
ADVERTISEMENT
Uji coba OK-OTrip telah berjalan empat kali sejak 15 Januari hingga 30
September 2018. Hingga Juli lalu, hanya dua koperasi yang bergabung
dalam program dari target 11 koperasi. Di periode yang sama, angkutan
yang bergabung hanya 114 unit dari 2.000 unit yang ditargetkan tahun 2018.
Anies baru saja mengganti nama Ok Otrip dengan Jak Lingko sebagai
rebranding program besutan eks Wagub DKI Sandiaga Uno. Menurut Anies,
nama baru itu merepresentasikan sistem transportasi massal yang
terintegrasi.
*3. OK-OCE (One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship)*
Untuk program yang satu ini, Joga justru pesimis akan berlangsung,
khususnya sepeninggal Sandiaga Uno yang mencalonkan diri sebagai Wakil
Presiden. Kekhawatiran itu, ujar Joga, melihat sejumlah OK-OCE Mart yang
berhenti beroperasi.
Selain itu, Joga berujar, pemerintah DKI juga tidak bisa menjelaskan
jumlah wirausaha yang berhasil dicetak tahun ini. Informasi yang
disampaikan ke publik hanya sebatas jumlah peminat. Tidak adanya
informasi tersebut membuat keberhasilan program OK-OCE tidak bisa
diukur. "Itu kan indikator," katanya.
Berdasarkan website resmi OK-OCE, hingga September lalu, program itu
diminati oleh sekitar 51.300 orang. Sekitar 27 ribu di antaranya
mendaftar bidang kuliner ke Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,
serta Perdagangan.
Target program ekonomi berbasis sharing economy itu adalah menciptakan
200 ribu wirausaha dalam lima tahun. Artinya, menciptakan 40 ribu
wirausaha per tahun.
*4. Taman Maju Bersama*
Joga mengatakan, prospek pembangunan Taman Maju Bersama yang digagas
menggantikan konsep Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) era Gubernur
DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga tidak jelas hingga hari ini.
Dalam beberapa kesempatan diundang oleh SKPD dan TGUPP, Joga justru
mengaku ditanya bagaimana pembuatan konsep Taman Maju Bersama.
"Yang lucu lagi, sepuluh taman kota yang dibangun oleh Dinas Kehutanan
itu sebenarnya bukan konsep Taman Maju Bersama, tapi mau diklaim menjadi
Taman Maju bersama," katanya.
*5. Naturalisasi Sungai*
Sama seperti Taman Maju Bersama, Joga menilai program naturalisasi
sungai Anies untuk menggantikan konsep normalisasi era Ahok juga tidak
jelas.
Karena keinginan naturalisasi itu, Joga berujar Pemerintah Pusat
akhirnya membatalkan anggraran bantuan normalisasi. Akibatnya,
penanganan banjir Jakarta tertunda. "Tetapi sekali lagi, TGUPP-nya malah
nanya saya juga," kata Joga.
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com