“Saya hadir di Maumere untuk merajut tenun kebangsaan, karena negara ini sangat beragam dan memiliki potensi yang luar biasa. Kita tidak boleh membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Kita harus menjunjung kebhinekaan serta menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya.
Usai bertemu Uskup Maumere, Sandi mengaku, wajahnya teduh ketika memandang wajah Yang Mulia Bapak Uskup Maumere. Dirinya berharap, mudah-mudahan kehadiran dirinya diberkati. .... Bertemu Uskup Maumere, Sandiaga Merajut Semangat Kebangsaan Editor: Satmoko Budi Santoso Jurnalis: Ebed De Rosary - 25 Feb 2019 - 20:33 Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiga Uno (kiri) berdialog bersama Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu,Pr (tengah) dan wakil bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli. Foto: Ebed de Rosary MAUMERE – Usai bertemu dengan emak-emak di Rumah Aspirasi Partai Gerindra Sikka, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno bertamu ke Lepo Bispu, kediaman Uskup Maumere. Dalam kunjungan untuk merajut semangat kebangsaan ini, Sandi didampingi anggota DPR RI asal Partai Gerindra, Pius Lustrilanang. Pendamping Capres Prabowo Subianto ini bercerita mengenai kenangan saat belajar di SMA Katolik Pangudi Luhur Jakarta. Sandi menuturkan, ayahnya berasal dari Gorontalo dan ada keturunan dari Makassar. Ibunya asal Sunda dan lahir di Indramayu. Kakeknya adalah keturunan Demak. “Sementara saya lahir di Sumatera. Saya ini Indonesia Timur terwakili, Jawa juga ada, saya sendiri lahir di Riau. Saat SD saya sekolah di Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD), lanjut ke SMPN dan SMA Katolik Pangudi Luhur, Jakarta,” tutur Sandiaga Uno, Senin (25/2/2019). Sandi mangatakan, dirinya beruntung bisa menempuh pendidikan di SMA Katolik Pangudi Luhur Jakarta. Sekolah ini menerapkan sistem pendidikan penuh kedisiplinan, menjunjung tinggi keberagaman, persatuan serta mencintai toleransi. Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno (ujung kanan) bersama wakil bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli, Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr dan wakil bupati Nagekeo Marianus Waja serta pengurus partai Gerindra. Foto: Ebed de Rosary “Sekolah Pangudi Luhur itu paling susah karena ada pelajaran sterio, trigonometri. Saya tidak mengikuti pelajaran itu tetapi salah satu nilai tertinggi saya keimanan, “ tuturnya. Di sekolah ini Sandi mengaku, sangat menyukai pelajaran akuntansi. Dirinya masih mengingat jelas guru-gurunya yang kebanyakan berasal dari provinsi NTT. Pak Noning, gurunya, asal NTT mengajar akuntansi. “Saya hadir di Maumere untuk merajut tenun kebangsaan, karena negara ini sangat beragam dan memiliki potensi yang luar biasa. Kita tidak boleh membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Kita harus menjunjung kebhinekaan serta menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya. Usai bertemu Uskup Maumere, Sandi mengaku, wajahnya teduh ketika memandang wajah Yang Mulia Bapak Uskup Maumere. Dirinya berharap, mudah-mudahan kehadiran dirinya diberkati. Sementara itu, Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr mengatakan, kehadiran Sandi sangat menggembirakan. Dikatakannya, Lepo Bispu sebagai home atau rumah, bukan housesehingga siapa saja diterima apa pun agamanya. “Sebagai orang yang beragama Katolik kita harus menerima dan mengasihi siapa saja. Kalau hanya mengasihi orang yang seiman dengan kita, apa lebihnya kita. Kita harus mengasihi sesama kita, terlebih musuh kita,” kata Mgr. Edwaldus. Uskup Maumere juga berpesan agar Sandi terus merajut kebersamaan dan melihat perbedaan sebagai kekayaan bangsa Indoenesia. Jangan melihat perbedaan agama sebagai sesuatu yang memisahkan, tetapi harus membuat lebih kaya dalam berbangsa dan bernegara. Wakil bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, SH memberi apresiasi atas kesediaan Uskup Maumere menerima Sandiaga Uno di kediamannya. Apa yang dilakukan Yang Mulia Bapa Uskup Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr ini merupakan sebuah langkah yang perlu diapresiasi. “Bapa Uskup Maumere sangat luar biasa. Terlepas kalah menang dalam pertarungan Pilpres tapi hubungan emosional sudah dibangun. Komunikasi pribadi sudah dibangun,” tuturnya. Politisi Partai Gerindra ini menilai, Uskup Maumere sangat menghargai tamunya, meskipun saat ini Sandi maju sebagai calon wakil presiden. Kalah menang dalam Pilpres itu, lanjutnya, tergantung kepada rakyat tetapi membangun sebuah hubungan kemanusiaan, itu jauh lebih penting. “Menerima kehadiran Sandi dengan begitu baik dan akrab, akan merekatkan relasi sosial antara umat beragama. Supaya tidak ada sekat antara mayoritas dan minoritas,” pungkasnya.