Berikut pendapat RR yang sudah laku. Hehehe

  

Ekonomi

Awalnya Ditolak, Kini Saran Rizal Ramli Dijalankan Pemerintah 

9 January 2019 21:14


KBRN, Jakarta : Saran ekonom Indonesia Rizal Ramli terkait penyimpanan
Devisa Hasip Ekspor (DHE) di luar negeri yang semula ditolak ternyata
kini dijalankan pemerintah.

Pemerintah melalui Kemnterian Keuangan yang bekerjasama dengan Bank
Indonesia sepakat untuk sepakat untuk me-‘monitoring’ para eksportir
yang diam-diam menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di luar negeri.

Dengan Sistem informasi Moni­toring Devisa Terintegrasi Seke­tika
(Simodis), Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap program ini mendorong
pelaku ekspor impor menem­patkan DHE di perbankan dalam negeri.

Seperti diketahui, mantan Menteri Ekuin era Gusdur ini sudah pernah
mengusulkan sebuah sistem untuk mendorong para pelaku ekspor
menempatkan DHE ke perbankan dalam negeri.

RR begitu ia disapa menuturkan bahwa usulan tersebut pernah ia
ungkapkan sewaktu rapat Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kala itu, dirinya masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Maritim
dan Sumber Daya.

“Waktu itu saya Menko Maritim gak ada urusan sama ekonomi, tapi saya
usulkan di kabinet dan saya rapatkan dengan Gubernur BI Agus Marto,
Darmin Nasiution dan Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro,” cerita RR
kala itu.

Meski demikian, RR mengaku, bahwa usulannya kala itu ditolak. Padahal
terobosan ini dinilai RR sangat efektif untuk menekan dolar yang
semakin menguat di hadapan rupiah, sehingga memperbaiki kondisi
perekonomian dalam negeri.

RR mengungkapkan usulannya kala itu mendapatkan resistensi dari
sejumlah pihak seperti Gubernur Bank Indonesia Agus Marto. Presiden pun
tidak bergeming dengan terobosan yang digagas oleh RR tersebut.

“Semua pendapatan ekspor Indonesia harus masuk sistem bank dalam negeri
baru dikeluarkan. Dulu Thailand hanya 5 persen pendapatan (DHE)
ekspornya masuk sistem bank dalam negerinya. Tapi sekarang mereka sudah
90 persen,” ungkap RR.

Mantan Menko Maritim ini pun menilai ditolaknya usulan tersebut
lantaran adanya lobi-lobi dari pengusaha yang khawatir dan enggan
meletakkan DHE ke perbankan dalam negeri.

“Saya tahu banyak pengusaha yang tidak mau melakukan itu karena
pendapatan ekspor mereka dimasukan ke bank Singapura dan Hongkong. Yang
dikeluarkan di Indonesia hanya modal kerja atau hanya buat bayar
pegawai,” pungkasnya.





Am 28 Aug 2019 23:38:35 +0000
schrieb "b...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>:

> RR baru jualan pendapatnya dan barangkali ingin jadi Menkeu??? Tetapi
> jualannya belum laku., he, he, he. Bagus Kwik Kian Gie sudah tidak
> buka mulut lagi. 
> 
> ---In GELORA45@yahoogroups.com, <lusi_d@...> wrote :
> 
>  Berikut saya unggah artikel RR sbg pembanding konsep menyelesaikan
>  msl keuangan politik keuangan negara. Nah sekarang bisa dibandingkan
>  masing-masing argumentasi mereka berdua, Sri Mulyani (II) dan Rizal
>  Ramli (IA,B).
>  
>  
>  (IA):
>  
>  Utang Terus Nambah, RR Sindir Menkeu ‘Terbalik’ Pintar Nyenengin
>  Kreditur Asing
>  
>  2019-08-28 by Tio Pirnando
>  
>  telusur.co.id - Ekonom senior Rizal Ramli mengkritik tingginya
> tingkat bunga utang yang dikeluarkan pemerintah selama Sri Mulyani
> Indrawati menjadi Menteri Keuangan.
>  
>  Menurut RR, sapaan karibnya, kebijakan tingkat bunga utang yang
> begitu tinggi telah merugikan rakyat. Bahkan, bunga utang yang
> diberikan lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya rendah
> dibawah Indonesia seperti Vietnam dan Philipina.
>  
>  RR pun menyebut Sri Mulyani Menkeu "terbalik", lantaran di satu sisi
>  kebijakannya itu menguntungkan kreditur asing. Sementara, di sisi
> lain mengorbankan masyarakat yang menanggung bunga utang tersebut.
>  
>  "Kebijakan Menkeu ‘terbalik’ sangat merugikan rakyat Indonesia,
> karena RI berikan yield/bunga utang lebih tinggi dari negara-negara
> yang ratingnya lebih rendah, seperti, Vietnam dan Philipina. Harusnya
> lebih rendah. Kalau begini, kreditur asing yang happy lah," ujar RR,
> Rabu (28/8/19).
>  
>  Mahalnya bunga utang yang diberikan Sri Mulyani kepada kreditur,
>  menurut RR, sudah sejak menjadi Menteri Keuangan era Susilo Bambang
>  Yudhoyono. Kala itu tahun 2006 hingga 2010, Sri Mulyani menerbitkan
>  utang sebesar Rp454,9 triliun dengan yield yang tinggi sehingga
>  menambah beban rakyat hingga Rp199,7 triliun.
>  
>  Sedangkan selama menjadi Menteri Keuangan di pemerintahan Presiden
> Joko Widodo, telah diterbitkan utang sebesar Rp790,7 triliun yang
> merugikan rakyat hingga Rp118 triliun.
>  
>  "Sebagai Menkeu SBY (2006-2010), SMI terbitkan utang Rp454,9 triliun
>  dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat Rp199,7 triliun.
>  Sebagai Menkeu Jokowi (2006-19) @jokowi terbitkan utang Rp790,7
> triliun dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat Rp118
> triliun. Total Menkeu ‘Terbalik’ untungkan kreditor, rugikan rakyat
> Rp317,7 triliun," tulisnya.
>  
>  RR juga membandingkan Sri Mulyani dengan Agus Martowardojo dan
> Bambang Brodjonegoro ketika menjadi Menteri Keuangan yang memberikan
> bunga utang lebih murah.
>  
>  "Ketika pinjam dengan bonds, Menkeu Agus Marto & Bambang Brojo sangat
>  ‘proper’ dengan berikan yield utang lebih murah dari negara-negara
> yang ratingnya lebih rendah seperti Thailand , Philipina. Tetapi
> Menkeu ‘Terbalik’ SMI dan Chatib Basri jusru sebaliknya, terbitkan
> utang mahal yang rugikan rakyat," tandasnya.[Ham]
>  
>  
>  (I,B):
>  
>  Tambah Hutang Negara Rp 790,7 Triliun Adalah Tragedi Sekaligus
> Kriminal 
>  Nusantara RABU, 28 AGUSTUS 2019 , 05:22:00 WIB | LAPORAN: ALEXANDER
>  
>  RMOLBengkulu. Ekonom Senior Rizal Ramli menyebutkan, masyarakat
> banyak yang belum memahami dampak kebijakan Sri Mulyani selama
> menjadi menteri keuangan sangat merugikan rakyat Indonesia. 
>  
>  Sebab, sejak tahun 2016 menjabat Menkeu, Sri Mulyani sudah
> menerbitkan hutang negara sebesar Rp 790,7 triliun.
>  
>  "Kebijakan Menkeu terbalik” sangat merugikan rakyat Indonesia, karena
>  Indonesia memberikan yield/bunga utang lebih tinggi dari
> negara-negara yang ratingnya lebih rendah. Contoh: Vietnam dan
> Philipina. Harusnya lebih rendah," tandas Rizal dalam akun Twitternya
> @RamliRizal, Selasa (27/8).
>  
>  Oleh sebab itu, menurut Rizal, jika Sri Mulyani telah berhasil
>  menyenangkan para kreditor. Di sisi lain, rakyat Indonesia sangat
>  dirugikan dengan penambahan hutang yang selangit itu.
>  
>  "Terbitkan utang 790,7 T dengan yield kemahalan sehingga nambah beban
>  rakyat Rp 118 triliun. Total Menkeu ‘Terbalik’ untungkan kreditor,
> tapi rugikan rakyat Rp 317,7 trilliun. Tambahan beban bunga ratusan
> trilliun tersebut tragedi sekaligus kriminal," tandasnya.
>  
>  Selain itu Rizal Ramli juga menyebut saat jadi Menkeu era Susilo
>  Bambang Yudhoyono, Sri Mulyani menerbitkan hutang negara sebesar
> 454,9 triliun. "Dengan yield kemahalan sehingga nambah beban rakyat
> 199,7 triliun," demikian cuitannya dilansir RMOL.id. [tmc]
>  
>  
>  
>  
>  (II):
>  
>  Am Wed, 28 Aug 2019 14:31:31 +0800
>  schrieb "ChanCT SADAR@... mailto:SADAR@... [GELORA45]"
>  <GELORA45@yahoogroups.com mailto:GELORA45@yahoogroups.com>:
>  
>  > Sri Mulyani: Tingkat Utang RI Termasuk Paling Rendah
>  > 
>  > Reporter:
>  > 
>  > Muhammad Hendartyo
>  > 
>  > Editor:
>  > 
>  > 
>  > Kodrat Setiawan
>  > 
>  > Rabu, 28 Agustus 2019 13:07 WIB
>  > 
>  > Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa
>  > di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian
>  > Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
>  > (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen
>  > terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony HartawanMenteri
>  > Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor
>  > Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan
>  > mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per
>  > 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap
>  > Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan
>  > 
>  > TEMPO.CO, Jakarta - Menteri KeuanganSri Mulyani 
>  > <http://www.tempo.co/tag/sri-mulyani
>  > http://www.tempo.co/tag/sri-mulyani>menyampaikan Pokok-pokok
>  > Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020 kepada
>  > Dewan Perwakilan Rakyat, hari ini, Rabu, 28 Agustus 2019. Dalam
>  > kesempatan itu, dia mengatakan pemerintah akan terus mengelola
>  > utang negara secara efisien, hati-hati, transparan dan akuntabel.
>  > 
>  > "Karena Indonesia pada saat ini dikenal sebagai negara emerging
>  > besar dengan tingkat utang termasuk paling rendah dan defisit
>  > paling rendah, dibanding negara G20, maupun negara-negara emerging
>  > di luar G20 lainnya," kata dia di ruang sidang Badan Anggaran DPR,
>  > Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
>  > 
>  > Dia mengatakan pembiayaan utang pada 2020 akan Rp 351,9 triliun.
>  > Angka itu lebih tinggi dari 2018 yang sebesar Rp 372 triliun, namun
>  > lebih rendah dari perkiraan realisasi atau outlook 2019 yang
>  > sebesar Rp 373,9 triliun.
>  > 
>  > Menurutnya, pengendalian rasio utang dalam batas aman berkisar
>  > 29,4 hingga 30,1 persen PDB untuk mendukung kesinambungan fiskal.
>  > Sedangkan untuk menjaga keseimbangan makro dengan menjaga komposisi
>  > utang domestik dan valas dalam batas terkendali, serta pendalaman
>  > pasar keuangan.
>  > 
>  > Pada 2018, rasio utang per kapita Pemerintah Indonesia adalah
>  > sebesar US$ 1.147 dengan rasio utang per PDB sebesar 30 persen.
>  > Angka itu, menurut Kementerian Keuangan, jauh lebih rendah
>  > dibandingkan Thailand yang US$ 2.928 per kapita dengan rasio utang
>  > 42 persen per PDB.
>  > 
>  > Angka itu juga lebih rendah dari utang Malaysia yang sebesar US$
>  > 5.898 perkapita dengan rasio utang 55 persen per PDB, juga utang
>  > Filipina yang sebesar US$ 1.233 per kapita dengan rasio utang 40
>  > persen per PDB.
>  > 
>  > Dalam Nota Keuangan 16 Agustus, Presiden Joko Widodo atau Jokowi 
>  > menyampaikan asumsi ekonomi makro 2020. Dia mengatakan pertumbuhan 
>  > ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan 
>  > investasi sebagai motor penggerak utamanya.
>  > 
>  > Inflasi, kata dia, akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1
>  > persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Kedua, dia mengatakan
>  > di tengah kondisi eksternal yang masih dibayangi oleh
>  > ketidakpastian, nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran
>  > Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat.
>  > 
>  > ADVERTISEMENT
>  > 
>  > "Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena 
>  > persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi.
>  > Dengan demikian, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berada di
>  > tingkat 5,4 persen," kata Jokowi.
>  > 
>  > Ketiga, harga minyak mentah Indonesia atau ICP, kata dia,
>  > diperkirakan sekitar US$ 65 dolar AS per barel. Dengan sensitivitas
>  > yang tinggi terhadap berbagai
>  > dinamika global, pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak
>  > dan komoditi global.
>  > 
>  > Keempat,Jokowi <http://www.tempo.co/tag/jokowi
>  > http://www.tempo.co/tag/jokowi>mengatakan, melalui optimalisasi
>  > pemanfaatan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi. Target
>  > lifting minyak dan gas bumi pada 2020 diasumsikan masing-masing
>  > sebesar 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari.
>  > 
>  > *HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR*
>  > 
>  > 
>  >   
> 

Kirim email ke