*Jakarta adalah ibukota kekuasaan rezim neo-Mojopahit, lantas apakah
Jakarta memberikan contoh kehidupan memada kepada lain-lain daerah ataukah
disalurkan intoreansi, seperti dikirim misi-misi intoleran ke Sulawesi
Tengah dan Maluku pada akhir abad lalu? *

*Satu-satunya jalan terbaik untuk tidak berkembang intoleransi maka, perlu
pulau Jawa dinomorsatukan menjadi negara merdeka berdaulat penuh sesuai
hukum dan kovensi internasional, jadi demi untuk keselamatan, kesejahteraan
dan kebahagiaannya seperti kehidupan taman Firdaus.*


http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/5113/mendagri_sedih_jakarta_jadi_kota_intoleran


Mendagri Sedih Jakarta Jadi Kota Intoleran

Jumat , 07 Desember 2018 | 19:25

[image: Mendagri Sedih Jakarta Jadi Kota Intoleran] Sumber Foto satryo
yudhantoko
Mendagri Tjahjo Kumolo


JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengaku sedih
melihat hasil survei Setara Institut yang menyebut Jakarta menjadi kota
rawan intoleransi. Apalagi melihat salah satu tolok ukur terjadinya
intoleransi adalah maraknya penggunaan politik identitas agama. Sehingga
hal tersebut rentan terjadi perpecahan.

"Jangan sampai event lima tahunan menimbulkan pecah belah," katanya saat
ditemui seusai menghadiri acara Penghargaan Kota Toleran di Hotel Ashley,
Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

Ia mengaku tidak mempermasalahkan maraknya masyarakat daerah yang datang
dan atau menetap di Jakarta. Hanya saja belakangan, ia menyayangkan dengan
aksi 212 tahun 2016 lalu yang menggunakan simbol agama ke dalam politik
sehingga terjadi perpecahan.

"Jakarta itu kan kota majemuk. Semuanya ada. Seluruh warga negara punya hak
untuk tinggal dan datang di Jakarta. Hanya saja, jangan karena beda
pendapat (pilih) gubernur jadi seperti ini (pecah belah)," tuturnya.

Lebih lanjut lagi, Tjahjo akan sedih jika kedepannya pengaruh politik
identitas kembali terjadi. Justru menurutnya, toleransi bisa kembali
dibangun dari cara berpolitik yang berprestasi.

"Bayangkan tetangga bisa nggak kompak. kan sedih sekali. Marilah kita
semakin dewasa. Jangan sampai pendekatan memecah belah (dipakai). Kuncinya
prestasinya," dia menambahkan.

Sebelumnya diberitakan, Setara Institute merilis hasil survei Indeks Kota
Toleran (IKT) Tahun 2018. Hasilnya, 10 kota menjadi kota tertoleran dari 94
kota yang dinilai. Jakarta sebagai Ibu Kota menempati urutan 92. Hal ini
diartikan Setara Institute sebagai wilayah rawan Intoleransi. (*ryo*)

POPULER

Prabowo Terinspirasi Sejarah dan Filsafat China
<http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/5113/hukumdanpolitik/read/5117/%22>

Kejaksaan Terima 2 SPDP Kasus Habib Bahar
<http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/5113/hukumdanpolitik/read/5121/%22>

E-KTP Tercecer di Duren Sawit Capai 2.158 Keping
<http://www.sinarharapan.co/hukumdanpolitik/read/5113/hukumdanpolitik/read/5124/%22>

Kirim email ke