*Propagnda  = pembujukan, penipuan, penerangan, puji-pujian? hehehe*

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181207081035-20-351783/propaganda-nkri-di-bumi-cenderawasih
?
'Propaganda' NKRI di Bumi Cenderawasih

CNN Indonesia | Jumat, 07/12/2018 09:06 WIB

Bagikan :

Sejumlah media dibuat agar opini Indonesia dan Papua damai terbentuk dengan
baik di mata Internasional. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok
separatis terhadap aparat keamanan dan pekerja BUMN di wilayah *Nduga Papua
<https://www.cnnindonesia.com/tag/papua>* menjadi perbincangan serius di
tingkat nasional.

Teror yang terjadi di tengah pembangunan *Trans Papua
<https://www.cnnindonesia.com/search/?query=Trans+Papua>* andalan
Presiden *Joko
Widodo <https://www.cnnindonesia.com/tag/jokowi>* itu bertepatan saat
*Organisasi
Papua Merdeka <https://www.cnnindonesia.com/tag/opm>* (OPM) baru merayakan
ulang tahunnya pada 1 Desember lalu.

Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama Tentara Pembebasan Nasional
Papua Barat (TPNPB), *Egianus Kogoya
<https://www.cnnindonesia.com/search/?query=Egianus+Kogoya>* menyatakan
bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja proyek jembatan Kali Yigi,
Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua itu.


Alih-alih meredam isu, pemerintah untuk kali ini bersikap reaktif. *Instruksi
Jokowi
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181205131828-20-351288/instruksi-jokowi-tangkap-pelaku-trans-papua-harus-selesai>*
tegas: tangkap pelaku tindakan biadab, Trans Papua harus diselesaikan.

Ini bukan kali pertama kelompok Egianus Kogoya diduga melancarkan aksi di
Papua. Sepanjang 2018, aparat mencatat kelompok Egianus telah melakukan
penembakan di Bandara Kenyam, Nduga pada 25 Juni, serta penyekapan dan
kekerasan seksual terhadap belasan guru dan paramedis di Distrik Mapenduma,
Nduga pada 3-17 Oktober.

Presiden Joko Widodo usai memberikan grasi tahanan politik Papua. (ANTARA
FOTO/Hafidz Mubarak A.)
Itu baru kelompok Egianus, belum termasuk kelompok dari gerakan-gerakan
pembebasan Papua yang tersebar di sejumlah distrik lainnya.


Pemerintah pusat selama ini berusaha meredam isu tentang usaha kelompok
separatisme dan sejumlah dukungan beberapa negara asing yang menyebut
pemerintah Indonesia telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) di pulau
paling timur nusantara itu.

Sejumlah pihak membuat media atau situs propaganda yang bertugas sebagai
'penangkis' agar usaha tersebut tidak meluas.
Lihat juga:

TPNPB Tak Restui Rezim Jokowi Bangun Infrastruktur di Papua
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181206131105-20-351590/tpnpb-tak-restui-rezim-jokowi-bangun-infrastruktur-di-papua/>


Di antara banyaknya situs propoganda tersebut, ada enam media yang dikemas
dalam bahasa Inggris dan memuat berbagai artikel yang memastikan bahwa
tidak ada pelanggaran HAM di Papua, prestasi-prestasi yang dilakukan warga
Papua untuk Indonesia, dan optimalnya tugas aparat keamanan dan pemerintah
dalam memakmurkan Papua.

Enam media tersebut dikelola oleh Tenaga ahli Komisi I DPR RI *Arya
Sandhiyudha <https://www.cnnindonesia.com/search/?query=Arya+Sandhiyudha>*.
Arya yang bergelar doktor di bidang Hubungan Internasional itu mengaku
sengaja membuat situs tersebut agar opini Indonesia dan Papua damai
terbentuk dengan baik di mata Internasional.

Pembuatan situs ini juga sekaligus menangkis segala bentuk opini propaganda
yang dibuat oleh OPM dan kelompok-kelompok separatis lainnya di Papua.

"Itulah kenapa dibuat dalam bahasa Inggris. Biar opini dari OPM kita
tangkis. Orang asing juga mencari West Papua yang muncul ya berita-berita
yang baik soal Papua," kata Arya kepada *CNNIndonesia.com*, Kamis (6/12).

*Terinspirasi Indonesia Menggugat*

Arya mengaku membuat situs-situs tersebut sebagai bentuk pembelaan
terhadap *Negara
Kesatuan Republik Indonesia
<https://www.cnnindonesia.com/search/?query=Negara%20Kesatuan%20Republik%20Indonesia>*
(NKRI) dari penggiringan opini lain yang sedang dibangun di Papua. Lewat
situs tersebut, ia ingin membuat gambaran pendekatan pemerintah terhadap
Papua sudah berubah dari yang bersifat militeristik menjadi lebih humanis.

Arya menampik dimodali donatur besar di balik pembuatan situs-situs yang
dia asuh. Ia mengkalim segala bentuk operasional dan biaya penulis berasal
dari kantongnya sendiri.

"Itu semua biaya sendiri. Saya ini dosen dan punya beberapa sampingan lain.
Cukup kalau cuma kelola enam situs," kata Arya yang juga politikus Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Lihat juga:Pemimpin OPM Imbau Pendukung Tenang Usai Penembakan Nduga
<https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181206151317-106-351632/pemimpin-opm-imbau-pendukung-tenang-usai-penembakan-nduga/>
Arya mengungkapkan tidak ada pihak yang memintanya untuk membuat situs
tersebut, baik dari Komisi I ataupun PKS. Ia menegaskan sudah memiliki
perhatian khusus dengan isu separatisme Papua sejak mengambil studi
magister Pertahanan di Singapura. Isu tersebut, klaim Arya, terus digeluti
saat mengambil program doktoral di Turki.

Ia memandang separatisme di Papua sudah berkembang dari gerakan militer
menjadi organisasi bersayap politik. Dengan begitu, mereka akan terus
memainkan opini yang menyudutkan Indonesia karena secara fakta pembangunan
di Papua justru semakin membaik.

"Inisiatif saya untuk terus melawan opini mereka," ungkap Arya.

Arya, yang pernah menjadi dosen di Universitas Budi Luhur, tak membutuhkan
dana besar karena para penulis yang dia libatkan adalah
mahasiswa-mahasiswanya sendiri.

Layaknya situs opini, Arya menegaskan tak perlu mendaftarkan enam situs
mililknya ke Dewan Pers yakni *freewestpapua.co <https://freewestpapua.co/>*,
*freewestpapua.co.nz <https://freewestpapua.co.nz/>*, *westpapuaupdate.com
<https://westpapuaupdate.com/>*, *onwestpapua.com
<https://onwestpapua.com/>*, *westpapuaterrace.com
<https://westpapuaterrace.com/cgi-sys/suspendedpage.cgi>*, dan
*westpapuaarchive.com
<https://westpapuaarchive.com/>*.

Upacara Pengantaran Jenazah Sertu Anumerta Handoko Yonif 755 Papua. ( Spri
Wakapolri AKP M Fadli)


Kode etik jurnalistik ataupun upaya *cover both side* terhadap segala
artikel yang ditulis di dalam situs-situsnya jadi urusan belakangan. Arya
berkukuh pada pandangan kebangsaannya karena terinspirasi cara Presiden
pertama Sukarno saat menulis *Indonesia Menggugat*.

"Bung Karno nulis Indonesia Menggugat tidak perhatikan *cover both side*
dan etika jurnalistik. Ini masalah keberpihakan. Saya bela NKRI," kata Arya.

Arya beranggapan di era reformasi dan keterbukaan saat ini, situs-situs
opini tidak perlu izin dan punya keleluasaan. Tanpa harus ada
pertanggungjawaban seperti lazimnya situs berita arus utama.

Lihat juga:Evakuasi Korban di Nduga, Aparat Kontak Senjata dengan KKB
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181206111351-20-351558/evakuasi-korban-di-nduga-aparat-kontak-senjata-dengan-kkb/>


Sebaliknya, Arya menilai pihak-pihak yang patut dicurigai adalah
situs-situs pemberitaan yang mengecap situs propaganda pro NKRI --seperti
yang ia kelola-- tak sesuai kaidah jurnalistik. Ia menduga upayanya untuk
membendung opini OPM membuat banyak pihak marah.

Padahal, lanjut Arya, situs-situs tersebut sudah tak lagi berjalan sejak
satu setengah tahun lalu. Dana yang seharusnya digunakan untuk operasional
situs tersebut ia gunakan untuk biaya pencalonannya sebagai calon
anggota legislatif (caleg) di Bali. Ia juga mengaku sudah meninggal profesi
dosen karena ingin fokus menjadi caleg PKS.

"Situs tersebut sudah tak lagi berjalan selama satu setengah tahun, tapi
baru diungkit sekarang. Ini terlihat ada kelompok anti-KNRI yang marah
dengan kelompok pro-NKRI," ungkap Arya.

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu
(5/12) (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra)


Untuk itu, Arya meminta agar publik berhati-hati mengonsumsi berita-berita
yang secara halus mengarahkan pada pandangan-pandangan yang membela
separatis di Papua baik secara konteks, maupun kontributor atau jurnalis di
dalamnya.

"Mereka (OPM) bisa menjelma jadi kontributor atau jurnalis di media di
Indonesia," kata Arya.

Lihat juga:Egianus Kogoya Masih Bertahan Gerilya di Nduga
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181205191606-20-351444/egianus-kogoya-masih-bertahan-gerilya-di-nduga/>

Berdasarkan pengamatan *CNNIndonesia.com*, setidaknya ada 10 situs selain
milik Arya yang juga mempropagandakan kepentingan NKRI di *Bumi
Cenderawasih
<https://www.cnnindonesia.com/search/?query=Bumi%20Cenderawasih>*.
Situs *papuanews.id
<https://papuanews.id/>*, misalnya, menjadi situs yang paling aktif
memperbarui kontennya sampai awal Desember 2018.

Propaganda itu dibuat untuk meredam gerakan separatis, sekaligus
mengamankan misi pemerintah pusat membangun infrastruktur di Papua.

TPNPB selaku sayap militer OPM tegas tak merestui upaya rezim Jokowi
menggenjot proyek infrastruktur di tanah Papua. Mereka menganggap segala
bentuk kehadiran pemerintah Indonesia di Papua sebagai penjajahan.

"Kami tidak mau Indonesia ada di tanah kami. Indonesia harus keluar dari
tanah kami. Kelompok TNI Polisi adalah penjajah, termasuk orang-orang
Indonesia yang tinggal di Papua," ujar juru bicara TPNPB Sebby Sambom
kepada *CNNIndonesia.com*. *(dal/gil)*

Kirim email ke