China hasilkan miliader baru terbanyak pada 2017
Sabtu, 27 Oktober 2018 07:13 WIB
China hasilkan miliader baru terbanyak pada 2017
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menyampaikan paparan disaksikan
Perdana Menteri China Li Keqiang pada Indonesia-China Business Summit di
Jakarta, Senin (7/5/2018). Indonesia-China Business Summit yang
diprakarsai Kadin Indonesia bersama China Council for the Promotion of
International Trade (CCPIT) dihadiri 600 pengusaha China dan Indonesia
dalam rangka penguatan hubungan bilateral dalam bidang ekonomi. (ANTARA
FOTO/Wahyu Putro A)
Pada tahun bersejarah, jumlah miliarder Asia pada basis data kami
melebihi miliarder AS untuk pertama kalinya
Jenewa (ANTARA News) - China menghasilkan jumlah miliarder terbanyak
pada 2017 yakni 55 miliarder sebut laporan yang dirilis Jumat (26/10)
oleh Bank UBS Swiss dan jaringan layanan internasional PwC.
Bersama dengan India, China memiliki tiga perempat dari miliarder dolar
baru yang dicetak di dunia,
Amerika Serikat, mengikuti China, menghasilkan 53 miliarder pada 2017,
kata laporan itu, dikutip dari Xinhua.
Secara global ada 2.158 miliarder senilai gabungan 8,9 triliun dolar AS.
"Pada tahun bersejarah, jumlah miliarder Asia pada basis data kami
melebihi miliarder AS untuk pertama kalinya," kata laporan tersebut.
"Didukung oleh kebangkitan para pengusaha China di tahun yang luar
biasa, jumlah miliarder Asia naik hampir seperempat menjadi 637
milarder," katanya.
Sebagai perbandingan, Amerika Serikat adalah rumah bagi 563 miliarder
dan Eropa bagi 342 miliarder.
Namun demikian, Amerika Serikat tetap memiliki kekayaan miliarder
terbesar karena orang-orang terkaya tinggal di sana.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa kekayaan besar di Asia masih
relatif mudah berubah dalam iklim perkembangan ekonomi yang cepat dan
pasar saham tidak menentu yang menempa peruntungan dengan cepat, tetapi
itu juga dapat membatalkan mereka.
"Sekitar 45 orang (34 orang dari mereka dari China) turun di bawah batas
kekayaan miliarder," kata laporan itu.
Banyak peraih keberuntungan muda Asia hanya di atas tanda miliar dolar,
membuat mereka rentan terhadap pembalikan keberuntungan, baik dalam
bentuk jatuhnya harga saham, perubahan politik atau kesulitan pribadi,
laporan itu mencatat.
Menurut laporan itu, aset dari 36 miliarder Swiss meningkat 19 persen
tahun lalu menjadi 123,5 miliar dolar AS, didorong oleh pasar keuangan
yang "bullish".
Meskipun UBS tidak menyebutkan nama karena kerahasiaan perbankan,
miliarder Swiss terutama aktif di bidang kesehatan, jasa keuangan, dan
perdagangan ritel.
*Baca juga:Menkeu sebut pemerintah perhatikan pengaruh situasi ekonomi
China
<https://www.antaranews.com/berita/748360/menkeu-sebut-pemerintah-perhatikan-pengaruh-situasi-ekonomi-china>*
*Baca juga:Perusahaan elektronik China gencar akuisisi merek global
<https://www.antaranews.com/berita/713255/perusahaan-elektronik-china-gencar-akuisisi-merek-global>*
Pewarta:Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com