Itulah. Bapaknya sendiri sampek kebingungan dan 
protes dalam pidatonya, "kenapa setiap hal dihubungkan 
dengan politik?!" Lalu keluar kata ajaibnya, "Sontoloyo!"
Tentu saja Bu Ketum berang dan menjawab di depan 
emak-emak: "Jangan tabu bicara politik, karena bicara cabe, 
beras, sekolah anak, itu sudah bicara politik!"

https://groups.yahoo.com/neo/groups/GELORA45/conversations/messages/236035
Beginilah jadinya negara diurus orang yang buta politikdan cuma punya pandangan 
soal... entah apa.

   --- SADAR@... wrote:
Tanpa disadari, saat bicara soal POLITIK, Gibran telah menyangkal apa yang 
telah dikatakan sendiri! "Berpolitiklah ketika anda sudah mapan secara mental 
dan ekonomi," kata Gibran. Namun dalam pembicaraan berikut, "Jadi untuk 
anak-anak muda, tidak boleh ada yang apatis. Harus punya pandangan politik, 
tapi tidak boleh berpolitik," katanya. 
Bagaimana orang tidak punya pandangan politik dan tidak boleh berpolitik hanya 
karena kehidupan masih miskin dan belum mapan secara mental dan ekonomi??? 
Masalahnya orang BELUM SADAR benar bahwa NASIB mereka ditangan mereka sendiri, 
dan belum menyadari bagaimana bisa memperjuangkan perbaikan nasib dirinya lebih 
baik, ...
 
 
 
 -------- 轉寄郵件 -------- 
從: Awind  
 
 
http://mediaindonesia.com/read/detail/202943-beginilah-kala-anak-jokowi-bicara-politik
 
     
Beginilah Kala Anak Jokowi Bicara Politik 
   Penulis: Rudy Polycarpus Pada: Sabtu, 08 Des 2018, 18:24 WIB Politik dan 
Hukum       
    
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A./
 
   
PUTRA sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa 
berpolitik idealnya dilakukan bila seseorang telah mapan secara mental dan 
ekonomi.
   
"Berpolitiklah ketika anda sudah mapan secara mental dan ekonomi," kata Gibran, 
dalam acara bincang santai keluarga Presiden Jokowi dengan media, di Restoran 
Grand Garden Kompleks Kebun Raya Bogor, hari ini.
   
Ia menegaskan, anak-anak muda tidak boleh apatis terhadap apa pun termasuk 
politik.
   
Menurut pengusaha katering itu saat ditanya tentang ketertarikannya pada dunia 
politik, anak muda memang harus punya pandangan politik.
   
"Jadi untuk anak-anak muda, tidak boleh ada yang apatis. Harus punya pandangan 
politik, tapi tidak boleh berpolitik," katanya.
   
Dia sendiri untuk saat ini mengaku lebih tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya 
sebagai pengusaha bukan politikus.
   
"Untuk saat ini 'kan memang saya mengikuti terus jejaknya Bapak sebagai 
pengusaha. Sekarang kan Bapak sudah jadi politikus, saya lihat itu sebagai hal 
yang sangat dinamis ya," katanya lagi.
   
Ia sendiri sudah terjun di dunia usaha sejak 2018 sebagai pelaku UMKM atau 
wirausaha yang biasanya dituntut untuk menekuni program CSR.
   
Program tersebut, kata dia, dikembangkan untuk dapat menyentuh masyarakat bawah.
   
"Tapi, kalau dipikir-pikir sebesar apa pun dana CSR itu, ratusan juta, miliaran 
rupiah, itu tidak akan menyentuh banyak orang. Jadi kalau ingin menyentuh 
banyak orang ya harus terjun ke dunia politik. Itu saja. Kebijakan yang 
prorakyat, sehingga bisa menyentuh banyak orang," katanya pula.
   
Gibran menekankan, sebagai?pengusaha jika ingin sukses maka harus ada 
pengabdian yang dikembalikan kepada masyarakat.?
   
"Jadi harus ada yang namanya pengabdian ke negara dan itu menurut saya sodaqoh. 
Menurut saya, pengusaha bisa jadi politikus, tapi politikus belum tentu bisa 
jadi pengusaha," kata dia.
   
Soal politik juga menurut suami Selvi Ananda itu, kariernya harus dimulai dari 
bawah misal dari?bupati, wali kota, gubernur, hingga presiden.
   
"Namanya transisi dari pengusaha ke politikus 'kan ada masa transisinya. 
Makanya harus mulai dari yang paling bawah dulu," kata Gibran pula. (Ant/OL-4)
      
  

Kirim email ke