*Pembawa Bendera di Garut Sempat Diperiksa Sambil Ngopi Bareng*
CNN Indonesia | Rabu, 24/10/2018 10:18 WIB
Pembawa Bendera di Garut Sempat Diperiksa Sambil Ngopi BarengIlustrasi.
Polisi kini tengah memburu pelaku yang membawa bendera hitam berkalimat
tauhid yang identik dengan HTI ke kegiatan upacara Hari Santri Nasional
di Garut. (REUTERS/Supri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi masih mencari pembawa bendera untuk
mendalami kasus*pembakaran bendera
<https://www.cnnindonesia.com/tag/pembakaran-bendera>* dan kain ikat
hitam berkalimat tauhid saat apel *Hari Santri Nasional
<https://www.cnnindonesia.com/tag/hari-santri-nasional>*(HSN) di
Limbangan, Garut.
Sejauh ini, polisi telah mengamankan tiga pelaku pembakar bendera hitam
berkalimat tauhid yang kerap dikibar-kibarkan simpatisan dan massa
Hizbut Tahrir Indonesia (*HTI
<https://www.cnnindonesia.com/tag/hari-santri-nasional>*).
"Ini terjadi karena ada sebab-akibat, adanya orang yang membawa bendera.
Untuk sementara orang-orang yang kami periksa di sini atau diinterogasi
ini kita jadikan sebagai saksi. Kami masih mengejar satu orang yang
diduga sebagai pembawa bendera HTI," ujar Kapolres Garut, AKBP Budi
Satria Wiguna saat diwawancara/CNNIndonesia TV/, Selasa (23/10) petang.
Lihat juga:
Pembakar Bendera Minta Maaf kepada Masyarakat dan Umat Islam
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181024083213-20-340927/pembakar-bendera-minta-maaf-kepada-masyarakat-dan-umat-islam/>
Saat apel peringatan HSN di Limbangan, Garut, muncul satu sosok yang
mengeluarkan panji hitam berkalimat tauhid seraya berteriak 'khilafah'.
Budi mengatakan anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Nahdlatul
Ulama yang ada di lokasi secara spontan mengamankan orang tersebut dan
barang bawaannya, termasuk bendera dan ikat kepala hitam.
"Nah, ini pun secara spontanitas terpaksa diamankan si pembawa bendera
ini, sempat diajak ngobrol untuk minum kopi bareng di satu meja di
warung," ujar Budi.
"Namun demikian, setelah sibuk orang... orang yang diduga membawa
bendera pun dilepaskan begitu saja," sambungnya.
Lihat juga:
Bara Terpendam di Balik Aksi Bakar Bendera
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181023220006-20-340878/bara-terpendam-di-balik-aksi-bakar-bendera/>
Sekretaris Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Barat, Johan Jouhar Anwari,
kepada/CNNIndonesia.com/, mengatakan bahwa sebelum perayaan hari santri
digelar, seluruh santri dari Ormas yang ada di wilayah Kecamatan
Limbangan, Garut meneken tanda tangan perjanjian untuk melaksanakan
perayaan HSN damai, termasuk tak boleh ada bendera selain Merah Putih.
"Tiba-tiba ada seorang membawa ransel dan mengeluarkan bendera HTI
sambil berkoar-koar khilafah. Wajar bila kemudian anggota Banser emosi,
karena sudah ada kesepakatan sebelumnya," kata Johan menceritakan
kejadian pada hari-H.
"Itu yang memicu pembakaran," sambungnya.
Pembawa bendera yang disebut warga asal Cibatu, Garut, itu kemudian
sempat diamankan pihak berwajib untuk menjaga kelancaran acara.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyatakan polisi sedang
mengejar pemilik bendera tersebut.
"Yang membawa bendera sudah diketahui identitasnya dan sedang dilakukan
pengejaran," kata Setyo di Kantor MUI Jakarta, Selasa (23/10).
Pembawa Bendera di Garut Sempat Diperiksa Sambil Ngopi BarengMUI dan
Mabes Polri menggelar konferensi pers bersama menyikapi tindakan
pembakaran bendera berkalimat tauhid, Kantor MUI Pusat, Jakarta, 23
Oktober 2018. (CNN Indonesia/Safir Makki)
*Tiga Komponen yang Didalami Pihak Kepolisian*
Setidaknya tiga komponen didalami kepolisian dalam pengusutan kasus
pengibaran bendera hitam berkalimat tauhid yang terjadi di Limbangan,
Kabupaten Garut tersebut. Tiga komponen itu adalah pengibar atau pembawa
bendera, pembakaran bendera, dan penyebaran video.
"Kami juga tidak hanya mendalami kaitan dengan pembakaran bendera, di
sini ada item kaitan dengan penyebaran video yang sampai viral
kemana-mana, sampai meresahkan masyarakat khususnya untuk umat Muslim
dan satu orang yang diduga membawa bendera HTI atau bendera ormas
terlarang," tutur Budi.
Atas dasar itu, sambung Budi, polisi melakukan patroli terkait dengan
dugaan pelanggaran teknologi informasi (TI) dan juga menyosialisasikan
ke setiap lapisan masyarakat, utamanya pondok pesantren, ulama, dan
ormas Islam.
Dikutip dari/Antara/, Budi mengimbau kepada setiap lapisan masyarakat
agar tidak menyebar-sebarkan video pembakaran tersebut. Apalagi disertai
tambahan konten bernada kebencian yang bisa memicu konflik SARA.
"Jangan, sudah klir semua," kata Budi yang memastikan situasi dan
kondisi di Kabupaten Garut sejauh ini tetap kondusif.
Lihat juga:
Polda Jabar Gelar Perkara Kasus Pembakaran Bendera
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181023194520-12-340850/besok-polda-jabar-gelar-perkara-kasus-pembakaran-bendera/>
Hari ini Polda Jabar berencana menggelar perkara kasus pembakaran
bendera tersebut di Garut, Jabar. Kabid Humas Polda Jabar AKBP Trunoyudo
Wisnu Andiko mengatakan saat ini pun petugas dari Direktorat Kriminal
Umum Polda Jabar sudah berada di Garut untuk membantu proses
penyelidikan awal.
Mengenai sifat gelar perkara, kata Wisnu, sepenuhnya menjadi otoritas
penyidik. Namun secara prosedural, gelar perkara bakal dilakukan secara
terbuka terbatas. Nanti polisi juga akan menghadirkan sejumlah ahli
untuk dimintai keterangan mengenai kasus ini.
"Nanti kita akan melibatkan seperti pendapat ahli tata negara, ahli
pidana dan ahli hukum Islam," katanya soal gelar perkara pembakaran
bendera di Garut.
Lihat juga:
Wiranto Minta Umat Islam Tak Terprovokasi Pembakaran Bendera
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181023191651-12-340843/wiranto-minta-umat-islam-tak-terprovokasi-pembakaran-bendera/>
*(kid)*
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com