https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190812142524-32-420552/penumpang-gelap-kambing-hitam-gerindra-demi-jatah-kursi?utm_source=notifikasi&utm_campaign=browser&utm_medium=deskt
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190812142524-32-420552/penumpang-gelap-kambing-hitam-gerindra-demi-jatah-kursi?utm_source=notifikasi&utm_campaign=browser&utm_medium=desktop>
ANALISIS Penumpang Gelap, Kambing Hitam Gerindra Demi Jatah Kursi

CNN Indonesia | Senin, 12/08/2019 17:10 WIB

Bagikan :

[image: Penumpang Gelap, Kambing Hitam Gerindra Demi Jatah Kursi]Ketua Umum
Partai Gerindra Prabowo Subainto (kiri) dan Presiden Jokowi (kanan), dalam
pertemuan perdana pasca-Pilpres 2019.. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)


Jakarta, CNN Indonesia -- *Partai Gerindra
<https://www.cnnindonesia.com/tag/partai-gerindra>* dinilai sedang
bersih-bersih demi memuluskan jalan meraih kursi di kabinet Jokowi-Ma'ruf
Amin. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyudutkan '*penumpang
gelap <https://www.cnnindonesia.com/tag/penumpang-gelap>*' di *Pilpres 2019
<https://www.cnnindonesia.com/tag/pilpres-2019>*.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkap ada
'penumpang gelap' dalam barisan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di
Pilpres 2019.
Lihat juga:

 Gerindra Ungkap Ada Penumpang Gelap Pengaruhi Prabowo
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190809182527-32-419947/gerindra-ungkap-ada-penumpang-gelap-pengaruhi-prabowo/>

Dasco menyebut 'penumpang gelap' memanfaatkan Prabowo untuk kepentingan
mereka. Misalnya seusai putusan MK dan penetapan kemenangan Jokowi-Ma'ruf,
kelompok itu menghasut Prabowo untuk mengorbankan kaum ibu dan ulama dalam
massa aksi.


Ia enggan merinci siapa 'penumpang gelap' yang dimaksud. Namun, Dasco
mengatakan kelompok ini sering membisiki Prabowo soal keputusan selama
pilpres.

Meski awalnya begitu percaya, kata dia, Prabowo sadar dengan status
'penumpang gelap' saat kelompok itu menyarankan mengorbankan ulama dan
emak-emak untuk memancing amarah rakyat.

Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut ada kelompok yang meminta
Prabowo mengorbankan kaum emak-emak dan ulama demi memicu amarah rakyat.
(CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)

"Soal penumpang gelap, bukan karena kita singkirkan. Prabowo jenderal
perang, dia bilang sama kita 'Kalau diadu terus, terus dikorbankan, saya
akan ambil tindakan'. Enggak terduga dia banting setir dan orang-orang itu
gigit jari," kata Dasco di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan
pernyataan Dasco itu tak terlepas dari manuver Gerindra merapat ke
pemerintahan Jokowi.

Gerindra, kata dia, sudah tidak lagi sejalan dengan kelompok tersebut.
Ujang menyebut agenda Gerindra saat ini adalah masuk barisan pemerintahan
periode kedua Jokowi.
Lihat juga:

 Muhammadiyah Angkat Suara soal 'Penumpang Gelap' Gerindra
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190811105248-20-420221/muhammadiyah-angkat-suara-soal-penumpang-gelap-gerindra/>

"Bisa saja selama ini di kubu Gerindra dan bersama-sama. Ketika berbalik
haluan dan sebagainya, hari ini sudah berbeda pandangan. Bisa jadi ini
strategi memuluskan langkah-langkah yang dilakukan Gerindra terkait
rekonsiliasi," ucap Ujang saat dihubungi *CNNIndonesia.com*, Senin (12/8).

Ujang berujar ada kemungkinan sebagian elite Gerindra memang tak cocok
dengan kelompok 'penumpang gelap' sejak pilpres. Namun, kelompok ini
memiliki basis massa yang cukup banyak untuk modal Prabowo bertarung di
pilpres.

Momen pascapilpres ini disebut Ujang merupakan momentum para elite Gerindra
untuk memisahkan diri dari 'penumpang gelap'. Apalagi angin rekonsiliasi
sedang berhembus.

Kerusuhan 22 Mei yang bertujuan menentang hasil rekapitulasi KPU memakan
banyak korban luka maupun meninggal. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

"Semua sedang cari kambing hitam, siapapun dicari celah untuk
dikambinghitamkan, termasuk 'penumpang gelap'," ucap dia.

Dihubungi terpisah, pengamat komunikasi politik Universitas Bunda Mulia
Silvanus Alvin menyampaikan pernyataan Dasco sebagai pembuka dari strategi
Gerindra memastikan kursi di pemerintahan Jokowi.

Di momen penentu ini, kata Alvin, Gerindra menyatakan diri pernah disusupi
penumpang gelap guna merayu PDIP dan Jokowi.
Lihat juga:

 Moeldoko: Ada Kelompok Tak Ingin Jokowi-Prabowo Rekonsiliasi
<https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190626155358-12-406634/moeldoko-ada-kelompok-tak-ingin-jokowi-prabowo-rekonsiliasi/>

"Tentunya penumpang gelap ini kubu yang bertolak belakang secara ideologis
dari PDIP. Jadi mereka ingin menjauhkan diri [dengan berkata] bahwa, 'Kita
sudah tidak berteman dengan penumpang gelap ini. Kita murni ingin bergabung
dengan PDIP,'" ucap Alvin saat dihubungi *CNNIndonesia.com*, Senin (12/8).

"Memang momennya adalah masa-masa pencarian, pembagian jatah kabinet.
Gerindra bagaimanapun juga merapat ke PDIP karena berusaha mengambil kue,
sedikit jatah dari kabinet pemerintahan mendatang," jelasnya.

Alvin menyebut Gerindra seolah-olah menyatakan dirinya sebagai korban
atau *playing
victim*. Mereka hendak membersihkan 'dosa-dosa' di Pilpres 2019 agar mulus
masuk kabinet.

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prabowo, saat bertemu di rumah Mega,
Jl Teuku Umar. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Dia juga mengatakan ini hanya strategi pembuka. Kelak Gerindra akan
memainkan isu bahwa selama ini memang seperjuangan dan seideologi dengan
PDIP.

"Nanti narasinya akan diungkit pada saat 2009 bahwa Mega dan Prabowo pernah
maju bersama, bahwa PDIP dan Gerindra punya sejarah koalisi," Alvin
menerangkan.

Kirim email ke