Kalau mengikuti pendapat petinggi rezim neo-Mojopahit, hutang NKRI belum
memberatkan karena hanya 30% dari BNP. Jadi monggo-monggo boleh hutang.
Tetapi bagaimna dengan trend hutang luarnegeri terus menjulang ke angkasa,
tentu jawab terhadap pertanyaan demikian ialah masih belum apa-apa, masih
30% dari BNP. Pinjam sekarang solusi melunasi adalah masalah belakangan.
Amin!


https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190815152224-532-421639/tren-naik-utang-luar-negeri-ri-tembus-rp5485-triliun?


Tren Naik, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp5.485 Triliun

CNN Indonesia | Kamis, 15/08/2019 15:29 WIB


Jakarta, CNN Indonesia -- Utang Luar Negeri (*ULN
<https://www.cnnindonesia.com/tag/utang-luar-negeri>*) RI tembus US$391,8
miliar atau Rp5.485 triliun (setara Rp14.000 per dolar AS) hingga Juni
2019. *Utang <https://www.cnnindonesia.com/tag/utang>* tersebut bertumbuh
10,1 persen. Pertumbuhan utang lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya,
yakni 8,1 persen.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), utang tersebut terdiri dari utang
pemerintah dan bank sentral sebesar US$195,5 miliar atau setara Rp2.737
triliun, serta utang swasta (termasuk BUMN) US$196,3 miliar atau setara
Rp2.748 triliun.

"Pertumbuhan utang dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan
penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sehingga, utang dalam
rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS," ujar Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dikutip dari laman BI,
Kamis (15/8).

Peningkatan utang juga didorong oleh ULN pemerintah. Utang pemerintah
tercatat naik 9,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 3,6
persen. Pertumbuhan ini diklaim sejalan dengan persepsi positif investor
asing terhadap kondisi ekonomi RI.
Lihat juga:

 Di Balik Uang 'Panas' Pinjaman Online Ilegal
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190814225244-78-421454/di-balik-uang-panas-pinjaman-online-ilegal/>

Onny menjelaskan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia
semakin meningkat, seiring dengan kenaikan peringkat utang RI oleh S&P pada
akhir Mei 2019. Hal ini mendorong pembelian neto Surat Berharga Negara
(SBN) domestik dan global oleh nonresiden pada kuartal II 2019.

"Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan,
dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Antara lain, ia menyebutkan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang
mencapai 18,9 persen dari total utang pemerintah. Kemudian, sektor
konstruksi 16,4 persen, jasa pendidikan 15,9 persen, administrasi
pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,2 persen, serta jasa
keuangan dan asuransi 14 persen.

Sementara itu, utang swasta tumbuh lebih lambat. Per Juni 2019,
realisasinya tumbuh 11,4 persen secara tahun dibandingkan dengan
pertumbuhan kuartal sebelumnya, sebesar 13,3 persen.
Lihat juga:

 Lima Negara Raksasa Dunia Berisiko Resesi Ekonomi
<https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190815113016-532-421562/lima-negara-raksasa-dunia-berisiko-resesi-ekonomi/>

"Pertumbuhan utang swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran
pinjaman oleh korporasi," imbuh Onny.

ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, industri
pengolahan, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, termasuk udara, serta
sektor tambang dan penggalian. Empat sektor ini mendominasi utang swasta
hingga 76,9 persen.

Secara keseluruhan, rasio utang RI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per
kuartal II 2019 sebesar 36,8 persen. Rasio tersebut diklaim membaik
dibandingkan kuartal I 2019.

"Selain itu, utang RI didominasi oleh ULN jangan panjang dengan pangsa 87
persen dari total ULN," tandasnya

Kirim email ke