mengalirkan air dari selatan ke utara, -- lama di-idam2 kan direncanakan, Mao Tze Tung menamakan projek "utara memimjam air dari selatan", suatu projek yg maha besar ,rumit dan baru2 terwujudkan.
On 16-Dec-2018 7:27 AM, "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]" < GELORA45@yahoogroups.com> wrote: > > > Untuk mengatasi BANJIR, rakyat Tiongkok banyak usaha dilakukan untuk > membangun waduk-waduk diribuan tempat, bahkan kemarin ini saya membaca > tulisan RRT telah membangun kanal ribuan Km, untuk memindahkan air dari > selatan keutara, disebelah barat Tiongkok, tengah dan timur, ... mungkin > karena air sungai Yang Tse dengan anak-anak sungai nya lebih memadai untuk > digunakan kebutuhan hidup manusia dan pertanian ketimbang ari sungai > Huang/Kuning yg keruh disebelah utara Tiongkok itu, jadi daerah utara > relatif lebih kering dan lebih banyak membutuhkan air bersih. > > Begitulah kemarin ini, kanal sepanjang ribuan Km ditengah, dari propinsi > Ho Nan sampai propinsi Ho Bei, kota Beijing selesai dibangun. Dengan > demikian lebih warga 40 kota penting dan pertanian pedesaan yg dilewati > kanal tsb. sepanjang tahun mendapatkan air dari SELATAN! Tidak lagi ada > masalah dan ancaman kekurangan air, ...! Proyek pembangunan yang sungguh > luar biasa dan memecahkan persoalan AIR, masalah kehidupan nyata yang > dihadapi rakyat Tiongkok, ...! > > > [image: åŒ—æ–¹äººå– å —æ–¹æ°´çš„åœ–ç‰‡æ œå°‹çµ æžœ] [image: 相關圖片] > > Garis-putus MERAH (barat, tengah dan timur) itulah jalur kanal yg dibangun > 10 tahun terakhir ini, memindahkan air dari selatan keutara. > > > -------- 轉寄郵件 -------- > 主旨: [GELORA45] Sulitnya Masyarakat Cina Menjinakkan Banjir Sungai Kuning > 日期: Sat, 15 Dec 2018 16:15:11 +0100 > 從: Awind j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> > <GELORA45@yahoogroups.com> > > > > > > > > > > https://tirto.id/sulitnya-masyarakat-cina-menjinakkan- > banjir-sungai-kuning-dbRb > Sulitnya Masyarakat Cina Menjinakkan > Banjir Sungai Kuning > [image: Tembok kota Lanzhou di tepi sungai Kuning, Gansu, Cina; 1875. > FOTO/Wikicommon] > <https://tirto.id/sulitnya-masyarakat-cina-menjinakkan-banjir-sungai-kuning-dbRb> > Tembok kota Lanzhou di tepi sungai Kuning, Gansu, Cina; 1875. > FOTO/Wikicommon > Oleh: Tony Firman - 15 Desember 2018 > > *Sejak abad ke-2 SM, Sungai Kuning di Republik Rakyat Cina diperkirakan > telah meluap sebanyak 1.500 kali.* > > tirto.id - Hujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah di Indonesia > di pengujung tahun 2018 menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam > area sekitarnya. > > Dihimpun dari *Antara* > <https://www.antaranews.com/berita/777257/basarnas-pekanbaru-evakuasi-450-santri-korban-banjir>, > Sungai Kampar di Pekanbaru Riau yang meluap akibat hujan deras telah > merendam sebuah pondok pesantren dengan ketinggian 70-90 sentimeter yang > membuat ratusan santri harus dievakuasi. Air luapan sungai turut merendam > sejumlah perumahan. Beberapa warga dilaporkan hilang terseret arus banjir > dan masih dilakukan pencarian, pada Selasa (11/12). > > Di Subulussalam, Banda Aceh, pada Rabu (5/12) sungai > <https://aceh.antaranews.com/berita/50991/banjir-di-subulussalam-akibat-sungai-meluap> > yang melintasi sembilan desa di sana airnya meluap dan merendam pemukiman > penduduk yang dihuni ratusan keluarga. Beruntung tak ada korban jiwa dan > penduduk tak perlu mengungsi. > > Pada Kamis (6/12), Sungai Leles di Sukabumi, Jawa Barat dilaporkan meluap > akibat hujan lebat. Belasan > <https://www.antaranews.com/berita/775410/banjir-rendam-belasan-rumah-di-sukabumi> > rumah di Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole terendam air luapan sungai > setinggi 20-30 sentimeter. > > Tingginya curah hujan di sejumlah daerah di Indonesia sejalan dengan rilis > Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan bahwa > saat ini 62 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dan > beberapa daerah menghadapi curah hujan tinggi. > > "Beberapa wilayah mendapatkan curah hujan tinggi namun ada juga yang curah > hujan rendah," kata Deputi Bidang Klimatologi Herizal dalam keterangan > <https://www.antaranews.com/berita/777861/62-persen-wilayah-indonesia-sudah-masuki-musim-hujan> > tertulisnya, Jumat (14/12). > > Baca juga: Banjir di Malang, Problem Sosial Sejak Era Kolonial > <https://tirto.id/banjir-di-malang-problem-sosial-sejak-era-kolonial-dbF8> > > Wilayah yang mengadapi curah hujan tinggi (lebih dari 150 mm/dasarian) > meliputi Sumatera Barat, Riau bagian Tengah, Jambi bagian barat, Muko-muko, > Pekanbaru, Kampar, Kerinci, Belitung, Cilacap, Semarang, Kapuas Hulu, > Samarinda, Flores, Sorong, Nabire dan Mimika. > Bencana Sungai Kuning Di belahan bumi lain, hujan lebat hingga > menyebabkan air sungai meluap lalu merendam area sekitarnya tak jarang > menjadi bencana yang sangat mematikan. Ribuan hektare area sekitar terendam > banjir dan ratusan ribu hingga jutaan orang tewas. > > Sungai besar bernama Huang He atau umum dikenal dengan sebutan Sungai > Kuning yang terletak di Republik Rakyat Cina punya peran penting bagi > masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Mulai dari pemanfaatan pembangkit > listrik hingga pasokan air irigasi. > > Di sepanjang <https://gbtimes.com/yellow-river-mother-china> tepian > sungai, selain melintasi pegunungan, hutan hingga gurun, banyak pula > ditemukan jejak-jejak kota kuno dan peninggalan peradaban lainnya. > Peninggalan ini menjadi saksi hidup dan matinya peradaban berbagai dinasti > di lembah Sungai Kuning sejak ribuan tahun lalu. > > Berhulu dari Pegunungan Bayan Har di Provinsi Qinghai, Sungai Kuning > mengular sepanjang 5.464 km melintasi tujuh provinsi dan dua daerah otonom > dan bermuara di Laut Bohai. Hal ini menjadikannya sungai terpanjang kedua > di Asia setelah sungai Yangtze yang juga terletak di Cina. > > Nama Sungai Kuning (Huang He) berasal dari lumpur yang dialirkannya. > > Namun di balik itu, Sungai Kuning juga menyimpan jejak bencana dahsyat. > Sungai Kuning kadang disebut "Sungai Kesedihan". Setidaknya ada tiga kali > banjir besar di Sungai Kuning yang diketahui dalam sejarah modern; tahun > 1887, 1931 dan 1938. > > Dari tiga peristiwa itu, luapan banjir Sungai Kuning yang paling merusak > muncul pada Agustus 1931. *Encyclopaedia Britannica* mencatat > <https://www.britannica.com/event/Huang-He-floods> lebih dari 21.000 > kilometer persegi area di sekitar aliran sungai terendam air. > > Akibatnya, lebih dari 80 juta penduduk kehilangan tempat tinggal. Korban > tewas baik yang diterjang banjir maupun terdampak penyakit dan kelaparan > berkisar antara 850 ribu sampai empat juta jiwa. Banyaknya korban tewas > menjadikan bencana tersebut salah satu yang paling mematikan dalam sejarah > Cina. > > Baca juga: Banjir dan Tanah Longsor: Bagaimana Bisa Terjadi? > <https://tirto.id/banjir-dan-tanah-longsor-bagaimana-bisa-terjadi-c9nF> > > Banjir Sungai Kuning 1887 juga tidak bisa diremehkan. *Encyclopedia of > Disaster Relief* (2011) yang disunting oleh K. Bradley Penuel dan Matt > Statler mencatatnya secara detail. Pada akhir September 1887, setelah hujan > deras mengguyur dekat Zhengzhou di Provinsi Henan, air di Sungai Kuning > meluap dan menerjang 11 kota besar dan ratusan desa. > > Saking banyaknya sedimen tanah yang dibawa, daerah sapuan luapan Sungai > Kuning terlihat seperti hamparan gurun dadakan. Total korban jiwa baik > karena terjangan banjir maupun dampak setelahnya diperkirakan sekitar satu > sampai dua juta jiwa. > > Tidak semua bencana banjir luapan Sungai Kuning diakibatkan oleh curah > hujan tinggi atau siklus alam lainnya. Saat Perang Cina–Jepang (1937–1938), > pasukan nasionalis Cina pimpinan Chiang Kai-shek mengambil keputusan untuk > menghancurkan tanggul Sungai Kuning di dekat Kota Kaifeng, Provinsi Henan.. > Hal itu dilakukan demi menghalau laju pasukan Jepang. Namun, keputusan > tersebut harus dibayar mahal dengan tewasnya 500.000 hingga 900.000 > penduduk. > Upaya Penanggulangan Banjir Sungai Kuning sudah lama terjadi dan terus > berulang. Diperkirakan telah terjadi sekitar 1.500 kali banjir dari luapan > Sungai Kuning sejak abad ke-2 SM. > > Sepanjang sejarahnya, Daerah Aliran Sungai (DAS) turut mengalami perubahan > ketika penumpukan sedimen tanah yang memaksa air membuka jalan baru di > sekitarnya. Posisi DAS terdahulu dapat diidentifikasi melalui catatan > sejarah dan dari bukti geomorfologi dan sedimentologi. > > Baca juga: Membongkar Misteri Makam Jenghis Khan > <https://tirto.id/membongkar-misteri-makam-jenghis-khan-cjY9> > > Di era Republik Rakyat Cina, sejak 1947 pemerintah mencanangkan program > penanggulangan banjir Sungai Kuning serta mencegah aliran sungai berubah > arah. Pengendalian banjir diwujudkan dengan pembangunan bendungan penahan > banjir dan cekungan retensi di luar DAS serta pendirian tanggul buatan yang > melapisinya. > > Masalahnya, sedimentasi tanah di aliran Sungai Kuning tetap terjadi dan > menyebabkan pendangkalan sungai. Sedimentasi tanah menaikkan dasar sungai > sekitar 10 meter dan berdampak pada luapan air mencari aliran baru di > sekitarnya. > > Li Shu dan Brian Finlayson dalam laporan risetnya yang bertajuk "Flood > management on the lower Yellow River: hydrological and geomorphological > perspectives" (1993) menyatakan strategi pengendalian Sungai Kuning yang > dibikin pemerintah Cina mungkin tidak dapat berjalan sesuai harapan untuk > jangka panjang. Mereka merekomendasikan agar pemerintah mengambil > pendekatan baru untuk menghadapi bencana besar berdasarkan pemahaman atas > karakteristik Sungai Kuning yang agresif itu. Beberapa pilihan yang bisa > diambil adalah mengubah tanggul di beberapa titik dan mengevakuasi penduduk > di daerah yang punya risiko tinggi terdampak. > > > [image: Infografik Banjir sungai kuning] > > > > Di sisi lain, pembangunan tanggul oleh pemerintahan Cina era republik ini > sebenarnya sudah dilakukan oleh para leluhur mereka. Pada 2014, Washington > University in St. Louis mempublikasikan > <https://source.wustl.edu/2014/06/humans-have-been-changing-chinese-environment-for-3000-years/> > temuan arkeolog T.R. Kidder mengenai jejak pembangunan tanggul dan sistem > mitigasi banjir lainnya di sekitar DAS Sungai Kuning sejak sekitar 3.000 > tahun yang lalu. > > Peningkatan sedimentasi tanah adalah tanda bahwa peningkatan populasi > penduduk di sekitar DAS dan pembangunan tanggul justru menyebabkan erosi, > menyokong terbentuknya sedimentasi di aliran Sungai Kuning dan > ujungnya-ujungnya meningkatkan risiko banjir luapan air sungai. "Sungai > Kuning telah menjadi sungai yang direkayasa—sepenuhnya tidak alami—untuk > waktu yang cukup lama," kata Kidder. > > Baca juga: Legenda Sawerigading: Riwayat Gempa & Tsunami di Lembah Palu > <https://tirto.id/legenda-sawerigading-riwayat-gempa-tsunami-di-lembah-palu-c4DE> > > Meski luapan Sungai Kuning kini tak lagi mengorbankan ratusan ribu hingga > jutaan penduduk sekitar, namun tetap saja otoritas terkait ketar-ketir tiap > kali hujan lebat mengguyur area sungai. > > Diwartakan *Xinhua* > <http://www.xinhuanet.com/english/2018-07/23/c_137343493.htm>, pada Juli > 2018, hujan lebat mengakibatkan tinggi air Sungai Kuning meningkat pesat di > Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu di Cina barat laut. Markas Besar > Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Sungai Kuning langsung > memerintahkan otoritas lainnya untuk mengevakuasi warga sekitar dan > meningkatkan pemantauan di sepanjang sungai dan tanggul. Tim SAR turut > dimintai untuk terus memperbarui informasi situasi mengenai banjir. > > Baca juga artikel terkait BENCANA ALAM > <https://tirto.id/q/bencana-alam-dnh?utm_source=internal&utm_medium=lowkeyword> > atau tulisan menarik lainnya Tony Firman > <https://tirto.id/author/tonyfirman?utm_source=internal&utm_medium=topauthor> > (tirto.id - Sosial Budaya) > > > Penulis: Tony Firman > Editor: Windu Jusuf > Bencana besar luapan Sungai Kuning terjadi tahun 1887, 1931, dan 1938. > > > > > > > > > <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient> > 不含病毒。www.avg.com > <http://www.avg.com/email-signature?utm_medium=email&utm_source=link&utm_campaign=sig-email&utm_content=emailclient> > <#m_6529952669079879436_DAB4FAD8-2DD7-40BB-A1B8-4E2AA1F9FDF2> > >