JOKO TINGKIR vs ARYA PENANGSANGPosted: 28 Desember 2012 in dongeng
<https://rodenrespati.wordpress.com/category/dongeng-2/>
0
<https://rodenrespati.wordpress.com/2012/12/28/joko-tingkir-vs-arya-penangsang/#respond>

Djoko tingkir adalah menantu sultan Trenggana. Ia putra ki Ageng Seto,
tokoh terkemuka masyarakat kerajaan Demak. Menginjak usia remaja mas
Karebet atau djoko tingkirdiambil sebagai anak angkat oleh seorang janda di
desa tingkir. Sejak itulah mas karebet terkenal dg sebutan; DJOKO TINGKIR.

Sebagai putra tokoh masyarakat , djoko tingkir mendapat pendidikan yg
cukup. Didalam menuntut ilmu ia telah berpindah-pindah dari perguruan
tinggi yang satu ke perguruan tinggi yg lain. Terakhir ia berguru kepada
sunan Kudus bersama-sama dg Arya penangsang. Berbagai ilmu telah
dikuasainya, baik ilmu politik pemerintahan, hukum kemasyarakatan maupun
ilmu bela diri dan kesaktian. Penguasaan ilmunya bahkan telah sampai ke
level yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia sangat terkenal diseantero
Demak. Namaya menjadi buah bibir di mana-mana. Dengan berbagai kelebihan
yang dimilikinya, maka dengan mudah Djoko tingkir diterima sebagai prajurit
elit kerajaan Demak. Sampai akhirnya ia menikahi putri sultan Trenggana .

Sementara itu situasi politik di kerajaan Demak semakin meruncing dan
tambah memenas sejak meninggalnya sultan Trenggana. Muncul suara pencalonan
disana-sini, siapa yg seharusnya menduduki kursi mahkota kerajaan. Selain
sunan Prawoto yang telah dibunuh Arya penangsang, kandidat terkuat adalah
djoko tingkir. Dengan dukungan penuh dari sunan kali jogo, akhirnya Djoko
tingkir menjadi raja kerajaan Demak selanjutnya bergelar sultan Hadiwijaya.
Hal ini membuat Arya penangsang semakin murka. Dan merencanakan pembunuhan
terhadap saudara seperguruaanya itu.

Sebagai langkah pertama , Arya penangsang menyuruh dua utusan abdi
kepercayaannya membunuh sultan Hadiwijaya dengan cara menusuknya dg keris
setan kober. Pada malam hari yg sunyi dan gelap gulita, dua utusan itupun
memasuki istana kerajaan Demak. Dengan aji-aji sirep begananda , seluruh
isi istana kerajaan tertidur nyenyak bagai orang mati. Pasukan penjaga
keamananpun tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
mengendap-ngendap kedua utusan itu mencari tempat tidur sultan. Pada waktu
itu sultan juga sedang tertidur nyenyak. Salah satu utusan itu segera
menghunus keris yang dipinjami Arya penangsang dan menghujamkannya kearah
tubuh sultan.

Namun berkat lindungan dari Allah yang maha kuasa serta nalurinya yg tajam,
sultan segera mereaksinya, sesaat sebelum keris dihujamkan, sultan
menebaskan selimutnya. Tebasan selimut sakti itu mengenai kedua orang
utusan arya penangsang. Keris pusaka yang dipegangnya terlempr jauh.
Sedangkan tubuhnya jatuh terkapar tidak bisa bangkit kembali. Dengan
berlinangan air mata kedua utusan arya penangsang segera menyembah-nyembah
minta ampun.

“ ampun beribu-ribu ampun Gusti ! kami berdua mohon jangan dibunuh “
“ siapakah sesungguhnya kalian berdua ?atas kemauan kalian sendiri atau
suruhan orang lainkah kalian ingin membunuhku ? “

“ ampun Gusti ! hamba berdua adlah orang-orang dari kadipaten jipang. Kami
atas suruhan gusti Arya penangsang “

Sultan Hadiwijaya segera berdiri untuk mengambil keris pusaka yang dibawa
oleh kedua utusan itu.
“ duduklah kalian berdua. Saya percaya atas kata-kata kalian. Sebab keris
pusaka yang kalian gunakan sudah saya kenal dengan baik. Ini adalah keris
pusaka setan kober milik kakang Arya penangsang “

“ Benar Gusti ! itulah sebagai bukti bahwa hamba berdua hanya sebagai
utusan “

“ Baiklah ! kalian berdua tidak usah khawatir. Saya tidak akan menjauhkan
hukuman apapun terhadap kalian. Sebaliknya saya menghargai kalian sebagai
abdi-abdi yang sangat setia dan ta’at. . kesalahan kalian berdua saya
maafkan. Selanjutnya sebagai penghargaan atas kesetiaan kalian saya akan
memberi ganjaran kepada kalian berdua “

“ oh… terima kasih atas belas kasihan dan kemurahan hati gusti sultan “

Sultan Hadiwijaya segera memberi hadiah berupa dua setelan pakaian
keprajuritan dan dua bilah keris pusaka. Hadiah berupa keris mengandung
makna pengakuan dan penghargaan bahwa kedua utusan itu adalah
prajurit-prajurit gagah berani, setia, taat, dan rela berkorban. Dengan
muka berseri-seri kedua orang itu menerima hadiah yg dianugerahkan oleh
sultan.

“ baiklah ! sekarang pulanglah kalian. Sampaikanlah alam takdhim saya
kepada gustimu kakang Arya penengsang. Pusaka setan kober ini biarlah tetap
disini. Nanti saya sendiri yg akan mengembalikannya kepada kakang Arya
penangsang. “

Sesampainya dikadipaten jipang, kedua utusan itu sgera menghadap Arya
penangsang. Mereka segera melaporkan tentang kegagalan tugasnya. Betapa
marah arya peneangsang ketika kedua orang itu mengatakan bhwa atas
kemurahan hati sultan Hadiwijaya, mereka berdua dimaafkan dan bahkan diberi
anugerah berupa seragam keprajuritan dan keris pusaka. Arya penangsang
mersa sangat tersinggung dan terhina olah perlakuan sultan. Ia segera
mencabut kerisnya dan menusukkannya kedada kedua orang utusannya. Kedua
orang utusan yang malang itupun tewas seketika.

Setelah peristiwa pembunuhan yang gagal itu, situasi permusuhan antara
sultan Hadiwijaya dan Arya penangsang pun memuncak. Sultan berkesimpulan
bahwa Arya penangsang benar-benar bertekad untuk melawan Demak. Ia yakin
usaha arya penangsang tidak berhenti disitu saja. Suatu saat akan
melancarkan pemberontakan.

Untuk itu sultan segera bersiap-siap menghadapi perlawanan arya penangsang.
Jumlah pasukan diperbesar. Latihan keprajuritan ditingkatkan.. beliau
mengangkat Ki Gede pemanahan sebagai senopati sekaligus komandan pasukan
apabila sewaktu-waktu Arya penangsang melancarkan pemberontakan.

Para pinisepuh kerajaan Demak dikumpulkan untuk dimintai nasehat dan do’a
restu atas tindakannya manakala meletus pemberontakan. Sultan hadiwijaya
bahkan memerlukan datang ke pertapaan danarejo. Ia menghadap bibinya, ratu
Kalinyamat yang sedang bertapa.kepada bibinya , ia memohon tambahan doa
restu agar dapat menumpas pemberontakan arya penangsang.

Disatu pihak, Arya penangsang juga makin membulatkan tekad untuk merebut
tahta Demak . ia yakin bahwa tidak ada jalan lain kecuali melakukan
pemberontakan. Nasi telah menjadi bubur, ia telah maelangkahkan kakinya
dengan usaha pembunuhan terhadap sultan hadiwijaya.sekarang tiba saatnya
untuk menlancarkan pemberontakan. Arya penangsang juga sowan kepada sunan
kudus untuk meminta dukungan dan nasehatnya.

Dalam situasi yang sudah sangat genting itu, sunan kudus mencoba mencari
penyelesaian lewat jalan damai. Beliau mengharapkan dengan jalan damai itu
berhasil mendudukkan Arya penangsang diatas tahta Demak.

“ putraku Arya penangsang ! apakah keuntungannya jika maksud anak angger
untuk mendapatkan kedudukan atas tahta demak jika ditempuh dengan
peperangan ?
Korban dari kedua pihak niscaya akan sangat besar. Oleh karena itu ngger,
masalah tersebut sebaiknya diselesaikan melalui jalan damai saja.
Syukur-syukur ngger…kalau lewat jalan damai itu bapa dapat menghantarkan
anak angger kesinggasana tahta kerajaan Demak “

“ baiklah Bapa… saya menurut apa yang menjadi rencana Bapa guru dalam
menyelesaikan maslah ini. Hanya saya memohon bantuan bapa agar apa yang
maksud dapat terlaksana ”

Setelah hening sejenak, sunan kudus pun mengutarakan maksudnya;
“ nah….sekarang cobalah anak angger perhatikan baik-baik rencana Bapa.,
sebentar lagi bapa akan mengadakan pertemuan segi tiga antara anak angger
Arya penangsang , sultan Hadi wijaya dan Bapa sendiri. Kita mencoba
bermusyawarah baik-baik. Dalam musywarah nanti bapa mencoba mencari
penyelesaian lewat jalan damai dan mencari jalan kemenangan untuk anak
angger.

Adapun yang perlu anak angger perhatikan dengan sungguh-sungguh ialah dalam
pertemuan nanti bapa akan memasang rajah atau mantera-mantra kesialan pada
salah satu kursi diruangan musyawarah. Barang siapa menduduki kursi tsb,
akan bernasib sial selama 40 hari. Pesan bapa kepada angger, pertama-tama
jangan sampai anak angger mendudukinya. Sedangkan yang kedua, angger harus
mengusahakan agar sultan Hadiwijaya menduduki kursi sial tersebut. Agar
sesuatunya berjalan dengan semestinya, bapa mengharapkan kedatangan anak
angger tiga hari sebelum musyawarah diselenggarakan .”

Demikianlah sunan kudus dengan segera mengundang sultan hadiwijaya. Sebagai
murid yang baik, sultan sangat memeperhatikan undangn gurunya. Ia datang
tepat pada waktunya bersama-sama dg beberapa orang penasihatnya.
Diantaranya: kiGede Pemanahan dan KI Penjawi. Sedangkan arya penangsang
telah dtang tiga hari sebelumnya.

Pada saat kedatangan sultan, kursi-kursi tempat duduk telah diatur
sedemikian rupa. Sehingga mirip jebakan yg sangat halus. Setelah semuanya
memasuki ruangan pertemuan, sunan kudus dan Arya penangsang segera
memepersilahkan sultan Hadiwijaya untuk menduduki kursi istemewa. Yaitu
kursi kehormatan yg dihiasi lambang-lambang kebesaran kerajaan Demak.
Sedangkan sunan kudus dan arya penangsang mengambil posisi pada kurgi biasa
yang tidak diberi rajah kesialan.

“ silahkan adinda sultan menduduki kursi kebesaran yang telah bapa sunan
persiapkan “

Sultan Hadiwijaya segera melangkahkan kakinya menuju kekursi kebesaran yang
telah diberi mantra. Akan tetapi kiGede pemanahan langsug mencegah.

“ Anak angger … kita sekalian adalah tamu. Disamping itu anak angger juga
sebagai murid dari bapa sunan kudus. Adalah tidak pada tempatnya manakala
anak angger menduduki kursi kebesaran yg jauh lebih mewah dari kursi-kursi
lainnya. Untuk itu saya harap angger mempersilahkan bapa sunan kudus atau
anak angger Arya penangsang sebagai saudara tua untuk menduduki kursi tsb. “

“ Adinda sultan…..meskipun bapa sunan kudus adalah guru kita , dan saya
adalah saudara tua, akan tetapi adinda adlah Raja Demak yang berkuasa atas
kami semua. Biar bagaimana juga raja harus dihormati. Adalah juga tidak
pantas manakala kami sebagai kawula kudu menduduki kursi tsb. Bapa sunan
menyediakan kursi kebesaran untuk adinda justeru bermaksud menjung tinggi
maratabat adinda sebagai raja. Oleh karena itu hendaknya adinda tidak
ragu-ragu . silahkan adinda menduduki kursi kebesaran yang telah disediakan
olah bapa guru “

“ ma’af kakanda ! pertemuan ini adalah pertemuan keluarga. Pada saat ini
hubungan kita bukan merupakan hubungan antara raja dan kawula. Melainkan
hubungan antara guru dengan murid, antara saudara muda dengan sudara tua.
Oleh Karena itu sekali lagi silahkan bapa guru atau kakanda arya penangsang
duduk di kursi kebesaran ini “

“ ohh….layaknya adinda ini anak kecil yg pemalu dan penakut..tidak pantas
menduduki tahta kerajaan,. Baiklah kalau adinda sultan tidak mau duduk di
kursi ini, biarlah kakanda sendiri yg mendudukinya “

Arya penangsang yg temperamental itu lantas duduk di kursi kebesaran yg
telah dipasangi mantra kesialan olah sunan kudus. Pembawaanya yang
pemberang dan tidak sabaran telah melupakan dan mengabaikan wasiat gurunya.
Arya penangsang telah merusak rencana gurunya. Sunan kudus merasa sangat
kecewa atas sikap muridnya itu. Namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa.

PANTANGAN GURU

Sebelum pada sampai inti pembicaraan, kedua belak pihak berbincang-bincang
tentang kesehatan dan keselamatan masing-masing. Maka Arya penangsang
bertanya;

“ bagaimanakah keadaan adinda sultan sekeluarga ? adakah dalam kesehatan
dan kesejahteraan ?

“ berkat do’a restu dari bapa guru dan kakanda Arya penangsang , adinda
sekeluarga sehat wal’afiat dan dalam kesejahteraan. Namun akhir-akhir ini
kesejahteraan adinda sekeluarga agak terganggu oleh adanya para penjahat yg
sering masuk kewilayah kerajaan demak. Yang lebih memusingkan kepala adinda
bahwa setiap dikejar dan ditangkap, para penjahat itu mesti melarikan diri
ke wilatah kadipaten JIpang. Dalam hati adinda bertanya apakah para
penjahat itu memang berasal dari kadipaten jipang ? “

“ oh… hendaknya adinda sultan tidak mengada-ada.orang-orang jipang hidup
dalam kemakmuran . tidk mugkin melakukan pencurian , perampokan dan
kejahatan lain di wilayah kerajaan Demak. Para penjahat itu mungkin
orang-orang demak sendiri, dan mengaku dari jipang karena bermaksud
melancarkan fitnah untuk menjelek-jelekan kakanda. Yang jelas Demakdilanda
kerusuhan karna adinda kurang berwibawa dalam melaksanakan tugas sebagai
raja “

“ kakanda Arya penangsang !! adinda tidak mengada-ada , para penjahat
itupun tidak melancarkan fitnah terhadap kakanda. Adinda mempunyai bukti
bahwa para penjahat itu berasal dari jipang. “

“ apakah buktinya para penjahat itu berasal dari jipang ? “ Tanya arya
penangsang dg nada marah.

“ inilah buktinya ! “ . kata sultan Hadiwijaya sambil menunjukkan keris
setan kober milik arya penangsang.

Dengan sangat marrah arya penangsang berdiri menantang perang tanding
sultan hadiwijaya. Namun sunan kudus dan ki gede pemanahan segera
melerainya. Mereka segera merangkul arya penangsang dan sultan Hadiwijaya.
Masing-masing disuruh bersabar dan dipersilahkan duduk dg tenang. Sunan
kudus kemudian bertuah;

“ Anak angger berdua ! bapa mengundang anak angger bedua tdk untuk
berkelahi, melainkan untuk mengadakan perdamaian. Ingatlah sesungguhnya
anak angger berdua masih saudara seperguruan. Permusuhan akan membawa
pertumpahan darah yang sia-sia. Oleh karena itu anak angger , kalian berdua
tidak usah membesar-besarkan peristiwa masa lampau. Segalanya telah
terjadi, bapa harapkan anak angger berdua dapat menahan diri demi mencegah
terjadinya pertumpahan darah. Bapa wasiatkan kepada anak angger berdua agar
masing-masing tidak menyeberang sungai serang. Anak angger sultan
Hadiwijaya dg seluruh pasukannya jangan sampai menyeberang ke wilyah timur
sungai serang. Begitu juga anak angger arya penangsang dan pasukannya
jangan sampai menyeberang kewilayah barat sungai serang,. Barang siapa
melanggar wasiat Bapa, akan kena balak dari wasiat guru. Ia akan bernasib
sial dan akan mengalami kekalahan dalam perangnya. Itulah wasiat dari bapa
guru. Sekarang bapa anggap pertemuan ini sudah selesai. Anak angger berdua
saya persilahkan kembali ke kedudukannya masing-masing”.

Setelah mohon diri dan meminta doa restu , sultan hadiwijaya segera
meninggalkan kasunanan kudus. Sdangkan arya penangsang untuk sementara
masih berada di kudus. Sesungguhnya wasiat sunan kudus itu disamping
mencegah pertempuran, juga dimaksudkan untuk memberi keuntungan kepada arya
penangsang. Bukankah dalam wasiat itu secara tidak langsung sunan kudus
telah menarik batas kekuasaan demak dan kadipaten jipang ? . inilah cara yg
bijaksana dari sunan kudus untuk meredam dendam arya penangsang . sedangkan
dengan pelanggaran arya penangsang sunan kudus berkata:

“ oh.. anak angger ! sesungguhnya bapa sangat kecewa atas pelanggaran anak
angger terhadap wasiat bapa. Bukankah bapa telah menasihatkan agar tidak
menduduki kursi yang telah bapa beri rajah kesialan?. Ternyata anak anger
talah melanggarnya. “

“ oh.. bapa ! Saya benar-benar menyesal telah malakukan kekhilafan dan
kesalahan “

“ baiklah anak angger, segalanya telah terjadi. Bagaimanapun juga anak
angger harus menanggung resikonya. Namun Nasib sial yang akan menimpa anak
angger dapat ditangkal dg suatu syarat, walaupun cukup berat “

“ apakah syarat untuk menangkal nasib sial atas pelanggaran itu Bapa? “

“ dengarkan anak angger ! syarat untuk menolak sial itu adalah selama empat
puluh hari anak angger harus malakukan tapa brata dengan berpuasa,
manjlankan kesabaran, mengendalikan hawa nafsu dan tidak mengerjakan
hal-hal yang sifatnya penting. “

Arya penangsang segera mohon diri untuk pulang ke kadipaten jipang . ia
segera melaksanakan nasihat gurunya. Ki patih matahun melarang siapa saja
untuk menemui junjunganya, arya penangsang . apalgi menyampaikan berita
yang tidak berkenan dihati sang arya penangsang.

MENYUSUN STRATEGI PERTEMPURAN
Melalui prajurit telik dan sandinya, sultan Hadiwijaya mengetahui akan
nasib sial arya penangsang sebagai akibat dari palanggaran pantangan sunan
kudus. Sultan Hadiwijaya segera memeanggil ki Gede pemanahan dan pinisepuh
kerajaan demak. Diajaknya mereka untuk bermusyawarah guna menentukan
langkah-langkah yang paling baik untuk menghadapi Arya penangsang.
Dalam musyawarah itu tercapai kesepakatan bahwa “ semua yakin peperangan
antara Demak dan jipang mesti bakal terjadi . Demak harus memanfatkan
situasi yg sebaik-baiknya. Peperangan harus dikobarkan selagi Arya
penangsang menjalankan tapa bratanya. “
Sultan HJadiwijaya memerintahkan ki Gede pemanahan untuk menyasun siasat ,
taktik dan strategi agar memperoleh kemenangan gemilang atas jipang. Kigede
pemenahan segera memenggil putrany yg bernama Sutowijaya dan para
pembantunya untuk diajak menyusun taktik pertempuran. Raden Sutawijaya
sesungguhnya masih berusia muda belia. Ia adalah seorang pemuda yg tampan
dan gagah perkasa. Karena sultan belum juga memiliki putra, maka sejak
masih anak-anak Sutawijaya diambil sebagai anak angkat oleh sulta
Hadiwijya. Ia bertempat disuatu kesatrian yang terletak diseberang utara
sungai. Olah karena itu masyarakat Demak menyebutnya dg nama Pangeran
Sabrang Lor.

Ki gede Pemanahan sengaja melibatkan putranya yg masih muda dengan harapan
agar dalam waktu singkat mempunyai peranan penting dan memperoleh kedudukan
yang terhormat di kerajaan Demak. Dalam musyawarah yg dipimpin oleh ki gede
pemanahan tercapailah kata sepakat bahwa :

“ peperangan harus dikobarkan sebelum arya penangsang habis masa tapa
bratanya. Dalam peperangan nanti pasukan Demak harus melaksanakan baris
pendem atau bersembunyi dibalik tangkis barat sungai serang. Hanya sebagian
kecil saja yg akan menampakkan diri. Pasukan yg menampakan diri akan
dipimpin oleh Sutowijaya dg menunggang kuda betina diiringi pasukan andalan
kerajaan serta membawa pusaka andalan berupa sebatang tombak bernama Kiyai
Plered “.

Demikianlah pada hari yg telah ditetapkan , beribu-ribu prajurit demak
mengadakan baris pendhem, dg demikian mereka tidak terlihat oleh prajurit
jipang yg berada di seberang timur sungai. Sedangkan Sutowijaya dg
sebagaian kecil pasukan mondar-mandir diatas tangkis / tanggul sehingga
dapat terlihat pasukan jipang. Dengan suara lantang , mereka mengeluarkan
tantangan terhadap arya penangsang dan bala tentaranya . mereka menyeru
kalau memang berani supaya arya penangsang dan seluruh bala tentaranya
menyeberang kesebelah barat sungai. Sebaliknya kalau arya penangsang merasa
takut menyeberang maka tentara demak akan menyeberang untuk menghancurkan
arya penangsang dan kadipatennya.

Setelah melihat kedatangan dan mendengar tamtangan lantang prajurit demak,
kepala pasukan perbatsan kadipaten jipang segera melaporkan kapada arya
penangsang. Demi mendengar laporan itu aryya penangsang yg memang berdarah
panas segera naik pitam. Ia tidak mampu lagi mengendalikan amarahnya. Ia
lupa akan nasihat gurunya . arya penangsang segera mengenakan pakaian
perang dan memerintahkan beribu-ribu prajurit untuk menyambut kedatangan
prajurit demak. Ia memacu kudanya kedaerah perbatasan diikiti pasukannya.

PERTEMPURAN DEMAK DAN JIPANG

Sesampainya di tepian timur sungai serang, arya penangsang berhenti sejenak
untuk mengamati situasi sambil menanti kedatangan seluruh pasukaanya.
Sementara itu dg suara lantang Sutawijaya menantang Arya penangsang untuk
melakukan pertempuran habis-habisan. Sutawijaya dan pasukannya meneriakkan
ejekan bahwa Arya penangsang pengecut, penakut, banci, takut darah, tidak
berani menyeberang sungai , tidak berani menghadapi prajurit demak yg
jumlhnya kecil, takut melawan sutowijaya yg masih anak-anak.dan ejekan
pedas lainnya untuk memancing kemarahan arya penangsang.

Mendengar sesumbar dan ejekan sutawijaya dan pasukannya yg memanaskan
telinga , arya penangsang makin tidak dapat menahan amarahnya. Ia sama
sekali tidak ingat akan nasihat gurunya tanpa memperhitungkan kemungkinan
bahaya yg menimpa dirinya dan prajuritnya. Ia segera memberi komando
prajuritnya untuk segera menceburkan diri ke sungai dan menyeberang ke
tepian barat. Bersamaan dg itu arya penangsang dg kuda gagak rimangnya
memimpin penyeberangan.

Pada saat itu pula Ki Gede Pemanahan memberi komando ribuan prajuritnya
untuk keluar dari persembunyinanya menghadang prajurit jipang yang akan
naik ketepian barat sungai. Arya penangsang dan pasukannya terkejut dg
munculnya ribuan pasukan Demak. Namun atas komando arya penangsang mereka
tetap meneruskan niatnya naik ketepian sungai. Pembunuhan masal pun tak
dapat dielakkan lagi. Beribu-ribu pasukan demak menyambut pasukan jipang yg
akan naik dengan hunjaman tombak . tak ayal lagi hampir seluruh pasukan
jipang tewas dan langsung tenggealam . air sungai serang berubah merah
banjir darah.

Karena ketangkasannya, kuda arya penangsang berhasil meloncat ketepian
sungai dan segera memburu Sutowijaya. Namun kali ini gagak rimang tidak
segarang biasanya. Karna melihat kuda betina yang ditunggangi sutawijaya ,
gagak rimang tidak lagi gesit dan tangkas. Bahkan menjadi sulit
dikendalikan. Hal itu menyulitkan arya penangsang menghadapi sutowijaya.
Perhatiannya tidak lagi terpusat sepenuhnya terhadap olah krida musuhnya.

Dalam keadaan kritis itu, Sutawijaya berhasil menghujamkan tombak kiyai
plered ke perut arya penangsang. Tubuhnya jatuh tersungkur dari kudanya.
Ususnya keluar dg luka yg sangat parah. Tetapi arya penangsang masih bisa
bangkit dan melilitkan ususnya yang terburai pada sarung kerisnya. Ia
langsung memburu dan menarik kaki sutowijayayang berada diatas pelana
kudanya. Tak ayal sutowijaya jatuh tersungkur. Arya penangsang menyergap
lawannya itu dan mendekapnya erat-erat. Ia segera menghunus kerisnya untuk
menghabisi sutawijaya.

Pad saat menghunus keris itulah usus arya penangsang putus menjadi
berpotong-potong. Tapi sutawijaya berhasil menepis keris arya penangsang
sehingga jatuh . dengan luka parahnya yg banyak mengeluarkan darah, serta
terputusnya ususnya menjadi beberapa potong, akhirnya arya penangsang jatuh
terkapar dan gugur seketika. Prajurit Demak menyambut kemenangan dg gegap
gembita.

Dengan tewasnya arya penangsang , berakhirlah tragedi perang saudara itu.
Sultan Hadiwijaya memerintahkan untuk menguburkan seluruh prajuritnya yang
tewas dan merawat mereka yg terluka. Beliau juga membentuk pasukan kecil yg
ditugaskan mengantarkan jenasah Arya penangsang ke jipang.
Keadaan tepi sungai yang hiruk pikuk berubah menjadi sunyi senyap. Alam
bagaikan berduka cita atas gugurnya arya penangsang,. Selama beberapa hari
Demak dan Jipang dilanda situasi berkabung. Mereka berduka atas hilangnya
nyawa demi membela segelintir penguasa yang haus kekuasaan.

Kirim email ke